Pertemuan tanpa sengaja menjadi bibit cinta tumbuh dibumbui oleh perjalanan karakter yang penuh rintangan serta persahabatan antar karakter yang membuat kisah mereka lebih berwarna
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Gabijh1799, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
13
Akhirnya mereka sampai di rumah Shani yang terbilang cukup sederhana dan cukup asri juga karena banyaknya tanaman yang menghiasi taman di depan rumahnya mungkin orang tua Shani mengoleksi tanaman.
Vino dan Shani turun dari mobil dan disusul Krishna karena dia harus memarkirkan mobil terlebih dahulu. Setelah memarkirkan mobil Krishna mengeluarkan barang-barang Shani dan Vino dari mobilnya, melihat itu Vino ingin membantu Krishna.
"Shan kamu masuk dulu yah" pinta Vino
"Lah bapak mau kemana?" Tanya Shani yang bingung dengan maksud Vino
"Aku mau bantu Krishna dulu"
"Iya deh pak saya masuk dulu yah" pamit Shani
"Iya shan" vino menganggukkan kepalanya dan menghampiri Krishna yang sedang menurunkan barang-barang
"Sini krish aku bantu"
"Ehh ngga usah pak biar aku aja" ucap Krishna yang melihat Vino disana
"Udah gpp saya udah ngerepotin kamu jadi sini saya bantu"
"Iya deh pak" Akhirnya Krishna melunak dan Vino membantu dirinya membawa barang-barang.
"Assalamu'alaikum" salam Shani yang baru masuk rumahmya

"Walaikumsalam ya Allah ci akhirnya kamu pulang" sambut mamahnya
"Iya mah maaf ya Cici baru pulang sekarang" Shani menyalami mamahnya
"Iya ci gpp, kamu pulang sama siapa?" Tanya mamahnya
"Assalamu'alaikum mah" salam Krishna yang baru masuk
"Walaikumsalam loh kok kamu bawa barang banyak Krish?" Tanya mamahnya pada Krishna
"Assalamu'alaikum Bu" salam Vino juga baru masuk
"Walaikumsalam ehh siapa ini ci?" Tanya mamah ya Shani pada Shani tentang Vino
"Itu mah dia..."
"Saya pacarnya Shani" ucap Vino yang membuat Shani tidak bisa berkata-kata
"Hahh pacar?" Mamahnya Shani kaget mendengar ucapan Vino
"Iya Bu saya ngajak Shani pulang kampung dan ada proyek sama bapak" Vino memperjelas dirinya
"Ohh kamu nak Vino yah" mamahnya Shani melihat vino dari atas sampai bawah
"Iya Bu saya Vino"
"Ternyata kamu sudah besar yah" mamahnya Shani menepuk pundak Vino
"Maksudnya ibu?" Tanya vino yang bingung dengan ucapan mamahnya Shani tadi
"Saya temen sekolahnya ibu kamu masa lupa?"
"Ya Allah ibu Veranda, maaf Bu saya terlalu banyak kerjaan jadi saya lupa" Vino mengingat siapa yang berada di depannya sekarang ternyata teman mamahnya yang sudah wafat
"Iya gpp kok wajar kalo kamu lupa, pas kemaren ibu terlambat datang ke pemakaman ibumu jadi kita ngga sempet ketemu maaf ya" ucap Veranda
"Iya Bu gpp kok"
"Ya udah yuk masuk malah ngobrol di luar" Veranda mempersilahkan Vino masuk ke dalam rumah
"Iya Bu permisi" Vino masuk terlebih dahulu
"Silahkan" Veranda menutup pintu rumahnya kemudian langsung menuju dapur untuk menyiapkan minuman dan beberapa cemilan untuk Vino
"Mamah kenal sama pak Vino?" Shani yang baru masuk ke dapur dan bertanya pada Veranda yang sedang menyiapkan minuman
"Dia anaknya Bu Shania temennya mamah dulu SMA sekarang dia udah ngga ada" jawab Veranda
"Jadi yang kemaren pak vino meluk aku itu maksudnya" batin Shani mengingat kejadian pada saat dirinya dipeluk oleh Vino
"Ohh gitu mah" Shani menganggukkan kepalanya
"Iya ci, kok bisa kamu pacar sama dia ci?" Tanya Veranda
"Hahh Siapa yang pacaran, aku jadi asistennya dia mah" elak Shani
"Boong banget, mana mungkin bos relain kesini apalagi alasannya buat kamu pulang kampung lagi" goda Veranda
"Beneran mah aku ngga boong" Shani memasang wajah cemberutnya
"Ya udah deh gpp tapi semoga kalian langgeng yah hehehe" canda Veranda kemudian berlalu menuju ruang tamu membawa minuman dan cemilan
"Mamah!!" Teriak Shani dan memasang wajah cemberutnya, kemudian Shani langsung menuju ke kamarnya untuk mengganti pakaiannya
Veranda membawa minuman pada Vino yang sedari tadi duduk di ruang tamu melihat arsitektur rumah Shani yang cukup membuat dia terkesima.
"Silahkan nak Vino" Veranda menaruhkan minuman dan cemilannya di meja tamu
"Aduhh Bu jangan repot-repot" Vino yang merasa tidak enak
"Udah gpp udah kadung dibuat"
"Iya Bu makasih ya"
"Ngomong-ngomong bapak punya proyek apa sama kamu nak?" Tanya Veranda pada Vino maksud kedatangannya
"Ohh itu Bu, katanya bapak mau bikin rumah gitu tapi ngga tau di mana dan konsep dasarnya apa, jadi saya kesini juga bawa beberapa konsep barangkali bapak mau atau bapak punya konsep sendiri" Vino menjelaskan tentang kedatangan dirinya dan Shani sekarang
"Ohh gitu yah, mungkin sebentar lagi bapak pulang"
"Assalamu'alaikum" salam papahnya Shani yang baru pulang dari kerjanya
"Walaikumsalam ehh yang ditunggu dateng juga" sambut Veranda pada suaminya
"Ehh nak Vino udah dateng aja" ucap papahnya yang melihat Vino di ruang tamu
"Iya pak Kinan, baru saya datang" ucap Vino yang sudah berdiri dan menyalami Vino
"Ohh gitu yah, ehh iya silahkan diminum dulu saya ganti baju dulu yah" pinta Kinan
"Iya pak pelan-pelan aja pasti bapak cape"
"Iya nak ya udah bapak permisi dulu yah"
"Iya pak"
Kinan berjalan menuju kamarnya untuk mengganti pakaiannya dan pada saat dia di depan kamarnya melihat Shani yang baru keluar dari kamarnya dulu yang dia tempati.
"Loh Cici" Kinan melihat Shani
"Ehh papah udah pulang" Shani menghampiri Kinan dan menyalaminya
"Udah dong, kamu pulang sama siapa kok ngga ngabarin?"
"Itu pak sama pak Vino"
"Loh kok kalian bareng?" Kinan yang kaget mendengar ucapan Shani
"Iya pah kok kaget gitu?" Tanya Shani yang bingung dengan papahnya
"Alhamdulillah kalo gitu gpp ci dia orangnya baik kok" goda Kinan
"Apaan sih pah dia bos Cici" elak Shani yang memasang wajah cemberutnya lagi
"Iya ci tapi kan nanti ada sesuatu disitu" goda Kinan lagi
"Apaan sih pah, aku ke ruang tamu dulu" ucap yang yang kemudian berlalu sambil menghentakkan kakinya karena kesal dengan papahnya
"Iya ci diajak ngobrol Vino nya yah" ucap Kinan sedikit teriak
"Hmm"
"Ngga papah ngga mamah sama aja ngeledek" batin Shani

Akhirnya Shani sampai di ruang tamu dan benar Vino di ruang tamu namun dia tidak melihat Veranda disana jadi dia memutuskan untuk menemani Vino.
"Ehh Shan udah beres-beres?" Tanya vino melihat Shani yang baru turun
"Udah pak" ucap Shani sambil duduk di sofa
"Ok kalo gitu" Vino menganggukkan kepalanya dan meminum minumannya yang ada di meja
"Pak Vino" panggil Shani
"Iya kenapa?" Vino menghadap Shani
"Makasih ya pak udah nemenin saya pulang kampung" Shani berterimakasih pada Vino
"Iya sama-sama saya cuman ngga mau karyawan saya bekerja tapi lupa sama keluarga"
"Iya pak maaf kalo saya ngerepotin"
"Ehh udah kamu ngga salah, kan saya udah bilang kebetulan ini proyek di kampung kamu jadi sekalian"
"Iya pak tapi saya ngga enak"
"Udah ngga masalah"
Disela-sela obrolan mereka, secara sembunyi-sembunyi Kinan menghampiri mereka agar obrolan mereka tidak canggung.
"Hayoo ngobrolin apa nih" goda Kinan yang mengagetkan mereka berdua
"Ihh papah ngagetin aku" Shani mengelus dadanya karena kaget
"Hehehe iya maaf, ngomong apa aja nih" ucap Kinan sambil duduk di sebelah Shani
"Apaan sih pah ngobrol bias aja kok, udah ah aku mau ke kamar" ucap Shani dan langsung berlalu menuju kamarnya
"Iya ya, ya udah Vino kita ngomong tentang proyek kita yah"
"Iya pak"
Mereka berdua memulai pembicaraan mereka tentang proyek mereka yang akan dilaksanakan lusa depan dan ternyata proyek ini adalah proyek pembangunan rumah Shani di Jogja.
***