Merebut Cintamu

Sofi tidak lama berbincang dengan mereka . Suaminya membawanya ke kamar untuk beristirahat. Arleta menggunakan kesempatan itu untuk pamit pulang. Selain dia ingin santai di kamarnya dia juga tidak mau menyita waktu Restandi lebihlama. Jagoannya itu sosok yang dibutuhkan di rumah sakit.

"Kamu tumben ingin cepat pulang". tanya Restandi pada Arleta pada saat mengantarnya pulang.

"Iya aku ingin santai di rumah, kamu juga perlu istirahat kan?". jawab Arleta manis. Restandi tidak berkata apa-apa. Dianggapnya tunangannya ini perhatian akan dirinya.

"Aku sebenarnya bosan Rest". Arleta merasa penat dengan urusan orang-orang di sekitarnya.

"Bosan sama aku atau bosan apa nih?". Rstandi mengganggunya.

"Aku butuh liburan sepertinya". Arleta pikir mungkin itu bisa mengobati kebosanan dan kepenatannya.

"Wah untuk waktu dekat ini rasanya ga mungkin. Tapi lihat nanti ya". Restandi tidak ingin mengecewakan Arleta. Untuk sementara Arleta menyibukkan dirinya dengan persiapan pertunangan Revita. Pertunangan itu diadakan secara sederhana di rumah keluarga Monta. Namun undangan untuk keluarga lumayan banyak karena keduanya memiliki keluarga besar. Arleta membantu Revita menyiapkan baju pertunangannya. Revita ingin menggunakan kebaya maka mereka mencari kebaya yang cocok dengan keinginan Revita. Mereka memilih kebaya di satu butik yang sering mereka datangi. Revita memilih kebaya warna Salem dengan hiasan mutiara. Kainnya juga dipilihnya bernuansa sama. Arleta sendiri jatuh hati pada blus brokat warna biru pastel dengan Payet silver yang tidak begitu ramai. Blus itu menggunakan resleting di belakangnya yang memudahkan Arleta mengenakannya.

Kevin merasa frustasi. Kesibukannya di kantor membuatnya lelah dan seperti tidak punya waktu. Kalau saja dia tidak berjanji pada papanya dia pasti masih punya waktu untuk mengejar Arleta yang di rindukannya. Dia tau banyak pekerjaan yang dilimpahkan papanya, entah karena dia punya kemampuan atau papanya ingin dia tetap sibuk. Walau begitu dia tetap bisa menyelesaikan dengan baik, meskipun kelelahan. Pertunangan Revita hal yang di tunggu Kevin. Dia tau Arleta terlibat di dalamnya. Dan dia sangat ingin melihat Arleta.....di rumahnya.

Kesibukan yang dilakukan Arleta bersama Revita cukup menghilangkan kebosanannya. Hingga hari pertunangan tiba. Restandi sudah menjemput untuk ke acara pertunangan. Namun dia hanya mengantar Arleta karena ada operasi yang mendadak harus dilakukan. Restandi senang melihat Arleta begitu cantik malam ini. Sayangnya dia tidak bisa mendampinginya terus.

"Arleta kamu ikut aku saja ya ke rumah sakit". kata Restandi merayu. Walau tau Arleta tidak akan mau. Hari ini pertunangan sahabatnya pasti dia ingin hadir.

"Ga mau nanti katanya aku tebar pesona sama dokter-dokter di sana". jawab Arleta.

"Itu tidak akan terjadi. Aku akan menyimpanmu di ruang kerjaku jadi tidak ada yang akan melihatmu selain aku". Restandi nekat dengan argumennya.

"Jadi aku harus duduk manis sambil menantimu selesai operasi". kata Arleta dengan wajah tidak percaya jika Restandi bisa memiliki ide itu. Restandi tersenyum. Dia tau usahanya sia-sia. Mustahil Arleta mau. Dia hanya tidak rela Arleta tidak bersamanya karena penampilannya yang mempesona.

"Kamu tau kan di sana ada siapa". Restandi mengingatkan. Hal itu yang ada di kepalanya beberapa hari ini. Arleta menyadari, dengan pertunangan sahabatnya ini dia jadi harus bertemu Kevin. Tapi Arleta tidak merasa khawatir karena mungkin dia sudah mengalihkan perhatian pada Restandi dan itu menyenangkan hatinya.

"Itukan rumahnya. Aku kan ga bisa bilang dia di dalam kamar saja jangan keluar. Tapi kamu jangan khawatir di sana banyak keluarganya. Makanya selesaikan operasimu dengan baik, jangan pikir macam-macam lalu jemput aku" Arleta tersenyum manis. Dia berusaha meyakinkan Restandi untuk percaya padanya. Arleta tau Restandi begitu bukan karena cemburu. Tapi sejak awal Arleta sudah merasa Restandi tidak suka pada Kevin. Restandi membalas senyum Arleta yang mengisyaratkan dia mengerti. Mereka harus menghadapi kenyataan kalau Revita sahabat Arleta adalah adiknya Kevin. Karena sudah tiba di rumah Revita Arleta pun turun.

"Hati-hati ya". Arleta memberi senyum manisnya untuk Restandi yang akan segera ke rumah sakit. Tanpa Arleta sadari seseorang di balik jendela memperhatikan kedatangannya. Kevin sejak lama menanti kedatangan Arleta. Dia malas berada di keramaian di bawah sana. Yang ingin di temuinya hanya Arleta. Mantan kekasihnya sangat cantik saat ini dan dia bersyukur Restandi tidak turun dan meninggalkan Arleta. Ketika Arleta memasuki rumah Kevin pun keluar dari kamarnya. Ingin melihat pujaan hatinya lebih dekat lagi. Arleta tau sejak tadi Kevin mengamatinya, tapi dia terus berusaha mengambil jarak. Sekilas Arleta melihat Kevin lebih kurus sekarang dan tampak keletihan di matanya. Bila tanpa sengaja mata mereka bertemu Kevin selalu tersenyum padanya. Tapi Arleta malas menanggapinya. Dia terus mencari kesibukan agar Kevin tidak mendekatinya. Tapi rupanya Kevin lebih lihai darinya. Tiba-tiba dia merasa ada yang menariknya dan membawanya ke sebuah kamar. Kamar Kevin. Kevin segera mengunci pintu kamarnya dan mendekati Arleta. Gadis itu masih sibuk dengan rasa terkejutnya dan debaran jantungnya.

"Aku merindukanmu Leta, kau semakin cantik". Kevin memeluk Arleta tanpa membuang waktu. Dia sudah mengincar Arleta sejak tadi dan ketika suasana sepi ada kesempatan Kevin untuk membawa Arleta ke kamarnya. Karena Arleta masih diam karena rasa terkejutnya Kevin menggunakan kesempatan itu untuk mencium Arleta. Gadis itu mulai tersadar ketika Kevin menciumnya. Dia ingin melepaskan diri tapi Kevin mempererat pelukannya dan memperdalam ciumannya. Kevin lalu mengangkat tubuh Arleta dan membarinfkannya di tempat tidur. Arleta sempat merasa pusing sejenak karena tubuhnya terayun. Kesempatan itu di gunakan Kevin untuk melancarkan aksinya. Dia ingin meleburkan rasa rindunya pada Arleta. Frustasi karena sulit melihat dan menyentuh gadis pujaannya membuat Kevin semakin menggila. Arleta yang ingin melepaskan diri kalah dengan kekuatan Kevin. Dia juga tidak bisa menghindari ciuman Kevin yang tidak melepaskannya hingga napasnya serasa ingin putus.

"Berikan padaku Leta". bisik Kevin di telinga Arleta. Dia tau Arleta masih suci. Kevin bertekad malam ini Arleta harus jadi miliknya. Kevin langsung menciumi Arleta lagi. Pipinya, lehernya dan tulang selangka gadis itu. Arleta terpaku dengan kata-kata Kevin. Pria itu memintanya saat ini. Bukankah sudah terlambat pikirnya. Kalau dulu Kevin memintanya dia pasti akan memberikannya dan berujung pada pernikahan. Tapi sekarang Kevin tidak berhak lagi atas dirinya. Hati Arleta berontak tapi karena tidak bisa melawan Kevin dia jadi menangis.

"Jangan sentuh aku" kata Arleta di sela tangisnya. Kevin yang sedang sibuk dengan serangan ciumannya terkejut. Di tatapnya Arleta tajam.

"Aku tidak boleh menyentuhmu?". tanya Kevin lirih. Arleta mengangguk. Hati Kevin terasa perih dan sakit.