NovelToon NovelToon
9 MONTHS (Perjanjian Pernikahan)

9 MONTHS (Perjanjian Pernikahan)

Status: tamat
Genre:Tamat / Poligami / Hamil di luar nikah / Menikah Karena Anak / Ibu Mertua Kejam
Popularitas:8.1M
Nilai: 4.8
Nama Author: Yutantia 10

Nuri terpaksa menerima perjanjian pernikahan 9 bulan yang ditawarkan Sabda, kerena Dennis, pria yang menghamilinya meninggal dunia. Sabda adalah kakak Dennis dan sudah memiliki istri. 9 bulan itu menjadi masa yang sulit bagi Nuri karena dia selalu mendapatkan intimidasi dari mertuanya dan istri pertama Sabda.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yutantia 10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 13

Sabda tak menyangka jika rasa telur gulung murahan yang dijual digerobak motor bisa seenak ini. Ini pengalaman pertamanya makan makanan pinggir jalan, yang menurutnya tak higinies.

Sabda memang berbeda dengan Dennis, dia lebih kaku dan kurang bergaul. Mungkin karena didikan ayahnya yang menuntutnya untuk menjadi penerusnya. Sejak kecil, hidupnya hanya belajar dan belajar. Dia tak pernah pergi ketempat tempat seperti ini atau makan jajanan pinggir jalan. Berbeda dengan Dennis, hidupnya lebih longgar, apalagi sejak ayahnya meninggal, Dennis makin tak karuan, bahkan sering tak pulang.

"Gimana rasanya?" tanya Nuri.

"Lumayan." Sabda mengambil lagi satu tusuk yang ada diplastik.

"Lumayan enak apa lumayan gak enak?"

"Lumayan enak, dasar bawel."

Nuri cekikikan dikatakan bawel. Keduanya lalu lanjut makan hingga Sabda mengambil tusuk terakhir yang ada didalam plastik.

"Kak Sabda, itu jatahku," rengek Nuri sambil menatap telur gulung terakhirnya. Dia masih belum puas makan makanan itu.

"Tak bisa begitu, siapa cepat, dia dapat." Sabda langsung menggigitnya tanpa rasa bersalah.

Tak terima, Nuri merebut telur gulung yang tinggal setengah itu lalu memakanya. Tak pelak Sabda langsung melotot. Telur itu bekas gigitannya, tapi Nuri tampak tak jijik sama sekali.

"Emm....enak sekali. Mungkin seperti ini sensasi rasa makan makanan terakhir, nikmat." Nuri lanjut mengunyah makanannya. Mengabaikan Sabda yang masih menatap tak percaya kearahnya.

Tak sengaja, mata Nuri melihat kearah penjual minuman boba. Air matanyanya meleleh, dia teringat Dennis yang selalu membelikannya boba setiap kali mereka kesini. Nuri mengusap perutnya, dimana ada Dennis kecil disana.

"Kau teringat Dennis?" Sabda bisa menebaknya.

Nuri hanya mengangguk sambil menyeka air mata yang terus turun. "Dulu, hampir setiap akhir pekan, kami main kesini."

Sabda memegang kedua bahu Nuri lalu membuat wanita itu menghadap kearahnya. Menggunakan kedua jari jempolnya, dia menyeka air mata Nuri. "Kalau tak keberatan, bisakah kau cerita sedikit tentang masa lalumu dengan Dennis. Aku juga sedang merindukannya."

Setelah kepergian Dennis, Sabda sering merasa menyesal. Mereka hanya 2 bersaudara, tapi karena sibuk kerja, dia mengabaikan adiknya. Sama sekali tak pernah menghabiskan waktu bersama untuk sekedar mengobrol dari hati ke hati.

"Biasanya disana ada penjual seblak." Nuri menunjuk ketempat kosong yang biasanya ditempati penjual seblak. Mungkin malam ini, penjualnya sedang libur sehingga tempat itu kosong. "Aku selalu membeli itu saat kesini. Dan aku yang bandel, selalu beli level pedas gila meski tahu punya penyakit lambung. Dan Dennis, pria itu akan langsung berlari untuk membelikanku boba coklat saat melihatku kepedasan. Dan Kakak tahu apa yang terjadi selanjutnya?"

"Apa?" Sabda tampak penasaran.

Nuri tersenyum ketika teringat kenangan manisnya bersama Dennis. "Dia akan mengomeliku panjang lebar. Ya, dia secerewet itu, dan aku sama sekali tak marah. Karena menurutku, itu bentuk perhatiannya padaku. Dan Dennis, dia pasti hanya membeli 1 cup boba. Bergantian minum dari sedotan yang sama denganku. Dia selalu bilang, jika minum dari bekas bibirku, rasanya lebih enak." Nuri tersenyum sekaligus menitikkan air mata. "Dan aku yang polos, percaya saja dengan semua gombalannya."

Sabda merangkul Nuri, membawa kepalanya untuk bersandar didada.

"Dan yang paling menyebalkan, Dennis yang memang jahil itu, sering tiba tiba mencuri ciumanku setelah minum boba. Bisa dipastikan, setelah itu ganti aku yang akan mengomelinya karena dia tak tahu tempat." Nuri benar banar merindukan pria itu saat ini.

"Aku tak mengira jika Dennis yang kelihatannya pendiam dan cuek saat dirumah, bisa bersikap seperti itu padamu." Sabda seperti baru tahu sisi lain Dennis.

"Dan satu lagi. Dennis suka sekali main game online. Dan posisi terfavoritnya untuk bermain, adalah meletakkan kepalanya dipangkuanku. Dia selalu bilang jika aku membawa keberuntungan. Dia selalu menang saat diposisi itu. Konyol bukan? Dan lagi lagi, aku yang bodoh ini malah merasa tersanjung dengan kata kata manisnya. Dia memperlakukanku seperti ratu, tapi anehnya saat aku hamil, dia malah... Ah sudahlah, aku tak mau membicarakan kejelekan orang yang sudah tiada."

Sabda menegakkan badan Nuri lalu beranjak dari duduknya. "Tunggu sebentar." Dia pergi setelah mengatakannya.

Beberapa menit kemudian, Sabda kembali dengan satu cup boba coklat ditangan. "Semoga ini bisa mengurangi rasa rindumu pada Dennis." Sabda menyodorkan boba ditangannya kearah Nuri.

Nuri tak mengira jika Sabda akan melakukan ini padanya. Dia meraih cup boba tersebut dan langsung meminumnya.

"Apa aku boleh minta ijin keluar besok? Aku ingin mengunjungi makam Dennis."

"Tentu saja. Besok biar supir yang mengantarmu kesana." Sabda kembali duduk disebelah Nuri. Dia menelan ludah melihat Nuri yang sangat menikmati bobanya. Tanpa pikir panjang, langsung dia tarik boba ditangan Nuri lalu menyedottnya.

Nuri tercengang. Rasanya tak percaya Sabda melakukan itu. Meminum dari sedotan bekas bibirnya.

"Sepertinya Dennis tak bohong. Enak sekali minum dari bekas bibirmu."

Sekali lagi, Nuri dibuat kaget dengan ucapan Sabda. Tapi melebihi itu semua, ada kejutan yang lebih mengagetkan. Sabda tiba-tiba menciumnya.

Mata Nuri terbeliak lebar dan jantungnya seperti mau copot mendapatkan ciuman dadakan tersebut. Beruntung sudah terlalu larut hingga tak ada anak kecil yang akan melihat adegan dewasa itu.

Nuri langsung menunduk setelah ciuman itu berakhir. Dia sangat malu sekali. Semoga saja Sabda tak mengiranya murahan karena diam saja saat dicium. Dia menyentuh bibirnya, masih bisa ingat seperti apa rasa bibir Sabda saat menyentuh bibirnya tadi.

Sabda, dia tak kalah canggung. Dia juga bingung kenapa tiba tiba mencium Nuri. Tak seharusnya dia melakukan itu meski status meraka suami istri. Secara tidak langsung, dia sudah mengkhianati Fasya.

"A, ayo kita pulang," ujar Sabda. Dia merasakan tubuhnya panas. Tidak, mereka tak boleh berduaan lebih lama lagi.

1
Ela Anjani
awal kehancuran Fasya kalau dia menerima ide Ringgo, karena begitu dia hamil maka suaminya akan tau kalau dia selingkuh, karena suaminya lah yang mandul
Puput Firdianti Yuzquin
Luar biasa
Wesley Cherrylava
Menangis aku Thor membayangkan ilusi suara keluarga Sabda hadir dihari pernikahannya/Cry//Cry//Cry/
Siti Sopiah
ehhh mertua sama menantu sama seperti iblis
Siti Sopiah
dasar mertua kurang ajar.tunggu pembalasanmu nenek lampir
Siti Sopiah
dasar mertua kurang ajar.tunggu pembalasanmu nenek lampir
rehanul karim
Kecewa
rehanul karim
Buruk
Milala Bre Karo
Kecewa
Milala Bre Karo
Buruk
Milala Bre Karo
Kecewa
Milala Bre Karo
Buruk
Yati Maryati
terima kasih Thor cerita nya keren banget
yutantia 10: Sama sama kak. Jangan lupa baca karya saya yang lainnya juga
total 1 replies
Diana Tampinongkol
Luar biasa
Yati Maryati
tenang nuri kamu dijaga dan tidak akan kekurangan uang
Yati Maryati
Luar biasa
CATHANNARANNERAA
Lumayan
CATHANNARANNERAA
Luar biasa
Debby Simangunsong
Bagus
Debby Simangunsong
Pergilah dari rumah itu,lebih baik km sendiri membesarkan anakmu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!