Hijrah Cinta Annisa
Karena Tak semua Kata, Bisa mewakili rasa, Maka biarlah hati ini menentukan Pilihannya, Diantara Suka,Duka, dan Air Mata.
***
Aku yang di tolak oleh calon suamiku, tepat di hari pernikahan kami, demi wanita masa lalu yang tiba tiba datang untuk memintanya kembali.
Namun Disaat Bersamaan Aku dipertemukan dengan jodoh yang tidak ku duga sebelumnya, Meminang ku, dan Menikahi Ku di waktu yang sama.
Ya. Dia Seorang CEO Emran Company, CEO dingin dan Arogan.
Akankah Cinta bersemi diantara kami.
Nantikan Kisahnya hanya di HIJRAH CINTA ANNISA !!!
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nabila.id, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
5. Telepon Pertama
Bukan berbicara dalam bahasa Inggris atau bahasa Arab, Emran justru berbicara menggunakan bahasa Indonesia, dan jelas kalimatnya yang dia ucapkan hanya Annisa saja yang mengetahui artinya.
"Tak kusangka kita akan bertemu lagi Nona bercadar, Kau sungguh lancang, mengusik kehidupan pribadiku, Tapi tidak masalah. Karena Kau telah memulai maka aku yang akan mengakhiri" Ucap Emran dengan tatapan mengarah pada Annisa.
Beberapa karyawan merasa bingung dengan ucapan direktur utama mereka, pasalnya para karyawan di perusahaan tersebut, terbiasa berkomunikasi menggunakan bahasa Inggris atau bahasa Arab.
Setelah terdengar riuh para karyawan yang saling bertanya, kemudian Emran melanjutkan sambutan formalnya menggunakan Bahasa Inggris yang seketika itu dapat di mengerti oleh para karyawan.
Annisa yang seolah mendapatkan ancaman dari Emran pun merasa biasa saja, karena niatnya berada di tempat ini untuk bekerja, bukan mencari perkara, kalau pun toh pada akhirnya Emran akan memecat dirinya, maka Annisa pun sudah sangat siap.
Baginya setiap apa yang kita lakukan, dan setiap apa yang terjadi dalam hidup bukan merupakan suatu kebetulan, melainkan semua sudah di atur oleh yang kuasa.
Semua yang terjadi di dunia ini sudah menjadi ketetapan dari Allah SWT seperti adanya pergantian siang dan malam, adanya alam yang indah, sebaliknya adanya hal-hal yang ditetapkan seperti bencana alam, musibah dan lain sebagainya. Begitu pula adanya perbedaan keadaan manusia, Allah menciptakan manusia dengan bermacam ragam, ada wujud yang sempurna atau kurang sempurna.
Seorang muslim wajib baginya mengimani perkara-perkara yang telah diberikan kepadanya berupa rukun iman. Seorang muslim yang baik bukan hanya mempercayai saja namun jug mengamalkan dari setiap bagian rukun iman yakni: Iman Kepada Allah, Iman Kepada Malaikat, Iman Kepada Kitab-kitab Allah, Iman Kepada Rasul, Iman Kepada Hari Akhir dan Iman Kepada Qodho dan Qodar.
Qodar yakni suatu ketetapan Allah berlaku terhadap segala sesuatu sejak zaman azali serta Qodho adalah pelaksanaan Qodar ketika terjadi.( Syaikh Muhammad bin Ibrahim Al-Hamd)
Rasul SAW berkata:
أَنْ تُؤْمِنَ بِاللهِ وَمَلاَئِكَتِهِ وَكُتُبِهِ وَرُسُلِهِ وَالْيَوْمِ الآخِرِ وَتُؤْمِنَ بِالْقَدَرِ خَيْرِهِ وَشَرِّهِ
Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir, dan kamu beriman kepada qadar yang baik maupun yang buruk. (HR. Muslim )
***
Jam makan siang pun akhirnya tiba, beberapa rekan kerja Annisa telah keluar lebih dulu untuk makan siang, ada yang keluar kantor, namun ada juga yang makan di cafe Kantor tersebut, sementara Annisa memilih membawa bekal dan makan di taman bagian luar kantor.
Duduk pada sebuah gazebo, menikmati kotak makan siangnya.
"Mommy !" Sebuah suara yang seketika membuyarkan lamunan Annisa.
Annisa pun menoleh kearah samping, mencari sosok yang sebelumnya memanggil dirinya.
"Yasmine" Jawab Annisa dengan senyum manis dibalik cadar yang dia kenakan.
Annisa yang telah mengetahui jika direktur utama kantornya merupakan ayah dari Yasmine pun tidak lagi bertanya mengenai tujuan Yasmine berada di tempat tersebut.
Karena sudah pasti kehadiran Yasmine disana, adalah karena sang ayah yang sedang berada di kantor tersebut.
"Mommy makan?" tanya Yasmine dengan melongok kotak makan Annisa.
Annisa menjawab dengan anggukan kepala. "Yasmine mau ?" Ucap Annisa kemudian.
"Mau!" Jawab Yasmine penuh semangat.
Setelahnya Annisa membagi bekal makan siang nya dengan Yasmine, menyuapi gadis kecil tersebut dengan telaten.
Tak jarang Yasmin yang melompat kegirangan setelah mendapatkan sebuah suapan dari Annisa.
Mengusap lembut sudut bibir gadis kecil tersebut yang belepotan dengan makanan yang masuk kedalam mulutnya.
Selain membawa bekal berupa makanan , Annisa juga tidak pernah lupa membawa buah-buahan yang telah dia kupas, dan dia masukkan dalam boks.
Annisa meminta dua pengasuh Yasmine untuk ikut menikmati bekal makan siang itu, keduanya tampak antusias menikmati makanan yang di bawa oleh Annisa.
"Nona Yasmine, Daddy meminta Nona untuk menemui nya" Suara formal seorang laki-laki berperawakan tinggi, dan tegap, wajah tampan juga kulit putih.
"On Amir !" Ucap Yasmine dengan mendongakkan wajahnya. Amir pun tersenyum manis pada gadis kecil tersebut.
"Mommy ikut ya " Pinta Yasmin dengan suara celotehannya.
Annisa pun mengukir sebuah senyum manis di wajahnya, "Tidak bisa sayang, Mommy harus kerja" tolak Annisa dengan suara halus.
Mendapatkan penolakan dari Annisa, seketika membuat Yasmine merasa sedih dan menundukkan wajah sendunya.
"Please Mommy" Pinta Yasmine dengan wajah memelas.
Sejujurnya Annisa tidak tega, namun dia juga tidak bisa begitu saja meninggalkan pekerjaannya.
"Yasmine, Mommy akan menemui Yasmine setelah semua pekerjaan selesai" Ucap Asih yang ikut memberi penjelasan pada nona kecil ya itu.
"Mommy bisa di marahi bos nya kalau tidak kerja" Ucap asih lagi.
Mendengar jika Mommy nya akan di marahi jika tidak bekerja membuat Yasmine paham, dan tidak lagi memaksa Annisa untuk ikut dengannya.
Setelah tenang, Yasmine pun di gendong oleh Amir, sang asisten kepercayaan dari Emran
"Maaf Nona Annisa,Bole saya menyimpan nomor handphone Nona?" Pinta Asih setelah Amir dan Yasmine berlalu.
"Tentu saja mba " Ucap Annisa dengan senyum manis di balik cadar yang dia kenakan.
Setelah mendapatkan apa yang dia inginkan, Asih berlari mengejar rekan kerja juga asisten pribadi bos besarnya yang berjalan sudah cukup jauh.
Begitu juga Annisa yang telah selesai dengan makan siangnya pun bergegas membereskan sisa makanan dan kembali menata boks makan miliknya, kemudian kembali ke kantor dan bersiap untuk kembali pada aktifitas pekerjaannya.
***
Malam hari.
Nopember hingga awal April merupakan musim dingin di Dubai, Suhu berkisar antara 14⁰c sampai 29⁰c , Meski tidak sedingin negara Eropa namun suhu tersebut cukup nyaman bagi kebanyakan orang, karena saat cuaca panas suhu bisa mencapai 41⁰c.
Annisa merasa udara sejuk menerpa kulit luarnya, berjalan menuju apartemen miliknya yang berjarak tidak begitu jauh.
Sepuluh menit perjalanan. akhirnya Annisa telah sampai di Apartemen miliknya.
Malam hari Annisa selalu memanfaatkan waktu luangnya untuk mengerjakan tugas kampus, dan mengirimkannya melalui email.
Musim pandemi seperti ini banyak di gunakan kebanyakan orang untuk work form home dan juga sekolah atau kuliah pun kebanyakan daring.
Begitu juga Annisa, yang hanya akan masuk ke Kampus sesekali saja, ketika ada sesuatu yang perlu dan penting untuk dia lakukan, karena segala sesuatu cukup mudah untuk di akses melalui situs situs media sosial.
Tring Tring tring
Sering telepon yang terdengar oleh pasang telinga Annisa.
Terlihat Panggilan Videocall disana,Annisa bergegas menggeser ikon tanda hijau untuk menyambungkan dengan seseorang di ujung telepon
"Assalamualaikum Ummi, Abi " Sapa Annisa dengan senyum di wajahnya.
"Waalaikumsalam " Ucap Ummi dan Abi Annisa secara bersamaan.
"Nak bagaimana kabarmu?" Tanya Ummi Fatimah pada putrinya. Di sana ada juga Abi Ali yang merupakan Ayah kandung dari Annisa.
"Alhamdulillah Ummi, Annisa Baik-baik saja Mi, Bagaimana kabar ummi dan Abi, Ohya pesantren bagaiman Bi ?" Tanya Anisa kemudian.
"Alhamdulillah kabar kami baik nak" Ucap Abi Ali.
"Kalau pesantren Alhamdulillah tahun ini banyak pendaftar baru dari luar kota" ucap Abi Ali
"Alhamdulillah" Ucap Annisa dengan senyum bahagia.
Setelah cukup mengobrol dan saling bercerita akhirnya Kedua orang tua Annisa menutup teleponnya.
Begitu juga dengan tugas kampus yang Annisa kerjakan juga telah selesai, kini saatnya bagi Annisa untuk tidur, dan kembali bekerja esok hari.
Akhir tahun seperti ini memang menjadi bulan-bulan paling sibuk, tidak terkecuali kantor dimana tempat Annisa bekerja.
Tidak jarang Annisa harus lembur untuk mengejar deadline Pekerjaannya, seperti hari ini dimana dia harus pulang terlambat karena masih ada beberapa pekerjaan.
Tring Tring tring
Belum juga Annisa merebahkan tubuhnya diatas tempat tidur dering telepon kembali berbunyi.
Anisa meraih handphone miliknya yang dia Letakan diatas meja kecil didamping tempat tidur.
"Nomor baru. Sapa ?" gumam Annisa dengan suara lirih
Meski penasaran Annisa tidak lantas mengangkat panggilan tersebut, dan kembali meletakkan handphone miliknya diatas meja, sudah menjadi kebiasaan bagi Annisa melakukan hal tersebut, karena jika itu penting dia setidaknya akan mengulangi panggilannya.
Benar saja setelah handphone miliknya berhenti berdering , tidak lama sebuah panggilan masuk lagi, menampakkan nomor yang sama.
Barulah saat itu Annisa mengangkat panggilan tersebut.
"Assalamualaikum" Ucap Annisa dengan suara datar.
"Mommy !" suara teriakan seorang gadis yang seketika mengagetkan Annisa.
"Yasmine " Ucap Annisa kemudian.
"Mommy kenapa tidak mengangkat panggilan ku tadi " Ucap Yasmin dengan suara sedikit kesal.
"Maafkan Mommy sayang, tadi Mommy sedang di kamar mandi" Kilah Annisa agar gadis kecil di seberang telepon itu tidak bersedih.
"Mommy, Yasmine rindu Mommy" Ucap Yasmine dengan suara celotehan.
"Benarkah ?" tanya Anisa Dengan suara lembut, dan Yasmine pun menganggukkan kepalanya, yang jelas Annisa pun tidak dapat melihatnya.
"Bolehkan Yasmine menemui Mommy lagi besok di kantor" Ucap Yasmine dengan penuh permohonan.
Annisa pun tersenyum di balik sambung telepon tersebut, "Baiklah, tapi Yasmine boleh temui Mommy saat makan siang ya" Pinta Annisa
"Horay !!, Okay Mommy " terdengar suara sorak sorak Yasmine yang kegirangan.
***