Andini hanyalah seorang gadis kecil yang tak kenal lelah bekerja untuk menafkahi keluarganya. Namun, hidupnya berubah menjadi mimpi buruk ketika pengorbanannya dikhianati oleh adiknya, Yogi, yang tega menjualnya kepada teman-temannya untuk keuntungan kotor.
Andini putus asa! Akhirnya, ia memilih langkah ekstrem - ia menemui seorang dukun legendaris yang dikenal sakti, dicari banyak orang karena kekuatannya. Dengan bantuan sang dukun, Andini memasang susuk genderuwo, sebuah kekuatan mistis yang menjamin dia tetap perawan dan mengeluarkan darah setiap kali berhubungan intim dengan kliennya.
Kekuatan mistis itu tidak gratis! Andini harus menumbalkan nyawa demi nyawa agar kekuatan susuk genderuwo tidak musnah. Kehidupan Andini berubah, kaya raya tak terkira tapi penuh kekuatan gelap yang mengerikan.
Namun, seiring kekuatan gelap itu semakin menguasai hidupnya, Andini dihadapkan pada pilihan berbahaya: akankah ia menyerahkan jiwanya sepenuhnya kepada kekuatan terkutuk ini, atau menemukan cara untuk melawan sebelum semuanya terlambat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 11. Mobil baru
Waktu terus berjalan tahun berganti tahun dan ini sudah tahun ketiga Andini memakai susuk genderuwo, semua nya berjalan baik dan hidup nya juga sangat meningkat pesat setelah memakai susuk ini, tidak ada sedikit pun rasa penyesalan di hati nya sekarang. justru Andini sangat senang karena dia juga bisa balas dendam pada rombongan pemuda yang sudah merudal nya paksa karena dia di jual oleh Yogi adik nya, satu persatu dari mereka semua sudah mati, tiga dari mereka sudah Andini jadikan tumbal. tersisa empat lagi termasuk Yogi, dia sengaja menyisakan Yogi untuk yang terakhir karena dia masih mempertimbangkan dulu, ada keraguan di hati Andini karena dia memang sangat baik.
"Sekolah yang bener ya, Sa." Andini di salimi oleh adik nya yang sudah kelas satu SMA.
Baru naik tahun ini dan Salsa menekuni sekolah nya dengan benar, Andini berulang kali mengatakan kepada nya agar jangan sampai putus sekolah apa pun yang sudah terjadi, pokok nya Salsa harus jadi orang sukses dan menjadi wanita baik baik. Andini tidak mau bila Salsa meniru jejak nya sebagai pelacur dan meniru jejak Yogi sebagai pria yang tak bertanggung jawab, setidak nya memang harus ada satu yang berhasil menjadi orang sukses agar keluarga mereka bisa senang dan bahagia.
"Nanti malam Mbak Rita akan menemani kalian ya." pesan Andini.
"Kakak lama kah keluar kota nya?" tanya Salsa.
"Tiga hari saja, setelah itu pulang dan bersama kalian lagi." jawab Andini.
"Baik lah, hati hati ya." Salsa segera pergi mengendarai motor.
Bila dulu dia jalan kaki yang jarak nya sangat jauh, kini Salsa sudah punya motor walau bekas nya Andini karena dia sekarang sudah beli mobil bagus. semua nya memang sudah bisa terbeli oleh Andini, rumah pun sangat besar dan desain nya mengalahkan orang kaya di kampung ini.
Meli yang tetangga dekat rumah menjadi sangat panas di buat nya, dia yang sebegai istri muda nya Juragan Mus saja tak ada di buatkan rumah sebesar itu, rasa iri dalam hati nya kian besar karena di ingin punya rumah seperti punya Andini. padahal rumah nya yang sekarang itu sudah bagus, dasar nya Meli saja yang penuh iri dengki bila melihat teman nya hidup enak.
"Mbak, nanti malam bisa kan menemani Salsa dan Ibu?" tanya Andini ingin memastikan ketika Rita dan Reni lewat.
"Bisa lah, kan kamu sudah bilang dari tiga hari yang lalu." jawab Rita.
"Jarang sekali kau kelihatan, Andini." Reni memang jarang bertemu gadis ini.
"Organ nya Bang Yakub laku keras, Kak! jadi aku jarang sekali di rumah, ini saja ada cateran untuk tiga hari." jawab Andini.
"Alhamdulilah, semoga berkah untuk keluarga." Reni berkata senang.
Memang orang yang hati nya penuh dengan rasa. Iri itu hanya Meli saja, bahkan dia segera bergegas mendatangi mereka yang sedang kumpul karena dia ingin mendengar ucapan yang keluar dari mulut nya Andini. siapa pun yang hidup nya lebih enak dari dia pasti akan sangat di iri memang luar biasa sekali manusia satu ini sifat iri dengki nya, itu tidak akan bisa sembuh sebelum dia mati, karena memang sudah jadi darah daging yang tidak bisa di pisahkan.
"Enak ya mendadak jadi orang kaya, tapi kok tidak pernah mengadakan syukuran?" Meli melipat tangan.
"Syukuran apa yang kau bicarakan ini, Meli?!" sentak Rita.
"Nama nya juga punya rumah baru, ya kan harus nya baca doa." sindir Meli.
"Kau saja yang dapat rumah baru dari suami orang juga tak pernah baca doa." Reni balas menyindir.
Tampak pula gelang emas di tangan nya Andini yang sangat besar itu, membuat mata Meli kian silau melihat nya dan rasa iri kian meronta ronta karena ingin punya juga yang seperti itu. pokok nya nanti dia akan bicara dengan suami nya, agar di belikan gelang yang bentuk nya sama.
"Jangan jangan kau pakai pesugihan ya, Andini?!" tuduh Meli.
"Iya! nanti kau adalah tumbal pertama nya, siap siap saja kau ya." jawab Andini.
Rita dan Reni tertawa mendengar jawaban nya Andini barusan, mereka senang melihat ekspresi nya Meli yang jadi sangat pucat karena takut di jadikan tumbal beneran oleh tetangga nya ini.
"Apa lagi kau sibuk mengatai ku, nanti ku suruh setan pesugihan ku merobek mulut mu dulu." ancam Andini.
"Kalian lihat lah, dia ini ku rasa memang ada pesugihan nya!" pekik Meli.
"Apa sih kau ini? maka nya jangan kebanyakan nonton film horor, lebih baik kau menonton azab perebut suami orang!" sengit Rita.
Kalah telak rasa nya Meli karena di lawan oleh mereka bertiga ini, padahal niat nya mau memojokan Andini agar tak ada yang mau berteman dengan nya lagi, namun malah di serang begitu oleh mereka sehingga Meli pun memutuskan untuk pergi saja dari pada menahan malu.
"Aku pulang dulu ya, kayak nya nanti sepupu ku mau datang." pamit Reni.
"Dari mana sepupu mu, Ren?" tanya Rita.
"Kampung ujung, dia mau melihat kebun kelapa nya Pak Desa." jawab Reni.
"Jam berapa dia datang, Kak? kalau sempat ayo jalan sebentar sama aku, anggap traktiran mobil baru." ajak Andini.
"Boleh lah kalau sekarang, dia datang nya nanti sekitar jam tiga atau dua sih." sahut Reni.
"Aku ganti baju dulu lah, tunggu ya." Rita juga bersorak senang.
Akhir nya mereka bertiga pun pergi untuk jalan sebentar karena Andini ingin mentraktir mereka, Bu Semah ada Yogi di rumah sehingga aman untuk di tinggal. satu hal yang bisa di bangga kan dati Yogi ialah, dia mau mengurus Ibu nya yang sedang sakit itu sehingga bila di tinggal berdua tak akan ada rasa cemas di hati Andini karena Bu Semah pasti di urus oleh putra kesayangan nya yang selalu di bela itu.
"Dari mana kamu belajar nyetir, An?" tanya Rita penasaran.
"Lah kemarin yang kursus itu kan aku belajar to, Mbak." sahut Andini.
"Oh yang sering ada mobil pelan pelan itu ya." Reni malahan yang ingat.
"Iya, dua bulan aku kursus dan baru beli mobil ini." jawab Andini.
"Alhamdulilah penghasilan mu makin besar ya, An." ujar Rita.
"Kan aku juga buka kerja sampingan, menjual baju baju itu dan juga jual kosmetik jadi alhamdulilah." angguk Andini.
Mereka percaya saja bahwa jadi biduan dan jual baju serta kosmetik uang nya bisa sebanyak ini, namun mau bagai mana lagi bila tidak percaya karena memang mereka tak tahu bahwa Andini jual diri.
Kasar sm ibu jg dosa, ga kasar koq makin keterlaluan kelakuan Ibu Semah