Zhang Xuanye, seorang pemuda desa, mendapatkan penunjuk takdir yang menghubungkannya dengan tahta Kaisar Giok, penguasa langit. Dalam perjalanannya untuk mengklaim kekuasaan tersebut, ia menghadapi berbagai ancaman dan mengungkap rahasia kelam. Dengan bantuan teman dan kekuatan baru, Zhang Xuanye berjuang untuk menyatukan dunia manusia dan ilahi.
Saya usahakan double up tiap weekend bilamana ada waktu lebih. Sekian, terima kasih🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yogasurendra, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bekerjasama
Biksuni Fengqing memandang ke arah Zhang Xuanye dan keduanya masuk ke dalam dan pintu perunggu tertutup tiba-tiba disertai angin berhembus kencang. Xiaolun Ruixiang melompat di udara melebarkan sayap phoenix nya menyebabkan langit bercahaya oleh api. Para makhluk aneh terbakar oleh nyala apinya. Pangeran Yufeng berdiri menatap lurus pintu perunggu jauh di depannya. Perasaan rumit tiba-tiba terlintas di dalam pikirannya.
"Kau ingin masuk ke dalamnya?"ucap Kaisar Taiqing.
"Benar. Aku telah memberikan mu ruang di dalam tubuhku. Saat ini aku membutuhkan bantuanmu,"balas Yufeng tulus.
"Baiklah. Aku akan membantumu dan apa yang ada di dalamnya adalah hal yang tak bisa kau bayangkan,"ucap Kaisar Taiqing.
Pangeran Yufeng merasakan getaran aneh di tubuhnya saat Kaisar Taiqing mulai membantunya. Energi kuno dan kuat mengalir dari dalam dirinya, menyatu dengan setiap serat otot dan tulangnya. Perlahan, Yufeng mengangkat tangannya ke arah pintu perunggu yang masih tertutup rapat. Sebuah suara bergemuruh terdengar dari balik pintu, seperti raungan makhluk purba yang tak pernah terlihat oleh manusia.
Pintu perunggu itu bergetar dan perlahan terbuka, memperlihatkan kegelapan di dalamnya. Angin dingin menyeruak keluar, disertai aroma tanah basah dan reruntuhan yang tertimbun selama ribuan tahun. Di balik kegelapan, cahaya merah samar terlihat seperti bara api yang padam, menggambarkan pemandangan suram dari dunia yang belum tersentuh oleh kehidupan.
Yufeng menatap lurus ke depan, namun pikirannya masih dipenuhi keraguan. Apa yang sebenarnya menantinya di dalam? Namun ia tak punya waktu untuk mundur. Xiaolun Ruixiang, dengan sayap phoenix-nya yang terbentang, melayang di belakang Yufeng, sementara Biksuni Fengqing dan Zhang Xuanye diam-diam mengikuti dari belakang.
"Langkah pertama adalah yang paling berbahaya," kata Kaisar Taiqing dalam benak Yufeng. "Apapun yang kau lakukan, jangan biarkan hatimu terombang-ambing oleh ilusi."
Dengan napas dalam-dalam, Yufeng melangkah masuk. Saat kakinya menyentuh lantai di balik pintu, seluruh ruang di dalam mulai berubah. Dinding-dinding kuno yang tertutupi akar dan lumut tiba-tiba menghilang, berganti menjadi pemandangan aneh yang tak masuk akal—langit terbelah, tanah berputar seperti pusaran air, dan makhluk-makhluk berbentuk aneh yang setengah transparan muncul di kejauhan, memandang mereka dengan tatapan hampa.
"Bersiaplah," bisik Fengqing. "Ini bukan sekedar ruang, ini adalah ilusi yang akan menguji keteguhan hati kita."
Tanpa membuang waktu, Yufeng dan yang lainnya mulai bergerak maju, menyusuri jalan yang penuh dengan jebakan dan ilusi. Mereka harus tetap fokus, karena setiap kelengahan bisa menjadi akhir dari perjalanan mereka. Namun, dalam benaknya, Yufeng tahu bahwa di ujung perjalanan ini, ada sesuatu yang sangat penting—sebuah rahasia yang telah lama tersembunyi di balik pintu perunggu itu.
Hawa tak mengenakan terasa membuat bulu kuduk merinding. Biksuni Fengqing membuat perlindungan untuknya dan Zhang Xuanye.
"Sebenarnya tempat apa ini?"tanya Zhang Xuanye.
"Tanah terlarang yang dikutuk. Dahulu ketika kegelapan menginvasi alam manusia dan ketika alam manusia dibuka, mereka semuanya diburu oleh sang penyelamat di segel ke dalam sebuah gunung yang di dibangun kuil suci di puncaknya,"jawab Biksuni Fengqing.
Makhluk-makhluk aneh tiba-tiba bergerak begitu ganas ke arah mereka. Xiaolun Ruixiang tersentak lantas menembakkan bola-bola api melalui sayapnya menyerang mereka hingga berubah menjadi cairan lengket.
Xiaolun Ruixiang terus menembakkan bola-bola api yang memancar dari sayap phoenix-nya, menghancurkan makhluk-makhluk aneh yang menyerang mereka. Namun, setiap kali satu makhluk jatuh, cairan lengket yang tersisa dari tubuh mereka tampak menyatu kembali, membentuk sosok-sosok baru yang lebih besar dan lebih menakutkan. Ruangan itu kini dipenuhi oleh bayangan kegelapan yang bergerak tak beraturan, menciptakan suasana semakin mencekam.
Zhang Xuanye, yang berada di belakang, menghunus pedangnya, matanya fokus memantau pergerakan makhluk-makhluk itu. "Kita tidak bisa terus melawan mereka seperti ini!" teriaknya.
Biksuni Fengqing segera menutup mata, tangan berdoa dengan tenang, merapal mantra pelindung. Cahaya terang memancar dari tubuhnya, menciptakan barier yang melindungi mereka dari serangan makhluk-makhluk kegelapan tersebut. Namun, meski pelindung itu kuat, mereka sadar ini hanya bersifat sementara.
Pangeran Yufeng, yang berada di depan mereka, mendengar bisikan Kaisar Taiqing lagi. "Ini adalah ujian pertama. Kegelapan ini bukan hanya serangan fisik, tetapi juga mencobai keteguhan hatimu. Ingat, tetap tenang dan jangan terbawa oleh rasa takut."
Yufeng mengangguk pelan, namun matanya tetap fokus pada jalan di depannya. Di dalam kegelapan yang semakin tebal, dia bisa melihat sekilas bayangan besar di kejauhan—sesuatu yang tampak seperti gerbang lain, namun lebih tua dan lebih kuat dibandingkan pintu perunggu yang baru saja mereka lewati.
Tanpa ragu, dia melangkah maju, meski hawa dingin semakin menusuk. Setiap langkah terasa berat, seolah ada sesuatu yang menahan tubuhnya. Namun, dia terus maju, tak memedulikan rasa takut yang menggerogoti pikirannya.
Ketika mereka semakin dekat dengan gerbang itu, suara dari dalam kegelapan mulai terdengar—suara gemuruh dan tangisan makhluk-makhluk yang seakan telah terkurung di dalamnya selama ribuan tahun. "Ini adalah pintu menuju bagian terdalam dari tanah terlarang ini," kata Biksuni Fengqing dengan suara rendah. "Di balik pintu ini, ada sesuatu yang sangat kuno, sesuatu yang telah diasingkan dari dunia manusia."
Yufeng menghentikan langkahnya di depan gerbang itu. Gerbang tersebut terbuat dari batu hitam yang diukir dengan simbol-simbol kuno yang tak bisa dibaca oleh mata manusia biasa. Namun Yufeng merasakan ada kekuatan besar yang mengalir dari simbol-simbol itu—sebuah kekuatan yang terasa hidup, meski tak berbentuk.
"Tidak ada jalan kembali setelah ini," bisik Kaisar Taiqing.
Zhang Xuanye menggenggam erat pedangnya, sementara Xiaolun Ruixiang mengepakkan sayap phoenix-nya dengan siap tempur. "Apa pun yang ada di balik gerbang ini, kita harus siap," kata Ruixiang dengan tegas.
Yufeng mengangkat tangannya, siap membuka gerbang kuno itu. Namun, tiba-tiba, dari balik kegelapan terdengar suara serak yang dalam—suara yang berasal dari entitas yang bahkan lebih tua dari gerbang itu sendiri.
"Kau datang terlalu awal, Pangeran Yufeng," suara itu berkata, menggema di seluruh ruangan. "Apakah kau benar-benar siap untuk mengetahui kebenaran yang tersembunyi di balik tanah terkutuk ini?"
Detik itu juga, hawa dingin semakin menusuk, dan Yufeng menyadari bahwa yang berbicara bukanlah sembarang makhluk. Ada sesuatu yang lebih besar dan lebih kuat dari apa yang pernah ia bayangkan tersembunyi di balik gerbang itu.