Empat Sekawan

Allena menggeliat kecil , tangan nya meraba perut nya yang terasa sesak.

"Neo"gumamnya ternyata itu kepala Neo,

ia mengusap nya pelan, mata nya kembali terpejam.

Zevan yang sudah terbangun mengulum senyum nya menatap Neo dan allena yang masih tertidur,

kemarin mereka cukup sibuk mungkin Allena kelelahan, jadi zevan membiarkan keduanya tidur.

"zev" panggil Sean yang sedang duduk di balkon, menikmati segar nya udara pagi,

langkah kaki zevan mendekat ke arah Sean, kedua nya duduk , di meja ada berbagai cemilan dan susu hangat.

"jangan sedih terlalu lama zev, Lo juga harus hibur papa Lo," ucap nya bibir nya menyeruput susu coklat hangat,

zevan mengangguk tau, mama nya akan ia kenang selalu di hati , memang sudah kodrat nya manusia , ada yang hidup ada yang mati, ada pertemuan pasti ada perpisahan.

"gue liat di grub , besok ambil surat pelulusan," bibir Sean kembali mengucap.

"iya , gue ke Sono , bentar dong kan?" tanya zevan, sebenar nya ia malas keluar.

"aaaakh"jerit Allena , Sean dan zevan sontak langsung berlari ke dalam,

melihat Allena yang duduk di kasur menjambak kasar rambut Neo,

"rasain , rasain Lo"umpatnya kasar,

zevan segera menarik lembut tangan Allena dan Sean yang memegang rambut Neo, Neo sudah meringis mata nya ber kaca kaca.

Di genggaman tangan Allena ada beberapa helai rambut Neo,sangking kuat nya jambakannya tadi.

"kenapa lagi si ?" geram Sean, menatap keduanya ,

"Neo tuh , gigit perut aku,"adu Allena ,

sedang enak enak nya tidur , perut nya malah di gigit suneo.

tuk!

kening Neo di sentil zevan ,"hobi banget Lo gigit lea, gue cabut semua gigi Lo mau?" sentak nya , Neo menggeleng tidak mau.

kan nggak lucu masih muda giginya udah ompong .

"udah , sarapan yuk , minum susu," ajak Sean mengangkat tubuh Allena. Di gendong nya seperti koala ,

Neo yang mendengar kata susu sontak berbinar , ia melompat dan mengejar Sean ke luar balkon,

"lucu banget emang Lo lea, gue juga pengen gigit kalo gak sabaran banget mah."batin zevan tersenyum.

Sean mendudukan Allena di kursi balkon , ada 4 kursi di sana dengan meja bulat bundar,

"minum susu nya , biar cepet gede."ucap Sean mengacak rambut Allena.

"udah gede ini" jawab nya cemberut,

"yayang Ale, mau dong,," ucap Neo , mendekati Allena ,

Allena menatap horor ke arah Neo, geli mendengar nada bicara Neo.

"mau gue kasih susu wewe gombel"ucap nya sengit,

sontak Sean dan zevan terkikik geli , apalagi wajah Neo langsung cemberut lucu.

Harus nya mereka hari ini sekolah , meskipun tidak belajar. Tapi mereka memilih libur menemani zevan,

"makan yu ke bawah , gue laper," ajak zevan,

"iya lah laper dari kemaren Lo gak makan apa apa ," balas Sean, mereka semua berjalan dan turun ke bawah untuk makan.

Di bawah , papa Zain sedang duduk melamun di sopa , zevan berjalan menghampiri papa nya ,

"pa , udah makan?" tanya zevan, melihat wajah sendu papa nya, ia ikut duduk di samping papanya.

Papa nya menoleh dan tersenyum , ia merangkul anak semata wayangnya.

"belum , nunggu kamu," jawab nya , mengusap kepala zevan, bagi papa nya zevan masih anak kecil yang lucu .

Allena ikut duduk di samping papa Zain , dengan manja nya ia memeluk papa zevan.

"paaa, makin ganteng aja" seru nya bergelayut manja di tangan papa zevan.

Sean zevan dan Neo yang melihat itu mendelik sinis ,"loh iya dong , kalo cantik berarti papa cewe," balasnya terkekeh.

Allena tergelak mendengar jawaban itu.

"ayo makan pa, hati hati di gombalin Allena bikin eneg dan mual mual nanti nafsu makan papa hilang." ucap Sean ketus .

allena menatap sengit Sean yang berdiri di belakang sopa, berdiri melotot.

"awas Lo," tunjuk Alena , Sean malah meledek nya ,

terjadi lah kejar kejaran antara keduanya , Allena tak terima di ledek oleh Sean,

"sini Lo Sean ," berlari kecil mengejar Sean , berkali kali Sean menghindari allena dan meledek terus menerus,

zevan , Neo dan papa yang melihat nya tertawa lucu ,

mereka bertiga jalan ke ruang makan , melihat Sean yang sedang di cubiti oleh Allena,

"rasain , rasain, nyebelin," cubitan kecil Allena berikan di perut sixpack Sean, Sean tertawa geli bukan sakit , cubitan Allena seperti menggelitik perutnya.

Neo mengangkat tubuh Allena , mendudukan nya di kursi makan.

"makan le, badan Lo makin pendek ntar kalo gak makan ,"ucap nya tanpa rasa berdosa.

Allena mendelik , "kenapa pada nyebelin sih, jadi cowo nyebelin banget."dengus nya , mulai menyuapi makanan ke mulut nya.

Mereka semua hanya tersenyum mendengar ocehan Allena ,

tubuh Allena memang kecil, tingginya hanya 160cm saja , berbeda dengan Sean yang tingginya 180cm , Neo 178 cm, zevan 179 cm.

"pagi cucu ku sayang," semua mata menatap nenek zevan yang berjalan ke arah zevan, dan mencium pipi zevan,

Allena sontak meringis geli, melihat bibir keriput nenek lampir yang berwarna merah menyala,

zevan mengusap kasar pipinya , bukan nya marah nenek nya justru tertawa..

"siang ikut nenek ya, nenek mau kenalin kamu sama cucu temen nenek," ucap nya duduk di kursi makan yang masih kosong..

Sean dan Neo malas mendengar ocehan wanita tua itu, keduanya beranjak pergi karna makanan mereka sudah habis , di bawa nya Allena oleh keduanya , lebih tepatnya di gendong paksa oleh Neo,

di meja makan tersisa zevan , papa Zain dan nenek nya.

"gak usah ganggu ketenangan hidup aku, jangan sok Deket , hubungan kita gak sedeket itu," pelan tapi omongan zevan begitu menusuk,

papa nya diam menemani, tatapan matanya menatap ibu tirinya sinis.

"gak masalah , ini kebaikan buat kamu zev, hidup kamu akan terjamin kalo nikah sama dia," ucap nya mengulas senyum , zevan yang melihat itu mengetatkan rahang nya .

"hidup aku udah terjamin kalo nenek lupa, tanpa nenek kakek ,papa masih bisa menghidupi aku, urusi saja kehidupan nenek itu. Oh ya jangan pernah ganggu aku dan papa,!" ucap nya bangkit berdiri,

"satu lagi, jangan pernah datang ke sini lagi, kembali lah seperti semula, aku gak butuh nenek." sambung nya lalu pergi meninggalkan ruang makan,

papa Zain tersenyum meledek , pantas zevan membenci nenek nya , nenek tiri lebih tepatnya. Dulu nenek nya sangat membenci mama Safira, beliau pernah menjebak mama dengan memasukan obat perangsang di minuman mamanya , untung papa nya cepat datang kalau tidak zevan tidak tau apa yang akan terjadi dengan mama nya , yang saat itu sudah di gerayangi dua orang lelaki suruhan neneknya.

"pergi, jangan pernah tampakkan wajah anda di sini lagi," ucap papa Zain, meninggalkan ruang makan,

nenek yang di tinggal mengepalkan tangannya , "gimana pun cara nya ,aku harus bisa jadikan Zain dan zevan boneka ku, sama seperti tua Bangka itu."ujar nya tersenyum sinis.

****

See you ❤️