Happy Reading ....
Jangan lupa tinggalkan jejak berupa komen dan like ya
****
Sebagai anggota buangan klan Shen, Erlang Shen tidak diperbolehkan untuk menggunakan nama Shen di depan namanya. Oleh karena itu, dia membalik posisi namanya dan menjadikan Erlang sebagai marga. Banyak hal yang tak boleh dia lakukan, termasuk berkultivasi. namun, semua larangan itu tak dihiraukan olehnya. Dengan modal nekat, ia memulai kultivasinya. Ini adalah titik awal perjalanan sang legenda
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pena_Novel, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
chapter 19 Awal Sebuah Bencana
Dhuaaaaaarrrrr
Ledakan mengguncang daratan. Akibat dari ledakan itu, pelindung berlapis alam langit kembali hancur. Di saat yang sama, serangan Erlang Shen mengenai Yun Feng. Serangan itu menyebabkan Yun Feng terpental.
"Hentikan pertarungan kalian." Suara seseorang membuat Erlang Shen dan Yun Feng terdiam. Keduanya menoleh ke sumber suara.
"Pertarungan kalian mengawali bencana besar," ujar pria itu.
"Kalian harus menghentikan bencana yang akan terjadi bagaimanapun caranya," jelas pria itu.
"Memangnya kau ini siapa?" tanya Yun Feng kepada pria yang baru datang.
"Siapa aku tidak penting. Yang harus kalian lakukan adalah hentikan bencana besar yang akan terjadi. Kalau kalian tidak menghentikannya, maka alam langit akan jatuh ke tangan para penguasa biadab itu," jelas pria tersebut.
"Hanya alam rendah saja, kenapa harus dilindungi." Yun Feng langsung pergi tanpa permisi. Sikapnya itu membuat pria yang baru datang itu kesal.
"Aku serahkan alam langit padamu." Pria itu langsung menghilang.
"Bencana apa yang dimaksud oleh orang itu?" tanya Erlang Shen.
"Bencana serupa yang terjadi jutaan tahun yang lalu," jelas Lao Hu.
"Bencana yang terjadi jutaan tahun yang lalu." Erlang Shen kebingungan setelah mendengar jawaban dari Lao Hu.
"Jutaan tahun yang lalu, kaisar iblis dan kaisar langit memperebutkan sesuatu di alam langit ini. Pertarungan mereka menyebabkan alam langit menjadi kacau. Pertarungan mereka juga menyebabkan alam langit yang awalnya setara dengan alam yang lebih tinggi melemah seiring berjalannya waktu," jelas Lao Hu.
"Waktu itu, Dewa Suci dan Dewa Perang turun tangan untuk melindungi alam langit, namun keduanya tidak bisa mengalahkan kaisar langit dan juga kaisar iblis. Jadi, satu-satunya cara untuk melindungi alam langit adalah dengan menyegelnya," lanjut Lao Hu.
"Pertama-tama, aku harus mencari benda yang diincar oleh kaisar langit," gumam Erlang Shen.
Erlang Shen melesat meninggalkan lembah. Sementara' itu, Yun Feng muncul di tempat persembunyian para iblis di alam langit. Di sana, dia langsung menemui kaisar iblis.
"Kenapa kau ke sini?" tanya Kaisar Iblis kepada Yun Feng dengan nada tak suka.
"Aku kesini untuk bekerja sama denganmu," jawab Yun Feng.
"Kau pikir aku akan percaya kepada Dewa Pelindung alam langit? Kau dan pendahulumu sama-sama licik," ujar Kaisar Iblis.
"Jangan samakan aku dengannya. Aku bukan orang bodoh yang akan melindungi alam rendah yang tak berguna ini." Yun Feng menimpali. Respon Yun Feng itu membuat Kaisar Iblis tersenyum senang.
"Kalau kau ingin bekerjasama denganku, maka kau harus memberikanku inti langit." Kaisar Iblis mengajukan syarat kepada Yun Feng. Yun Feng yang tak tahu apa-apa tentang inti langit menyanggupi syarat itu. Setelah Yun Feng pergi, Kaisar Iblis tertawa.
"Tak kusangka, dewa perang selanjutnya sangat bodoh. Sebentar lagi, kaisar langit akan tunduk dibawah kakiku," ucap Kaisar Iblis.
******
Erlang Shen melesat dengan cepat. Sementara' itu, tanpa ia sadari, pasukan dari alam atas mulai memasuki alam langit. Mereka diperintahkan untuk mencari inti langit yang legendaris.
"Lao Hu, apakah kau mengetahui benda yang dicari oleh kaisar iblis dan kaisar langit?" tanya Erlang Shen.
"Kalau soal itu, aku tidak tahu. Yang aku tahu, kedua kaisar itu mencari sesuatu yang bisa mengantarkan mereka menjadi penguasa tertinggi," jelas Lao Hu.
"Penguasa tertinggi." Erlang Shen bergumam sambil berpikir. Dia tidak mungkin mencari sesuatu yang tak ia ketahui wujud dan bentuknya.
"Kalau bentuknya tidak kuketahui, bagaimana aku bisa menemukannya?" tanya Erlang Shen dalam hati.
"Mungkin kakak bisa mencari petunjuknya. Biasanya benda yang identik dengan penguasa itu tersimpan ditempat yang tak bisa disangka-sangka," jelas Lao Hu.
"Entah kenapa, aku merasa benda itu berada di dekatku, tapi dimana? Tidak mungkin juga aku memberitahu kakak kalau sebenarnya benda itu adalah inti langit. Andai ibu Dewi tidak melarangku, mungkin aku sudah memberitahukan hal itu kepada kakak." Lao membatin Ia mengedarkan kekuatan jiwanya secara diam-diam untuk mencari inti langit, namun tak ia temukan. Seakan-akan benda tersebut dilindungi oleh kekuatan tak kasat mata.
Erlang Shen terus melesat. Tak beberapa lama kemudian, beberapa orang langsung menghadangnya. Orang yang menghadangnya bukan orang-orang klan Shen, melainkan orang-orang yang tak ia kenali.
"Sepertinya dia orangnya," ujar salah satu diantara mereka.
"Siapa kalian?" tanya Erlang Shen tombak biru yang siap ia gunakan.
Wuuuussssss
Wuuuussssss
Pertanyaan Erlang Shen tak dijawab. Beberapa orang itu justru menyerangnya dengan ribuan pedang petir.
Boooommmmm
Boooommmmm
Boooommmmm
Ribuan pedang petir itu diledakkan oleh Erlang Shen menggunakan tombak langit. Erlang Shen memutar tombaknya, sehingga serangan berupa puluhan naga api menyerang orang-orang yang menghadangnya.
Boooommmmm
Ledakan terdengar. Salah seorang diantara mereka berubah menjadi kabut darah. ketiga orang lainnya langsung menyusun formasi.
"Terlalu lambat." Erlang Shen tiba-tiba saja muncul di tengah-tengah formasi yang belum jadi. Denhan satu serangan, formasi tersebut langsung meledak.
Jleeeebbb
Tombak langit menusuk jantung pria berambut biru. Saat itu juga, pria tersebut langsung ambruk ke tanah.
"Sekarang katakan, siapa yang mengirim kalian!" pinta Erlang Shen.
"Kau tidak pantas untuk mengetahui tuan kami," timpal pria berambut pirang.
Swuuuussss
Traaaangggg
Serangan Erlang Shen ditahan menggunakan tombak. Erlang Shen melapisi tangannya dengan api. tinju berapi Erlang Shen mendarat di dada pria yang menahan serangannya. Saat itu juga, pria tersebut terbakar dan berubah menjadi abu dalam sekejap.
"Siapa yang mengutus kalian?" tanya Erlang Shen kepada pria berambut hitam. Pria itu tak merespon. Ia justru meledakkan dirinya untuk menjaga identitas orang yang mengutus mereka.
"Kakak, kenapa kau tidak menggunakan mata langit untuk mencari tahu orang yang mengirim mereka?" tanya Lao Hu.
"Aku lupa," jawab Erlang Shen.
"Kalau begitu, berikan saja mata langit itu padaku. Kakak juga tidak pernah menggunakannya." Lao Hu menimpali.
"Tidak akan," balas Erlang Shen.
"Yaelah, Kak, aku hanya bercanda, jangan dianggap serius," jelas Lao Hu.
"Kak, mata langit seharusnya warna apa?" tanya Lao Hu.
"Biru," jawab Erlang Shen singkat.
"Seharusnya biru, tapi kenapa mata langit kakak memiliki pola bintang 8 berwarna emas?" tanya Lao Hu.
"Mungkin hanya kebetulan," jawab Erlang Shen.
"Kakak tidak penasaran dengan pola bintang itu?" tanya Lao Hu.
"Memangnya ada pola bintang di mataku?" tanya Erlang Shen.
"Ada, tapi hanya muncul beberapa detik, setelah itu hilang. Aku penasaran, tapi kakak tidak penasaran sama sekali," jelas Lao Hu.
"Lao Hu, sebenarnya kau ini harimau jenis apa?" tanya Erlang Shen.
"Aku juga tidak tahu," jawab Lao Hu.
"Semua hal yang tak berkaitan dengan dirimu kau tahu, tapi giliran dirimu sendiri, kau tidak tahu apa-apa." Erlang Shen menimpali.
"Ibuku menghapus sebagian ingatanku," jelas Lao Hu.
"Pantas saja." Erlang Shen kembali melesat. Sepanjang perjalanan, Lao Hu hanya tidur diatas kepala Erlang Shen. Bentuknya yang sangat kecil itu membuat seseorang tidak bisa melihatnya dari kejauhan.