Aletta Aurora Aralie yang digambarkan oleh lalisa manoban telah menjalani hubungan yang harmonis selama dua tahun dengan Nathan Alexandra Gabriel yang di gambarkan oleh kim mingyu pria yang selalu memberikan dukungan dan perhatian penuh kepadanya. Mereka berbagi mimpi dan kenangan indah, dan Aletta percaya bahwa Nathan adalah cinta sejatinya. Namun, segalanya berubah ketika Aletta secara tak terduga bertemu kembali dengan idolanya di masa kecil.
Iqbaal Satria Mahardika yang digambarkan oleh jeon jungkook seorang penyanyi terkenal yang pernah menghiasi hari-harinya dengan lagu-lagu dan wajah menawan. Pertemuan itu membawa kembali kenangan lama, membuat hatinya bergejolak dan membangkitkan perasaan yang dulu ia pikir sudah hilang. Iqbaal, yang sekarang tumbuh menjadi sosok yang lebih dewasa dan memesona, ternyata memiliki ketertarikan pada Aletta.
Dia mulai mendekatinya dengan ketulusan yang membuat Aletta terjebak dalam dilema besar: apakah ia akan tetap setia pada Nathan, pria yang selalu ada untuknya, atau merespons perasaan dari idola masa kecilnya yang kini berdiri di hadapannya?
Di tengah godaan dan keraguan, Aletta harus memilih antara cinta yang telah terbangun dengan Nathan atau pesona baru dari Iqbaal yang tak pernah ia idamkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mardianna, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Rusak dan Masalah
Pagi itu, Aletta bangun dengan kepala yang berat. Nathan bilang mau sendiri dulu, dan rasanya seperti hati Aletta lagi dihancurin. Dia belum bisa move on dari telepon malam tadi, dan hari ini syuting dimulai sore, jadi dia punya waktu lebih banyak untuk merenung.
Selama pagi itu, HP Aletta berdering berkali-kali. Itu semua pesan dari Iqbaal. Dia nulis dengan penuh perhatian, tapi Aletta nggak bisa membalas. Kepalanya terlalu pusing untuk mikirin hal lain.
Iqbaal (pesan): “Aletta, kamu di mana? Kamu ngga kenapa-kenapa kan? Aku mau datang ke kos."
Aletta cuma baca pesan itu dan langsung tutup ponselnya, berusaha untuk fokus ke rutinitas pagi. Tapi semua terasa kosong.
Beberapa jam kemudian, saat dia lagi siap-siap buat syuting, tiba-tiba terdengar suara ketukan di pintu kosannya. Aletta buka pintu dan terlihat Iqbaal berdiri di depan, dengan ekspresi khawatir.
Iqbaal: “Hei, Aletta. Kenapa kamu nggak jawab pesan atau telepon aku? Aku udah coba ngontak kamu dari pagi."
Aletta cuma bisa menatap Iqbaal dengan tatapan kosong, masih belum siap untuk ngomong banyak.
Aletta: “Oh, maaf. Aku... cuma lagi banyak pikiran aja. Jadi, aku nggak sempat bales."*
Iqbaal: “Aku ngerti kalau kamu lagi ada masalah. Tapi kamu harus tahu, aku di sini buat kamu. Kalo ada apa-apa, bilang aja. Kita bisa cari solusi bareng."
Aletta ngerasa ada sesuatu yang bikin hatinya agak lega denger kata-kata Iqbaal. Tapi dia juga tahu, semua ini bikin situasi makin rumit.
Aletta: “Makasi, Iqbaal. Cuma, aku lagi bingung banget sekarang. Nathan bilang dia mau sendiri dulu. Jadi, aku nggak tahu harus gimana."
Iqbaal: “Nathan? Oh, aku ngerti. Tapi kamu nggak usah terlalu dipikirin. Kamu harus fokus sama dirimu dulu. Dan kalau kamu butuh temen, aku selalu ada kok."
Aletta cuma bisa mengangguk. Hatinya bergejolak, tapi dia merasa sedikit nyaman karena Iqbaal ada di sampingnya.
Aletta: “Aku... aku cuma butuh waktu sendiri juga. Tapi makasih banget udah datang. Aku harus siap-siap buat syuting. Kita ngga bisa lama-lama di sini."
Iqbaal: “Ya, aku ngerti. Aku cuma mau pastiin kamu baik-baik aja. Aku tunggu di mobil ya, biar kamu bisa siap-siap."
Aletta melanjutkan persiapannya dengan sedikit tenang, meskipun pikirannya masih kacau. Sementara itu, Iqbaal pergi ke mobilnya, ngasih dia waktu untuk beres-beres.
Ketika Aletta udah siap, dia keluar dari kos dan ngeliat Alena yang lagi nunggu di luar.
Alena: “Hei, Aletta! Kamu oke? Nggak keliatan kayak biasanya. Ada apa?"
Aletta memaksakan senyum. “Aku... lagi banyak pikiran len. Nathan bilang mau sendiri dulu, aku bingung banget padahal kita kan mau nikah, kamu tau ngga sih let nathan salah paham karena liat iqbaal meluk aku dari belakang padahal aku dama iqbaal ngga ada apa-apa kita cuma bangun chemistry aja, yaudah deh leh aku udah ditungguin Iqbaal, aku ke lokasi syuting dulu ya len, bye.!
Alena: “Aku ngerti. Kadang emang perlu waktu buat diri sendiri. Yaudah sana gih! Tapi jangan lupa, kamu kalo butuh temen buat cerita. Aku masih mau dengerin apa aja."
Aletta cuma tersenyum kecil. “Makasih, Alena. Aku cuma butuh waktu buat ngeresolve semua ini. Sekarang kita harus fokus ke syuting. Semoga hari ini lebih baik."
Saat mereka berdua naik mobil, suasana mulai lebih santai. Iqbaal dan Aletta ngobrol santai, meskipun dalam hati Aletta masih ada rasa sakit yang belum hilang. Iqbaal mengemudikan mobil dengan tenang, dan meskipun suasana agak canggung, mereka berusaha membuat hari itu jadi lebih baik.
Sesampainya di lokasi syuting, Aletta merasa suasana semakin canggung. Syuting berlangsung seperti biasa, dengan Aletta berusaha keras untuk fokus dan melupakan segala masalahnya. Namun, tiba-tiba, Iqbaal memutuskan untuk live di media sosial.
Iqbaal (di live): “Hai semuanya, apa kabar? Udah lama aku ngga live hehe”
Sementara Iqbaal berbicara dengan penggemarnya, Aletta menonton live iqbaal dari sosial medianya dan merasakan ada yang aneh. Chat di live mulai ramai, banyak yang bertanya dan mengomentari kedekatannya dengan Iqbaal.
Penggemar 1: “Kenapa sih Iqbaal deket banget sama Aletta? Gak ada cewek lain apa?, itu beneran kah yang dilive kemaren”
Penggemar 2: “Aduh, aku sih suka sama Iqbaal, tapi Aletta kok gitu ya nempel banget sama iqbaal liat di vidio yang lagi rame itu, klarifikasi dong bal”
Penggemar 3: “Coba deh, Iqbaal, kasih tau kita, ini beneran deket atau cuma gimmick syuting?"
Aletta yang sebelumnya berusaha fokus, mulai merasa tertekan dengan komen-komen negatif itu. Hatinya mulai terasa sakit karena dia baru mulai di dunia hiburan dan sekarang dia harus menghadapi kritik yang keras.
Di sisi lain, Iqbaal tetap tenang dan berusaha menenangkan suasana.
Iqbaal: “Teman-teman, kita lagi syuting bareng, dan tentu saja, Aletta adalah bagian dari proyek ini. Aku harap kalian bisa memberikan dukungan. Ini semua tentang kerja keras dan kolaborasi kita. Dan Aletta juga butuh support dari kalian."
Namun, meski Iqbaal berusaha menjelaskan, komen-komen negatif terus berdatangan.
Penggemar 4: “Aku rasa Iqbaal dan Aletta terlalu sering bareng. Sepertinya ada yang lebih dari sekedar kerja."*
Penggemar 5: “Kok rasanya jadi kurang nyaman ya lihat mereka bareng terus. Seharusnya lebih jaga jarak dong!"
Aletta yang mendengar semua ini mulai merasa tertekan. Dia berusaha keras untuk tidak menunjukkan betapa sakit hatinya, tapi tetap saja, dia merasa cemas dan tidak nyaman.
Saat jeda syuting, Aletta merasakan beban yang semakin berat di pundaknya. Setiap kali ada penggemar yang mendekati Iqbaal dan bertanya tentang hubungan mereka, Aletta merasa semakin terasing.
Aletta (mendekati Iqbaal): “Iqbaal, aku merasa... aku nggak tahu harus gimana. Semua komen itu bikin aku stres. Aku baru mulai di sini dan semua ini terlalu berat."
Iqbaal: “Tenang aja, Aletta. Ini memang bagian dari pekerjaan. Kadang, orang-orang akan mengkritik tanpa tahu apa-apa. Kamu cuma perlu fokus sama kerjaan dan jangan terlalu dipikirin. Aku ada di sini buat bantu."
Aletta: “Makasih, Iqbaal. Aku cuma pengen bisa fokus syuting dan nggak terlalu mikirin semua ini. Tapi rasanya berat banget.”
Iqbaal: “Aku paham. Jangan lupa, kita semua di sini kerja bareng. Jadi, jangan pikirin yang negatif ya namanya juga dunia entertaiment.”
Aletta mengangguk, berusaha menguatkan diri. Sementara itu, Iqbaal terus berusaha membuat suasana lebih nyaman dan mendukungnya.
Di luar, komentar negatif terus berlanjut, tapi Aletta berusaha untuk tetap fokus dan menyelesaikan syuting dengan semangat, meskipun tekanan dari dunia maya terasa sangat nyata.
Bersambungg…
mampir juga dong ke karya terbaruku. judulnya "Under The Sky".
ditunggu review nya kaka baik... 🤗