NovelToon NovelToon
Adik Angkat Tersayang

Adik Angkat Tersayang

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Cinta Terlarang / Teen Angst / Diam-Diam Cinta / EXO / Trauma masa lalu
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Chinchillasaurus27

Tentang kisah seorang gadis belia yang tiba-tiba hadir di keluarga Chandra. Gadis yang terluka pada masa kecilnya, hingga membuatnya trauma berkepanjangan. Sebagai seorang kakak Chaandra selalu berusaha untuk melindungi adiknya. Selalu siap sedia mendekap tubuh ringkih adiknya yang setiap kali dihantui kelamnya masa lalu .

Benih-benih cinta mulai muncul tanpa disengaja.

Akankah Chandra kelak menikahi adiknya itu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Chinchillasaurus27, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Praktek Senam

Semua anak-anak sekelasku sekarang udah kumpul di lapangan. Udah pada ganti kaos olahraga juga, tinggal nunggu pak Han, si guru olah raga dateng.

Hari ini waktunya penilaian senam woyy!!!

Aku lihat kelompokku pada gugup, begitupun dengan aku, gugupnya 2x lipat gaes.

"Dim, kelompok lo emang udah siap?" tanya Jevin pada Dimas, kelompok lain.

"Udah dong, kelompok gue gituloh!" ucap Dimas.

Sudah sekitar 30 menitan kita nunggu Pak Han, tapi gak dateng-dateng juga. Jevin coba ngehubungi dia tapi gak dijawab-jawab. Anak-anak udah pada seneng, mungkin prakteknya diundur minggu depan. Kita pada ngucap syukur.

"Ayo ayo ayoo anak-anak pemanasan dulu!" teriak Pak Han dari kejauhan.

Kita semua auto kecewa berat. Ternyata beliau akhirnya datang.

"Duhh kenapa sih pakek dateng segala." rengek Refran.

Sesuai dengan perintah Pak Han, kita semua membentuk barisan buat pemanasan dulu. Selesai pemanasan Pak Han lalu ngasih beberapa pengumuman.

Kata beliau nanti bakalan ada reward buat kelompok yang paling bagus dan kompak. Wiih gak sabar nih jadinya.

Ettt tapi bisa menang gak ya kelompoku?

Dahlah gak yakin.

Nomer urut tampilnya udah dibagi, alhamdulillah kelompokku dapet urutan yang terakhir. Jadi bisa lega sedikit.

Tenang... tenang... masih lama...

Kita duduk-duduk sambil ngeliatin kelompok lain tampil.

Seketika kita langsung insecure.

Gilaa pada bagus-bagus semua, kita gak pd banget mau nampilin senam kita yang absurd ini.

"Refran lo nanti jangan lemes-lemes banget ya? Gerakan lo yang semangat jangan gemulai kek cewek." ucap Jevin.

"Lo jangan kaku-kaku amat kayak lidi." pesan Jevin pada Jiko.

"Chris ekspresi lo yang ceria dong. Jangan lempeng, oke?"

Chris pun mengangguk.

"Oh Hafi lo jangan terlalu semangat, ekspresi lo juga jangan over. Jangan ngebacot juga, harus konsenterasi pokoknya." titah Jevin pada Hafi.

"Dan lo Juno, lo jangan cepet-cepet. Ikutin musiknya. Gerakan lo samain sama yang lain. Gausah buru-buru. Jangan kayak pas latihan kemarin."

"Dan lo By, lo nanti kan ngadep depan jadi gak bisa nyontek yang lain. Usahain jangan sampek salah gerakan ya."

Aku hanya bisa mengangguk. Jevin ngomongnya serius banget, aku tau kok kalo Jevin itu sebenarnya lebih gugup dari kita semua.

Astaga demi apa kelompok Dimas udah selesai njirr. Sekarang giliran kita, kelompok terakhir.

Kita bertujuh berdiri, Jevin tiba-tiba mengulurkan tangannya ke depan. "Gaes ayok semangat, kita pasti bisa!"

Kita pun mulai mengikuti tangan Jevin, lalu menumpuk tangan kita bersama kemudian mengangkatnya ke udara. "SEMANGAT!!!" seru kita dengan kompak.

Huhhh, lumayan menetralisir deg-deganku.

Kelompok kita kemudian langsung aja menata barisan. Sebelum mulai, aku menoleh ke belakang buat melihat anggota kelompokku sebentar.

Rasa tidak tenangku kembali menyerang. Dag dig dug, suara detak jantungku seperti dapat terdengar dengan jelas.

Aduh aku takut, sumpah aku nervous banget. Aku gak biasa jadi pusat perhatian kayak gini. Kalo gerakanku salah, selesai udah diketawain.

Seketika mentalku menciut.

Aku lihat wajah Jevin. Jevin melemparkan senyuman kepadaku. Dia mengangguk kayak ngeyakinin 'gak papa By, lo pasti bisa'.

Aku lantas menarik napas panjang kemudian mengembuskannya.

Oke Gaby ini cuma sebentar. Lo harus percaya diri! Demi kelompok lo!

YaAllah please, tolong bantu hamba.

Bismillah.

Lagu akhirnya diputar.

Aku mendengarkan irama dengan seksama.

Oke ini mulai...

Jalan di tempat seirama dengan intro.

1

2

3

Aku menggerakkan tubuhku seperti latihan kemarin. Aku bayangin ini bukan di lapangan sekolah tapi ini di dalam kamarku yang sepi, gak ada yang nonton sama sekali. Aku lihat Pak Han di depan, aku bayangin aja dia itu Teby. Aku nikmati aja semuanya. Aku biarkan mengalir dengan semestinya. Ayo hampir selesai.

Bentar lagi selesai.

Dan..... akhirnya selesai.

Prok prok prok prok prok

Senam sudah selesai, penonton pada tepuk tangan. Kita lalu merapatkan barisan lalu menunduk memberi hormat pada penonton.

Akhirnya kita berhasil menyelesaikan senam ini. Aku bangga. Aku sangat bangga sama diriku sendiri. Akhirnya aku bisa mengalahkan rasa takutku. Aku gak nyangka.

Alhamdulilah Ya Allah...

Kelompok kita kembali duduk ditempat tadi sambil menunggu pengumuman dari Pak Han yang kelihatannya masih mikir.

Jevin terus tersenyum ke arahku. Dia kemudian beralih duduk di sebelah ku. Perlahan dia mendekatkan bibirnya.

"Kamu jago banget tadi yang." bisiknya di dekat telingaku.

"Makasih ini berkat kamu juga yang udah kerja keras ngajarin." bisikku balik.

Pak Han kemudian beranjak dari duduknya. Dia sekarang berdiri di depan kita semua.

"Oke anak-anak. Senam kalian tadi sangat bagus-bagus semua.  Senam-senam yang kalian tampilkan memenuhi kriteria yang Bapak maksud. Bapak sangat bangga dengan kalian semua."

"Tepuk tangan dong!" ucap Pak Han.

Prok prok prok prok prok prok prok

"Tapi seperti yang Bapak bilang dari awal bahwa cuma ada satu juara. Memang ini sangat sulit untuk memutuskan karena senam kalian sungguh sangat memuaskan semua. Sumpah deh Bapak gak bohong."

"Langsung aja Pak!" seru Hafi.

"Oke oke tenang dulu. Ehem (pak Hafi batuk dulu). Juara untuk senam terbaik kali ini...."

"Jatuh..."

"Kepada...."

Semua anak-anak pada nutup telinganya masing-masing. Termasuk aku.

Jeng jeng jeng

"Kelompok 5!!!"

"AAAAAKKKKHHH!!

Itu kelompokku gaesss!!

Kita bertujuh auto teriak seneng banget. Kita berpelukan bersama. Gak nyangka ternyata kelompok kita pemenangnya.

Si Juno gak henti-hentinya ngucap alhamdulilah. Si Refran sampek sujud-sujud syukur. Si Jiko salto sama roll depan belakang karena udah nazar dari awal. Si Hafi sama Chris berselebrasi dengan joget bang jali didepan sana.

Aku sama Jevin cuma loncat-loncat aja gak aneh-aneh kayak mereka.

"Ayo bagi yang juara segera ambil reward nya kesini." ucap Pak Han.

Kita bertujuh langsung aja mendekat ke Pak Hen. Kita di kasih reward. Ahh kira-kira apa ya reward nya. Ahh kita sangat penasaran.

Dan reward nya ternyata voucher jajan di kantin sebesar 20 ribu, per anak. Wiih mayanlah.

"Makasih Pak." ucap Jevin.

"Makasih loh Pak." ucapku.

"Thank you ya Pak!" kata Juno sambil nyengir sampai matanya jadi kayak bulan sabit yang tengkurep.

"Terimakasih Pak Han, ini udah lebih dari cukup." kata Refran dengan ekspresi melow nya. Selalu.

"Uwaaaawww makasih banget Pak Han guru olahraga yang paling tamvan. Saya ngefans sama anda Pak!!!" ucap Hafi sangat heboh.

"Alhamdulilah, tau aja Pak kalo saya lagi gak bawa uang!" ucap Jiko sambil mengantongi voucher itu.

"Lumayanlah, buat beli cimol. Tau sendiri kan duit gue gede semua, di kantin suka gak ada kembaliannya." Jangan tanya ucapan siapa itu tadi. Udah jelaskan, si tajir melintir Chriss. Dia mah uangnya no limit.

~to be continue..

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!