Bagaimana jadinya,jika Arnold si lelaki populer tiba-tiba memiliki kekuatan pembaca pikiran.
Terlebih lagi,dia belum mengetahui apa yang terjadi dengan dirinya dan dia menyembunyikan kekuatannya seorang diri.
"Jika aku memiliki kekuatan seperti ini,berarti aku salah satu orang yang beruntung mendapatkannya."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon aries, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
episode 10
Ponsel Sasa berbunyi dan Sasa segera mengambil ponselnya di atas meja.Kemudian melihat nomor Arnold yang menghubunginya dan langsung mengangkatnya.
"Halo,ada apa?"
"Aku ingin bertemu kamu."
"Maaf,aku tidak ingin bertemu dengan kamu sama sekali."
"Apa kamu yakin Sa? Aku benar-benar butuh bantuan mu,apalagi aku terluka juga untuk melindungi dirimu saat itu"
Deg..
Sasa menghela nafasnya dengan panjang,bukan dia tidak ingin membantu Arnold saat ini dan lagi sudah begitu malam.
"Apa yang kau butuhkan dari ku? Apalagi,ini sudah larut malam dan bukannya tidak baik perempuan malam-malam berkunjung ke rumah seorang pria."
"Tapi,aku butuh bantuan mu saat ini."
Sasa merasa ragu saat mendengarnya,dia terdiam sejenak dan bagaimanapun Arnold telah melindunginya saat kemarin.
"Baiklah,aku ke rumah mu sekarang juga."
"Kau bisa langsung masuk ke dalam rumahku,karena rumahku tidak terkunci sama sekali."
"Baiklah."
Tanpa pikir panjang,Sasa mematikan sambungan telepon lalu melemparkan ponselnya ke ranjang dan dia bergegas keluar dari kamarnya.
Sasa merasa begitu kesepian,apalagi orang tuanya benar-benar begitu sibuk dengan penelitiannya dan dia langsung keluar dari rumahnya.
Hawa dingin menembus kulitnya,apalagi dia hanya memakai gaun tidur dan tidak terpikirkan untuk berganti pakaian sama sekali.
Dia masuk ke dalam rumah Arnold,bahkan keadaan rumah Arnold begitu sepi dan dia dengan ragu naik ke lantai atas untuk bertemu dengan Arnold.
Perlahan dirinya membuka pintu kamar Arnold,namun dia tidak menemukan Arnold di ranjangnya dan dia melangkahkan kakinya lebih masuk ke dalam kamar Arnold.
"Arnold,apakah kau ada di sini"teriak Sasa,karena takut Arnold mengerjai dirinya.
Suara percikan air terdengar di kamar mandi,dia dengan santainya berjalan ke arah meja belajar milik Arnold dan memperhatikan foto yang terpajang di sana.
"Ternyata,dia sudah tampan sejak kecil"gumam Sasa memperhatikan foto Arnold.
kriet..
Pintu berdecit terdengar dan Arnold telah selesai di kamar mandi,sontak Sasa menatap ke arah Arnold saat ini dan menatap Arnold yang hanya memakai kaos oblong serta celana boxer pendek.
"Sejak kapan kau sudah di sini?"
"Tidak lama,apa yang kau butuhkan dari ku?"
"Aku begitu lapar,apa kau bisa memasak makanan buat ku?"tanya Arnold penuh harap.
"Aku tidak bisa memasak yang aneh2,apa kau tidak keberatan aku masakkan nasi goreng?"tanya Sasa dengan perasaan ragu.
"Boleh,tapi aku tidak memiliki apa-apa di kulkasku"balas Arnold apa adanya.
"Yasudah,kau bisa makam di rumahku"ucap Sasa tanpa pikir panjang.
Keduanya langsung pergi ke rumah Sasa,bahkan Sasa menyiapkan bahan nasi goreng untuk Arnold makan.
Sedangkan Arnold hanya duduk diam di kursi,dia memperhatikan Sasa yang sibuk sendiri saat ini dan dia juga memperhatikan Sasa yang mencepol rambutnya secara sembarangan.
Arnold perlahan mendekati Sasa yang sibuk dengan masakannya,tangannya terulur memeluk perut Sasa dengan lembut.
"Apa kau gila,kenapa tiba-tiba memelukku."Kata Sasa dengan nada protes dan cukup terkejut dengan tindakan Arnold.
"Benar,aku memang gila oleh dirimu."Balas Arnold tersenyum menyeringai.
Arnold melihat penampilan Sasa yang menurutnya sangat menggoda saat ini,apalagi dengan leher putih jenjangnya serta gaun tidur yang di pakai olehnya.
Menurutnya,penampilan Sasa saat ini cukup seksi dan dia semakin terpesona dengan kecantikan Sasa.
"Kau begitu cantik Sa"puji Arnold tepat di telinga Sasa.
"Lepaskan aku,aku merasa tidak baik saat ini"protes Sasa,dia merasa gugup kali ini.
Bagaimana tidak gugup,dirinya sedang asik memasak dan Arnold seenaknya membuat debaran jantungnya begitu cepat.
"Kenapa kau bertindak sejauh ini? lebih baik,kau duduk manis saja di meja makan dan jangan ganggu aku saat memasak."
Kata Sasa dengan nada protes terhadap Arnold,karena merasa risih dengan perlakuan Arnold terhadapnya.
Arnold yang mendengarnya tersenyum,dia mendekatkan wajahnya dan berbisik di telinga Sasa dengan lembut.
"Aku ingin seperti ini,karena aku begitu merindukan dirimu."
Kemudian Arnold mengecup telinga Sasa dengan lembut dan mengetahui gerakan Sasa yang kini menegang akibat ulahnya.
"Sial,kenapa aku jadi gugup seperti ini."
Arnold tersenyum mendengar pikiran Sasa,dia langsung melepaskan pelukannya dan tidak ingin mengganggu Sasa sama sekali.
Sasa merasa lega dengan Arnold yang sudah menjauh darinya,selang beberapa menit dan masakan yang di buatnya sudah selesai.
Dia menyajikan makanannya di hadapan Arnold,bahkan tanpa basa-basi sama sekali dan Arnold langsung melahap makanan yang di buatnya.
"Apa kau begitu lapar?"
Tanya Sasa heran,apalagi Arnold begitu lahap dan tidak sabaran memakan masakannya.
Arnold hanya mengangguk sebagai jawaban,setelah makanannya habis dan dia mendorong piring kotornya ke depan.
"Masakan mu lumayan enak"puji Arnold.
"Lumayan enak? Aku tidak salah dengar kan? Sudah aku masakan dan kau hanya bilang lumayan enak,sungguh keterlaluan"gerutu Sasa yang kesal terhadap Arnold.
"Terimakasih,karena kamu sudah membuatkan ku makan malam."
"Hmm.."
Sasa langsung berdiri dari duduknya,dia berjalan ke arah Arnold untuk mengambil piring kotornya.
Namun siapa sangka,Arnold yang belum pergi sama sekali dan dia menarik Sasa ke dalam pangkuannya.
"Shit,apa-apaan kau ini!! Main tarik-tarik saja"protes Sasa sebal terhadap Arnold yang menarik dirinya.
"Aku mau pulang dan jawaban kamu hanya seperti itu saja?"
"Terus?"tanya Sasa heran.
Karena menurutnya,jawabannya tidak salah sama sekali dan dia tidak melarang Arnold untuk pergi.
"Aaaa"
Pekik Sasa,ketika Arnold tiba-tiba menggendongnya dan refleks kedua tangannya melingkar di leher Arnold.
"Turunkan aku"berontak Sasa terhadap Arnold.
"Sttt,diamlah.Jika kamu tidak diam,kita pasti akan terjatuh"ucap Arnold dengan lembut.
Keduanya masuk ke dalam kamar Sasa,Sasa mengerutkan keningnya dengan heran.Karena Arnold mengetahui tata letak kamarnya,bahkan ini pertama kalinya Arnold berada di rumahnya.
"Kenapa kau tau tata letak kamar ku?"Selidik Sasa penasaran.
"Bukankah sudah hal lumrah,jika kamar seorang anak berada di lantai 2"Balas Arnold acuh tak acuh.
Arnold menurunkan Sasa di meja riasnya,pandangannya begitu intens terhadap Sasa.
"Kau tidak seharusnya masuk ke dalam kamarku,bukankah kau tadi pamit pulang"Sarkas Sasa terhadap Arnold.
Pandangan Arnold jatuh pada kedua gundukan kenyal milik Sasa,apalagi posisi Sasa yang duduk dan dirinya yang berdiri membuat kedua matanya tidak sengaja melihat gundukan kenyal Sasa.
Arnold mengunci pergerakkan Sasa,membuat Sasa refleks mundur dan punggungnya terbentur dengan cermin.
"Apa yang kau lakukan?"Panik Sasa,karena mereka begitu dekat saat ini.
Namun Arnold hanya tersenyum menyeringai,ketika melihat Sasa yang begitu panik di hadapannya saat ini.