NovelToon NovelToon
Hot Duda Dan Baby Sitter

Hot Duda Dan Baby Sitter

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duda / Ibu Pengganti / Pengganti
Popularitas:7.9k
Nilai: 5
Nama Author: Rhtlun_

Di tengah hujan deras yang mengguyur jalanan kota, Kinanti menemukan seorang anak kecil yang tersesat. Dengan tubuhnya yang menggigil kedinginan, anak itu tampak sangat membutuhkan bantuan. Tak lama kemudian, ayah dari anak itu muncul dan berterima kasih atas pertolongan yang ia berikan.

Meskipun pertemuan itu sederhana, tidak ada yang tahu bahwa itu adalah awal dari sebuah kisah yang akan mengubah hidup mereka berdua. Sebuah pertemuan yang membawa cinta dan harapan baru, yang muncul di tengah kesulitan yang mereka hadapi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rhtlun_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 7

Kinanti duduk di lantai ruang tamu bersama Kenzo, bermain dengan mainan yang tersebar di sekeliling mereka. Tawa ceria Kenzo memenuhi ruangan, membawa kehangatan tersendiri di rumah besar itu.

Kinanti merasa senang melihat Kenzo begitu bahagia. Baginya, senyum dan tawa anak itu adalah hadiah terbesar dari pekerjaannya sebagai pengasuh.

Namun, keceriaan itu segera terganggu oleh suara langkah kaki yang mendekat. Marta dan Adam, orang tua Julian, baru saja pulang dari luar. Mereka datang tidak hanya berdua, melainkan dengan seorang wanita muda yang tampak anggun namun dengan sikap yang angkuh bersama mereka. Wanita itu adalah Hanah.

Ketika Hanah melihat Kinanti, ia berhenti sejenak, mengamati Kinanti dengan tatapan tajam. "Siapa ini?" Tanyanya, suaranya terdengar dingin.

Kinanti berdiri dengan sopan, menyembunyikan rasa tidak nyamannya. "Saya Kinanti, pengasuh Kenzo." Jawabnya dengan suara tenang.

Hanah mengangkat alisnya, lalu melirik Marta sejenak sebelum kembali menatap Kinanti.

"Oh, jadi kamu pengasuhnya." Ucap Hanah dengan nada merendahkan. Ia kemudian memperkenalkan dirinya.

"Saya Hanah, calon istri Julian."

Kinanti hanya bisa tersenyum canggung, merasa tidak enak dengan situasi ini.

"Senang berkenalan dengan Anda." Balas Kinanti dengan sopan, meski hatinya merasa sedikit tertekan oleh sikap Hanah.

Marta, yang sejak tadi diam memperhatikan, akhirnya berbicara. "Kinanti, bisakah kamu ke belakang sebentar? Aku ingin berbicara dengan Kenzo."

Kinanti menoleh ke Kenzo yang masih memegang mainannya. Wajah anak itu langsung berubah murung mendengar permintaan neneknya. "Tapi, Nyonya, Kenzo—"

"Pergilah, Kinanti. Ini penting." Kata Marta tegas, memotong kalimat Kinanti.

Kinanti merasa serba salah, tetapi ia tidak ingin membuat masalah. "Baik, Nyonya." Jawabnya pelan. Ia menunduk sedikit kepada Marta dan Adam sebelum berbalik menuju dapur.

Kenzo langsung menggenggam tangan Kinanti dengan erat. "Kakak, jangan pergi..." Pintanya dengan suara kecil, hampir menangis.

Kinanti berlutut di hadapan Kenzo, menatapnya dengan lembut. "Kakak akan kembali, Kenzo. Hanya sebentar, oke?" Ujarnya, berusaha menenangkan anak itu.

Namun, Marta yang berdiri di dekat mereka, tidak memberi Kinanti pilihan. "Kenzo, biarkan Kinanti pergi. Dia harus melakukan tugas lain." Kata Marta dengan nada tegas.

Dengan berat hati, Kinanti melepaskan genggaman Kenzo dan berjalan ke arah dapur, meninggalkan Kenzo yang terlihat sedih.

Setelah Kinanti pergi, Hanah mencoba mendekati Kenzo. Ia tersenyum manis, meski ada kesan kepura-puraan di balik sikapnya. "Kenzo, apa kamu suka mainan ini?" Tanyanya, mencoba menarik perhatian anak itu.

Kenzo hanya menatap Hanah tanpa berkata apa-apa. Matanya berkaca-kaca, dan wajahnya menunjukkan ketidaksenangan.

Hanah tidak menyerah. "Kenzo, apakah kamu mau jika aku menjadi ibumu? Kita bisa bermain bersama setiap hari." Ujarnya dengan nada manis.

Kenzo menggeleng kuat-kuat, air mata mulai mengalir di pipinya. "Gak mau! Aku mau Kak Kinanti!" Teriaknya, suaranya penuh dengan emosi.

Hanah terkejut mendengar jawaban itu. Ia tidak menyangka akan mendapat penolakan yang begitu tegas dari seorang anak kecil. Marta dan Adam yang berada di sana juga tampak kaget, terutama dengan reaksi Kenzo yang sangat emosional.

"Kenzo, jangan seperti itu." Tegur Marta, mencoba menenangkan cucunya.

Namun, Kenzo tetap menangis, berusaha berlari ke arah dapur untuk mencari Kinanti. "Aku mau Kak Kinanti! Aku gak mau yang lain!" Serunya dengan suara parau.

Mendengar teriakan Kenzo, Kinanti yang berada di dapur segera berlari kembali ke ruang tamu. Melihat Kinanti datang, Kenzo langsung memeluknya erat, masih terisak. "Kak Kinanti, jangan pergi..." Ujarnya dengan nada memohon.

Kinanti memeluk Kenzo, menenangkannya dengan lembut. "Kakak di sini, Kenzo. Kakak tidak akan pergi ke mana-mana." Ucapnya sambil mengusap punggung Kenzo.

Hanah hanya bisa berdiri diam, merasa dipermalukan oleh situasi ini. Marta juga tampak tidak senang dengan bagaimana keadaan ini berkembang, tetapi ia tidak bisa mengabaikan perasaan cucunya.

"Maaf, Nyonya." Kata Kinanti, menundukkan kepala kepada Marta dan Adam.

"Kenzo masih butuh waktu untuk beradaptasi."

Adam mengangguk pelan, menyadari bahwa cucunya merasa nyaman dengan Kinanti.

"Tidak apa-apa, Kinanti. Kami mengerti." Katanya, mencoba meredakan ketegangan.

Marta tidak berkata apa-apa, tetapi wajahnya menunjukkan kekecewaan. Di sisi lain, Hanah tampak kesal, tetapi ia berusaha menyembunyikan perasaannya.

Setelah situasi sedikit tenang, Kinanti membawa Kenzo ke kamarnya untuk beristirahat, meninggalkan Hanah, Marta, dan Adam di ruang tamu. Hanah duduk dengan wajah yang masih terlihat tidak puas.

"Dia hanya anak kecil, Hanah." Kata Marta mencoba menenangkan.

"Dia butuh waktu untuk terbiasa."

Hanah mengangguk pelan, meski hatinya masih merasa tidak nyaman. "Aku hanya ingin yang terbaik untuk Julian dan Kenzo." ujarnya dengan suara lemah.

"Dan itu yang penting." Tambah Adam. "Tapi kita harus membiarkan Julian dan Kenzo menentukan apa yang membuat mereka bahagia."

Hanah terdiam, menyadari bahwa mungkin ia telah memaksakan dirinya terlalu keras. Namun, di balik keheningan itu, ia bertekad untuk tetap mendekati Julian, meski harus bersabar menghadapi Kenzo dan situasi di rumah ini.

*******

Di dalam kamar, suasana menjadi lebih tenang. Kenzo duduk di atas ranjang dengan wajah yang masih sedikit murung, sementara Kinanti duduk di sampingnya, membelai rambutnya dengan lembut. Ia berusaha menenangkan Kenzo yang tadi begitu terguncang oleh kehadiran Hanah.

Kenzo memeluk Kinanti erat, seolah tidak ingin melepaskannya. "Kak Kinanti, jangan pergi lagi." Pintanya dengan suara kecil.

Kinanti tersenyum lembut, membalas pelukan Kenzo dengan penuh kasih sayang. "Kakak tidak akan pergi ke mana-mana, Kenzo. Kakak selalu ada di sini untuk kamu." Jawabnya dengan suara menenangkan.

Kenzo menatap wajah Kinanti, matanya masih sedikit berkaca-kaca. "Kenzo takut Kak Kinanti pergi seperti Mama..." Ujarnya dengan polos, mengungkapkan ketakutannya yang terdalam.

Hati Kinanti terasa terenyuh mendengar kata-kata itu. Ia tahu, Kenzo merindukan sosok seorang ibu yang sudah tiada sejak ia lahir. Kinanti merasa harus memberikan pengertian kepada Kenzo, meski ia sendiri merasa sulit untuk membicarakan hal ini.

"Kenzo, boleh Kakak tanya sesuatu?" Ujar Kinanti dengan lembut.

Kenzo mengangguk kecil, masih memeluk Kinanti erat.

"Apakah Kenzo mau punya ibu lagi?" Tanya Kinanti hati-hati, berusaha memahami perasaan Kenzo lebih dalam.

Kenzo menggeleng kuat-kuat, wajahnya menunjukkan penolakan yang tegas. "Tidak mau. Kenzo hanya mau Kak Kinanti. Kak Kinanti baik, Kak Kinanti sayang sama Kenzo." Jawabnya dengan penuh kepastian.

Kinanti tersenyum lembut, merasa tersentuh oleh kejujuran Kenzo. Ia mengusap pipi Kenzo yang lembut, berusaha memberikan rasa aman. "Kakak juga sayang sama Kenzo. Tapi Kenzo tahu, Kakek dan Nenek ingin Kenzo bahagia. Kalau suatu saat Kenzo punya ibu baru, itu karena mereka ingin yang terbaik untuk Kenzo."

"Tapi Kenzo hanya mau Kak Kinanti..." Kenzo tetap bersikeras, matanya menatap Kinanti dengan penuh harap.

Kinanti menghela napas pelan, menyadari betapa penting dirinya bagi Kenzo. Ia tahu, peran yang ia miliki saat ini lebih dari sekadar seorang pengasuh. Ia menjadi sosok yang memberikan kehangatan dan rasa aman bagi Kenzo, sesuatu yang sangat berharga bagi anak kecil sepertinya.

"Kenzo, yang penting sekarang adalah Kenzo bahagia dan merasa aman. Kakak akan selalu ada untuk Kenzo, meski apa pun yang terjadi." Ujar Kinanti dengan penuh kelembutan, berusaha memberikan pengertian yang sesuai untuk usia Kenzo.

Kenzo mengangguk perlahan, meski ia belum sepenuhnya memahami semua yang dikatakan oleh Kinanti. Yang ia tahu, ia merasa nyaman bersama Kinanti, dan itu sudah cukup baginya.

Setelah beberapa saat, rasa lelah mulai menyelimuti Kenzo. Ia merebahkan kepalanya di pangkuan Kinanti, matanya perlahan tertutup. Kinanti mengusap punggung Kenzo dengan lembut, membiarkan anak itu tertidur dengan tenang.

"Selamat tidur, Kenzo." Bisik Kinanti dengan penuh kasih, menatap wajah polos Kenzo yang akhirnya tertidur dengan damai.

Kinanti duduk diam sejenak, membiarkan Kenzo beristirahat di pangkuannya. Ia merenungkan percakapan mereka tadi, menyadari betapa besar tanggung jawab yang ia emban. Meski hanya seorang pengasuh, ia merasa memiliki ikatan yang kuat dengan Kenzo, seolah menjadi bagian penting dalam hidup anak itu.

Perlahan, Kinanti merebahkan Kenzo di atas ranjang, menyelimutinya dengan lembut. Ia menatap wajah Kenzo yang tertidur lelap, merasa lega bahwa setidaknya untuk malam ini, Kenzo bisa tidur dengan tenang.

Kinanti berdiri pelan, melangkah keluar dari kamar Kenzo dengan hati yang penuh perasaan. Ia tahu, perjalanannya di rumah ini baru saja dimulai, dan masih banyak tantangan yang akan datang. Namun, ia bertekad untuk selalu memberikan yang terbaik bagi Kenzo, menjadi sosok yang bisa diandalkan dan dicintai oleh anak itu.

Dengan langkah ringan, Kinanti menutup pintu kamar Kenzo dengan hati-hati, membiarkan anak itu beristirahat dalam damai.

1
Ds Phone
ada kebahagian untuk nya
Ds Phone
semagat tu
selviana engol
ceritanya sangat seru
selviana engol
ceritanya sangat seru
Fitriadesy 99.df
cerita nya bagus
Ds Phone
perumpuan tu mesti paksa dia
Ds Phone
emak nya sombong tak bertempat
Ds Phone
ada rasa suka
Ds Phone
meraka suka sekali
Ds Phone
apa kah dia akan kembali
Ds Phone
ya semua nya tak bolih pasaka kalau hati tak suka
Ds Phone
lama lama akan rapat
Ds Phone
kebahagian yang dia fapat
Ds Phone
orang tak tahu malu macam tu kah
Ds Phone
dia ada bakat terpendam
Ds Phone
bunga bunga cinta
Ds Phone
dia pandai melayan anak anak
Ds Phone
dia dah jatuh cinta lah tu
Ds Phone
kebahagian anak lebih penting
Ds Phone
tentu ada masalah besar
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!