Diam dan nikmati saja kehidupanmu yang sekarang! Wanita miskin sepertimu bukankah hanya menginginkan harta dari orang kaya sepertiku!
Kata-kata itu yang selalu Calista dengar setiap hari dari suaminya saat ia menginginkan kebebasannya.
Calista adalah gadis miskin yang dipersunting oleh seorang tuan muda kaya raya.Namun rupanya pernikahan yang ia dambakan akan indah hanya jadi khayalannya saja.
Nyatanya dia terkurung dalam sangkar emas milik suaminya.
Hidup bergelimang harta tak membuatnya bahagia.
Hinaan, cacian,bahkan kata-**** ***** selalu Calista dengar dari mulut suaminya.
Akankah Calista bisa bebas dari jerat suaminya,akankah dia bisa keluar dari sangkar emas suaminya?
Simak kisah selengkapnya..
Haii readers,minta dukungannya ya untuk karyaku yang terbaru.Semoga karyaku yang ini bisa bersinar dan menghibur kalian semua..🫰🫰🫰🫰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Atha Diyuta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
CL 6
" Maaf Clara jika sikap istriku membuatmu tidak nyaman." Ucap Akbar kala ia dan Clara sudah dalam perjalanan.
" It's okay honey,em honey aku suka dengan rumah kamu boleh aku menginap di rumahmu beberapa malam saja?" rengek Clara dengan suara yang dibuat mendayu dayu dan kepalanya bersandar dipundak Akbar.Padahal mereka sedang berada didalam kendaraan.
" Menginap?" Akbar mengerutkan keningnya mendengar permintaa Clara.
" Kenapa,kamu tidak mau mengizinkan aku,kamu tidak ingin tinggal bersamaku,kamu tak ingin aku mengganggu kebersamaanmu dengan istrimu?" Clara marah dan menyilangkan kedua tangannya didepan dada dengan bibir mengerucut.
Cup
Akbar mencium bibir Clara sekilas dan itu sukses membuat Clara tersenyum penuh kemenangan.
" Aku tidak suka melihat wanitaku marah dan cemberut.Okay,kamu akan menginap di rumahku.Bahkan kamu boleh tinggal di rumahku sampai kamu bosan."
Mendengar ucapan Akbar mata Clara lantas berbinar.
" Really?"
Akbar hanya tersenyum menanggapi pertanyaan Clara.
Cup cup cup
" Terimakasih sayangku,kamu memang yang terbaik." Clara mencium Akbar berkali-kali tak perduli Akbar sedang menyetir mobil.
Kediaman Akbar....
" Astaga aku lupa menanyakan kabar bapak.Aku begitu larut dengan kesedihan sampai aku lupa bertanya keadaan bapak." gumam Calista.
Calista lantas mengambil ponselnya dan terlihat mengotak atiknya sebentar.
📞" Ha-halo Bu Assalamualaikum."
📞" Hallo Calista, Wa'alaikumsalam.Kamu tidak datang Calista,apa kamu terlalu terlena dengan kemewahan yang kamu dapatkan dari suami kamu sampai kamu tidak perduli lagi dengan kami?"
Pertanyaan yang dilontrakan Karlina membuat hati Calista berdenyut nyeri.
" Astaga,kenapa ibu bertanya seprti itu.Apa ibu fikir aku selama ini baik-baik saja dirumah ini.Sakit sekali rasanya mendengar ibu berbicara semacam itu." batin Calista.
📞 " Calista,kenapa tidak jawab pertanyaan ibu?" Suara Karlina terdengar begitu cetus dan kasar.
📞" Ha-halo ibu,maaf mas Akbar tidak mengizinkan aku datang Bu.Bagimana keadaan bapak Bu,apa bapak sudah lebih baik?" tanya Calista.
📞 " Halah itu mah akal-akalan kamu saja,mana mungkin Akbar tidak memeberikan izin.Itu bisa-bisanya kamu saja,dasar kamu anak yang tidak berguna! Tega-teganya kamu tidak mau membantu orangtuamu.Ingat Calista,jika bulan karna ibu dan bapak kamu tidak akan menikah dengan orang kaya.Hidupu masih miskin dan kamu tetap menjadi butuh perkebunan.Mentang-mentang sekarang hidup enak kamu lupa jasa kedua orangtua kamu!" Kata-kata Karlina sangat menusuk kerelung hati Calista.
Sebisa mungkin Calista menahan laju air matanya dan menahan sesak dalam dadanya.Ia tak mau ibunya tau jika ia sedang menangis dirumahnya.
📞 " Ti-tidak seprti itu ibu,ibu salah sangka.Aku..."
Tuuuut tuuuut
Belum sempat Calista menyelesaikan ucapannya,Karlina sudah lebih dulu menutup sambungan telfonnya secara sepihak.
" Dasar anak tidak tau diuntung,anak durhaka,anak tidak tau diri,lupa daratan,lupa balas Budi.Kalau tidak karna kami mana bisa dia bersuami orang kaya.Jangankan memberikan kami uang menengok pun tidak.Bisa-bisanya aku punya anak seprti itu,apa dosaku dimasalalu." Gerutu Karlina.
" Bu,ibu kenapa si kenapa ibu marah-marah." Sarkum yang baru terbangun dari tidurnya merasa heran dengan istrinya yang tengah berbicara seorang diri.
" Huufft! Ibu sebel pak,ibu gedeg rasanya sama anak kita.Anak sematawayang tapi tidak bisa diandalkan!" Keluhnya pada sang suami.
" Memangnya kenapa dengan Calista Bu,ibu sudah berbicara dengan dia? Kenapa bapak tidak dikasih tau Bu,bapak juga pengin ngobrol dengan Calista." Ujar sarkum.
" Untuk apa pak!" Sentak Karlina.
" Loh ko untuk apa si Bu? Ya jelas bapak pengin ngobrol Bu! Ibu kenapa si sepertinya ibu marah sekali,apa yang putri kita katakan hingga membuat ibu sangat marah." Sarkum mencoba menenangkan istrinya.
" Gimana ibu gak marah pak,kita punya anak cuman satu.Tapi disaat kita seprti ini bahkan anak kita sama sekali tidak perduli,jangankan membantu biaya pengobatan.Menjenguk saja tidak,pake alasan gak dapat izin dari suaminya.Mana ada Akbar begitu,Akbar tidak mungkin tidak mengizinkan Calista menemui orangtuanya.Dulu Akbar pernah bilang kalau dia tidak akan pernah melarang Calista bertemu dengan kita berkunjung kerumahnya kita.Tapi semenjak menikah sampai detik ini,bahkan saat dalam keadaan seprti inipun Calista sama sekali tidak datang.Memang anak kurangajar,tidak tau balas Budi.Dia terlalu terlena dengan kemewahan dan harta suaminya sampai dia lupa dari mana dia berasal."
Mendengar keluhan istrinya ,Akbar mengusap dadanya yang seketika terasa sesak.
" Bu,darimana ibu bisa berfikir sejauh itu Bu.Kita itu orangtuanya,ibu adalah ibu yang melahirkan dia.Justru ibu harunya lebih faham dengan karakter anak kita, Calista tak seburuk itu Bu." Sarkum menyanggah tuduhan istrinya pada Calista.
" Iya itu dulu pak,semua orang bisa berubah kalau sudah bergelimang harta.Bahkan ibu sudah tak bisa mengenali lagi seperti apa putri kita! Sudah pak,ibu tidak mau membahas dia lagi.Jangan sebut namanya didepan ibu.Ibu tidak punya anak bernama Calista,ibu sakit hati pak!" Pungkas Karlina.
Sementara dikediamannya Calista mengurung diri dalam kamarnya ditengah kegelapan.
Ia sengaja menutup semua jendela dan tirainya agar sinar matahari tak masuk melalui kaca.
Sendiri dalam kegelapan merutuki nasib hidupnya yang gelap bagikan dipenjara.
Bahkan orangtuanya pun tak lagi perduli dengannya,dan Karlina terdengar begitu marah dan membencinya.
" Apa gunanya aku hidup kalau begini.Suamiku,orangtuaku,semua tidak ada yang perduli denganku.Orang berfikir aku hidup bahagia dengan bergelimang harta.Nyatanya aku hanya tawanan dalam istana suamiku." Isak Calista ditengah kegelapan dalam kamarnya.
Berbeda dengan Akbar yang sedang menghabiskan waktu bersama Clara.
Wanita penggoda itu tak hanya memanfaatkan kasih sayang Akbar.Wanita itu juga memanfaatkan kekayaan Akbar untuk memenuhi ambisi belanja dan gaya hidup mewahnya.
Setelah makan direstoran mewah,Clara meminta Akbar menemaninya berbelanja dipusat perbelanjaan.
" Honey apa aku masih bisa beli sesuatu?" Tanya Clara dengan suara manjanya.Padhal semua tangannya sudah penuh dengan belanjaan.
" Boleh honey,bahkan jika kamu mau membeli semua isi mall inipun aku akan belikan.Asal kamu bahagia." Ucap Akbar dengan tatapan genitnya.
" Uuccch,manis sekali honey,aku sangat suka itu." Ucap Clara dengan manjanya .Bahkan ia tak segan mencium dan bergelayut manaja dilengan Akbar ditempat umum.
" Asal kamu bahagia honey!" Akbar mengusap lembut puncak kepala Clara.
" Tak hanya hatinya yang bisa aku kuasai,sebentar lagi aku akan bisa menguasai hartanya.Aku pastikan aku akan dengan mudah menyingkirkan wanita sialan itu dari hidup mas Akbar." Batin Clara sembari menatap Akbar dengan tatapan yang sulit diartikan.
" Hey,kenapa melamun? Katanya mau belanja lagi.Ayo lah,uangku Takan habis dengan hanya membelikan beberapa barang untukmu." Ucap Akbar dengan sombongnya membuat Clara tersenyum penuh kemenangan.
Bersambung dulu gais.....