Karena takut dikeluarkan dari sekolah dan dicabut beasiswanya, Dara terpaksa menyembunyikan kehamilan dan melahirkan bayinya di sekolah.
Dara tidak sendirian tapi dibantu oleh ayah sang bayi dan anggota geng motornya. Bisakah mereka menyembunyikan dan membesarkan bayi itu sampai mereka semua lulus sekolah?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DHEVIS JUWITA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mulai Luluh
"Galang?" panggil dokter Lala pada pemuda yang baru masuk ke ruang prakteknya.
Atensinya lalu mengarah pada Dara yang wajahnya tampak pucat.
"Apa yang terjadi?" tanyanya.
"Tolong periksa kekasihku, dia hamil sekitar empat bulan," ucap Galang.
Sebenarnya dokter Lala merasa terkejut mendengarnya tapi dia harus segera memeriksa Dara karena kode etiknya sebagai dokter.
Dokter Lala meminta Galang keluar dulu dan dia meminta asistennya untuk membantunya.
Seharusnya Galang membawa Dara ke rumah sakit tapi mengingat pemuda itu yang masih pelajar pasti ini hamil karena kecelakaan.
"Kita harus pasang selang infus," ucap dokter Lala.
Dara harus mendapat penanganan dengan cepat dan beruntung kandungannya bisa terselamatkan.
Dalam hati gadis itu sudah berharap kalau tidak apa-apa jika bayinya ingin pergi, sepertinya semua keadaan akan kembali seperti semula.
Namun, takdir Dara memang harus mengandung di usia sekolah.
"Dia mengalami pendarahan karena setres dan perkembangan janinnya tidak sesuai usia kehamilannya," ucap dokter Lala pada Galang.
"Bagaimana keadaan ibunya?" tanya Galang, sedari tadi dia mencemaskan keadaan Dara.
"Dia harus beristirahat dan bayi itu sangat sensitif, walaupun masih berbentuk janin bisa merasakan apa yang dirasakan ibunya. Mungkin karena ibunya ingin janinnya bersembunyi jadi bayi itu mengikuti permintaan ibunya," dokter Lala tidak akan berkata lebih jauh dulu karena emosi Galang pasti masih belum stabil. "Kalian boleh bermalam di sini, kalau kondisi kekasihmu membaik besok kalian boleh pulang!"
Galang tidak membalas apa-apa lagi, dia ingin melihat keadaan Dara yang lemah.
Semalaman Galang menggenggam tangan kurus Dara, dia sangat menyesal dengan semua yang terjadi.
Ketika Galang ingin memejamkan mata, dia merasa tangan Dara ditarik menjauh, ternyata Dara sudah sadar.
Gadis itu memiringkan badan dan memunggungi Galang.
"Keluarlah, ini semua terjadi karena kau!" Dara berkata dengan nada lemah.
"Dara..." Galang ingin menyentuh pundak kekasihnya itu tapi Dara langsung menangis.
"Jangan sentuh aku!" tolak Dara.
"Kenapa kau tega melakukan ini padaku? Apa aku harus kehilangan segalanya dulu, baru kau puas?"
"Kenapa kau mengguncang hidupku seperti ini?"
"Kau tidak akan mengerti dengan penderitaan yang kualami!"
Dara meluapkan emosinya dengan terus menangis sampai sesegukan.
Dan Galang membiarkan itu sampai dia perlahan naik ke bed pasien lalu memeluk Dara dari belakang.
"Maafkan aku, aku yang salah," ucapnya.
Galang mencoba membalik tubuh Dara supaya dia bisa melihat wajah gadis itu.
"Katanya menangis seperti ini tidak baik untuk kondisi bayi dalam kandungan," ucap Galang seraya menghapus air mata Dara.
"Itu karena aku sangat membencimu, kau sangat egois pokoknya aku benci!" Dara berusaha memukul dada pemuda itu.
"Benci saja aku daripada kau mendiamkan aku seperti sebelumnya, itu saja sudah cukup!" Galang mengecup tangan Dara dengan lembut. "Dara, aku ingin bersamamu. Aku ingin selalu berada di sisimu, aku bahkan tidak pernah berfikir untuk mengakhiri hubunganku denganmu!"
"Aku akan mempertaruhkan hidupku hanya untukmu dan bayi kita, aku berjanji akan menjaganya. Jadi, biarkan aku bertanggung jawab untuk semuanya!"
Dara mulai luluh, emosinya turun, dia membalas tatapan mata Galang padanya. "Aku hanya ingin lulus sekolah dan menggapai mimpiku!"
"Aku akan mengabulkannya jadi jangan minta aku untuk pergi lagi," balas Galang meyakinkan.
Perlahan tangan Dara membalas pelukan Galang, sekuat apapun dia membenci pemuda itu tapi rasa cintanya jauh lebih besar.