NovelToon NovelToon
Reinkarnasi Mafia Kejam

Reinkarnasi Mafia Kejam

Status: sedang berlangsung
Genre:Action / Mafia / Reinkarnasi / Balas Dendam / Identitas Tersembunyi
Popularitas:11.8k
Nilai: 5
Nama Author: ADhistY

'Gagak pembawa bencana' itulah julukan pemimpin klan mafia Killer Crow, Galileo Fernandez, yang terkenal kejam dan tidak pandang bulu dalam membunuh.

Hidupnya dari saat dia kecil dilatih menjadi pembunuh berdarah dingin oleh ayahnya, sehingga menciptakan seorang Leo yang tidak berperasaan.

Suatu hari dia di terjebak oleh musuh bebuyutan dari klan mafianya dan tewas tertembak dikepalanya. Tetapi bukannya pergi ke alam baka, dia justru terbangun kembali ke tubuh seorang anak laki-laki berusia 5 tahun.

Siapakah anak laki-laki itu?, Apakah Leo mampu menjalani hidupnya dan kembali menjadi mafia kejam dan membalaskan dendamnya?

Inilah Kisah tentang Galileo seorang mafia kejam yang bereinkarnasi ke tubuh seorang bocah yang ternyata menyimpan banyak misteri.

Up 1-2 bab perhari (pagi/sore)
jangan lupa dukung author dengan cara like, vote, komen dan rating nya yaa~

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ADhistY, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 17

"Hehh Lo tuli ya gak denger gue ngomong apaan," ucap Kevin songong, dia mengira Max hanya anak orang kaya kelas bawah biasa, karena dia sendiri mengetahui anak anak kelas atas yang ada di kota ini, dan baru kali ini dia melihat wajah Max di kota ini, wajah yang membuat dia kesal entah kenapa.

Melihat sikap Max yang masih acuh padanya membuat Kevin kesal

"Bajingan sialan, beraninya mengabaikan ku," ucapnya dengan melayangkan pukulan tangannya pada Max.

Hap 

Max dengan santai menahan tangan Kevin yang hendak memukul nya dengan mudah. Seisi Kantin terkejut, karena ternyata murid baru tampan itu berani menghadapi Kevin dan antek-anteknya. Galen dan teman temannya juga menatap kejadian itu merasa tertarik.

Max menggenggam tangan Kevin dengan kuat sehingga terdengar suara retak tulang pergelangan tangannya 

Krakkk

"Arghhhh sialan lepaskan" teriak Kevin kesakitan.

Max hanya menatap datar Kevin dan malah menambahkan lebih banyak kekuatan, hingga membuat Kevin berkeringat dingin karena kesakitan. Melihat Kevin berteriak kesakitan, 2 anteknya Rio dan Fellix mencoba menolong Kevin tetapi belum sempat mereka menyerang Max, tendangan kaki panjang Max lebih dulu menumbangkan mereka dengan mudah 

Duakk

Duakk

Brughhh

Mereka terpental beberapa meter dan menabrak meja kantin dengan keras.

Max melepaskan tangan Kevin yang sudah retak parah dan menendangnya kuat.

Duakk

"Arghhhh," teriak Kevin.

"Sshhh tangan gue sakit sialan, liat aja apa yang akan gue lakuin ke Lo nanti," ucapnya menatap tajam Max, dibantu berdiri oleh kedua temannya yang ditendang Max tadi, dan pergi meninggalkan kantin Menuju UKS.

Max kembali duduk tanpa menghiraukan tatapan orang orang disekitarnya, seolah kejadian tadi tidak berarti. Baginya hama seperti orang yang menggangu ketenangannya tadi tidak pantas membuat seorang Pemimpin klan Mafia besar Galileo murka.

Kejadian tadi tidak lepas dari pandangan Galen dan teman temannya. 

"Hebat juga ya si murid pindahan itu berani ngelawan Kevin berandal itu," celetuk Sean.

"Sekali kali si Kevin harus dilawan sih, makin kesini makin ngelunjak soalnya," timpal Samuel menanggapi.

"Bener tuh, yang buat Kevin ngerasa superior itu karena para korban nya nggak bisa apa apa buat ngelawan dia, jadi gitu deh," ujar Nathan.

"Tapi pasti si Kevin bakal ngadu ke orang tuanya habis ini," ucap Sean.

Mereka semua mengangguk, karena itu kebiasaan Kevin jika ada yang berani melawannya di sekolah, benar benar pengecut pikir mereka.

"Eh tapi kalian ngerasa gak sih kalo Max itu bukan murid sembarangan, soalnya gue ngerasa gitu jika Deket dia, liat aja tuh, cuma genggam tangan doang aja udah patah tulang kayak si Kevin," ucap Galen mengeluarkan unek-unek nya.

"Hmm bener sih, gue juga ngerasa aura murid pindahan itu kayak orang bangsawan gak sih," ucap Sean.

"Ck lebay Lo mah," timpal Samuel.

"Cih Lo aja yang gak peka, gak bisa ngerasain aura orang," jawab Sean.

"Ya kan gue bukan dukun yang bisa baca aura orang, Lo sih auranya mistis makanya bisa ngerasain aura orang lain," ucap Samuel.

"lah Itu Lo bisa juga baca aura gue, berarti Lo juga mistis dong," jawab Sean.

Nathan dan Galen hanya mendengus melihat perdebatan kedua temannya itu, lalu memakan makanan mereka masing masing yang sudah dipesan.

Sedangkan di meja lain seorang wanita menatap Max dengan penuh minat

"Bukankah itu pria tampan yang ku temui kemarin?, ternyata dia bersekolah disini juga," gumamnya senang. Dia adalah Viona Xanders putri dari Jordan Xanders mafia paling di segani di negara ini sekarang.

Bel sekolah sudah berbunyi menandakan semua siswa harus kembali ke kelas nya masing-masing.

Max kembali ke kelas setelah mengisi perutnya, saat dia hendak duduk di kursinya, seorang guru menghampiri nya

"Maximilian ikut saya ke ruang BK," ucapnya.

Max terdiam dan langsung berjalan tanpa ragu sedikitpun. Melihat itu Galen sudah menduganya bahwa ini adalah ulah Kevin, Galen khawatir jika nanti Max mendapatkan masalah karena keluarga Kevin, bagaimanapun sekarang Max sudah menjadi teman sebangkunya.

"Semoga saja dia baik baik saja," ucap Galen.

Max berjalan dengan santai menuju ruang BK diantar oleh guru yang tadi menjemput nya ke kelas. Sesampainya di depan pintu ruangan BK Max masuk tanpa mengetuk pintu lebih dulu.

Didalam terdapat Kevin dan orang tuanya serta kepala sekolah dan pak Juan sebagai guru BK. Kepala sekolah dan pak Juan tentu tidak berani mempermasalahkan apa yang dilakukan Max karena mereka tau jika Max adalah putra tunggal pemilik sekolah. Tetapi karena profesionalisme dan permintaan orang tua Kevin selaku donatur di sekolah ini dia harus melakukan pertemuan ini.

"Oh jadi kamu yang sudah membuat tangan anak saya terluka," bentak ibu dari Kevin pada Max.

"Mohon tenangkan emosi anda nyonya Wijaya, kita bicarakan ini baik baik," ucap kepala sekolah menengahi.

"Tidak bisa pak, anak preman ini harus dikasih pelajaran karena telah membuat anak saya terluka parah, minimal dia harus dikeluarkan dari sekolah ini," ucap Seno Wijaya ayah dari Kevin. Kevin menyeringai mendengar itu dan menatap Max penuh kemenangan, siapa suruh murid pindahan baru ini mencari masalah dengannya.

Max hanya diam menatap acuh pertengkaran ini.

"Tenang pak, kita tidak boleh asal membuat keputusan karena kita tidak tau siapa yang bersalah disini," ucap pak Juan pada kedua orang tua Kevin.

"Bersalah apanya?, jelas jelas yang terluka dan korban nya disini adalah anak saya, lihatlah dia baik baik saja seolah tidak merasa bersalah," tunjuk nyonya Wijaya dengan emosi pada Max.

Max menatap dingin nyonya Wijaya karena berani beraninya wanita tua rendahan ini menunjuk wajahnya.

Mereka yang melihat tatapan tajam mata Max tentu saja merasa merinding, bagaimana bisa seorang anak SMA memiliki tatapan tajam seperti itu pikir mereka.

"Kau benar benar tak sopan menatap orang yang lebih tua dengan tatapan seperti itu, apakah kau tidak diajarkan sopan santun oleh orang tuamu?, oh aku tau, pasti sifat preman mu ini adalah turunan dari ibumu yang jalang ya?," ucapnya membuat Max murka.

"Nyonya Wijaya, anda keterlaluan," ujar kepala sekolah.

"Apa kau bilang," ucap Max dengan suara dalamnya, dengan urat lehernya menonjol karena emosi. Sesaat suasana di sana terasa mencekam.

"I-ibumu pasti seorang jalang karena melahirkan anak preman sep-" belum selesai nyonya Wijaya bicara, Max lebih dulu mencekik leher wanita tua itu.

Max tidak akan mempedulikan ucapan hama ini tentangnya tetapi berbeda jika mereka menghina Mama nya Zivanna, seorang wanita yang menyayangi nya dengan tulus, dia tidak akan terima itu.

"Khekk le-paskan..." Rintih nyonya Wijaya meronta.

"Hei lepaskan ibuku sialan," ucap Kevin hendak membantu ibunya tetapi lebih dulu di tendang oleh Max, begitu pun dengan Seno Wijaya.

"Max tenanglah, lepaskan tanganmu dari nyonya Wijaya, jangan gunakan kekerasan oke," ucap Kepala sekolah pada Max. Dia juga tidak habis pikir dengan jalan pikiran nyonya Wijaya ini, bagaimana dia bisa mengatakan hal buruk tentang ibu orang lain di Depan putranya sendiri, tentu saja siapapun akan marah.

Max menatap kepala sekolah dan pak Juan dengan tajam.

"Mereka harus menerima hukuman karena telah beraninya menghina ibuku," ucap Max dingin.

Kepala sekolah menghela nafas kasar, tidak tau bagaimana menghentikan Max sekarang, semoga saja nyonya Zivanna segera sampai kemari, karena dia sudah menelpon nya saat orang tua dari Kevin datang ke sekolah.

"Le-paskan a-aku," ucap nyonya Wijaya terbata bata karena mulai kehabisan oksigen.

Max tidak melepaskannya karena dia memang berniat membunuh wanita paruh baya itu.

"Hei nak, kau akan mendapatkan masalah karena Melakukan ini pada kami. Lepaskan istriku sekarang, mungkin aku akan coba melepaskan mu setelah ini," ucap Seno Wijaya mencoba bernegosiasi karena saat ini dia tidak akan bisa mengalahkan Max, tentu saja itu hanya bualan semata, nyatanya di pikiran nya sedang membuat rencana bagaimana melenyapkan pemuda arogan yang membuat masalah dengannya ini.

Max mengabaikan itu dan kembali menatap nyonya Wijaya dengan tajam

"Beraninya mulut busukmu itu mengatakan hal tidak pantas tentang ibuku, kau jalang sialan harus mati di tanganku," ucap Max yang membuat seisi ruangan itu berkeringat dingin.

.

.

.

.

.

.

1
RJ 💜🐑
penasaran sama kelanjutannya
RJ 💜🐑
aku suka sama gaya nya Max pertahankan
yeay
up lagi Thor🦾
yeay
bgus🤩
yeay
🤩
yeay
bagus
Anonymous
next thor
Anonymous
next
Anonymous
nice🤜
Anonymous
bagus🦾
Anonymous
nice
Anonymous
next
Maman Aja
sip
Maman Aja
up
Bilall
next
Alnezro
mantap
Bilall
up
Ren: nanti malam ku up bab 21, jangan lupa vote nya ya~
total 1 replies
Andi Surandi
gass yg banyak biar menyala....
Maman Aja
sipp
Maman Aja
nice😄
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!