NovelToon NovelToon
SAFFIYA

SAFFIYA

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Dosen / Nikahmuda / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:3.2k
Nilai: 5
Nama Author: Miss_Fey

SAFFIYA RAY & RAYAN ADITNYA. Kisah gadis cantik yang mengejar cinta pria duda tampan, yang merupakan dosennya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Miss_Fey, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 27

********

Setelah ponselnya berhasil di buka, Saffiya langsung melihat-lihat semua data data yang ada didalamnya. mulai dari foto-foto dan beberapa video yang sering ia ambil dulu.

Namun betapa terkejutnya ia melihat semua itu, banyak sekali foto dirinya yang menggunakan pakaian terbuka bahkan hampir separuh dari tubuhnya terlihat. air mata Saffiya langsung jatuh melihat semua itu.

Ia tidak menyangka jika dirinya yang dulu benar benar seburuk itu, Meyra yang melihatnya langsung merasa menyesal.

Dirinya berfikir sebaiknya ia tidak memberikan ponsel lama Saffiya itu, jika hal itu akan membuatnya sesedih ini setelah mengetahui seperti apa dirinya yang dulu.

Sesampainya diapartemen, Saffiya langsung mengurung diri didalam kamarnya. ponselnya yang sedari tadi di pegangnya, langsung ia musnahkan dengan cara dilemar keras kelantai.

BRAKKK!!!

Seketika ponsel itu hancur berkeping keping.

Meyra yang berada diruang tengah, hanya bisa diam mendengar suara yang terdengar dari kamar Saffiya, ia benar benar merasa sangat menyesal.

Sore menjelang, Saffiya keluar dari kamarnya sambil membawa kopernya.

" Sa! kamu mau kemana? " tanya Meyra kaget melihatnya.

" Aku mau pulang kepesantren. " jawab Saffiya.

" Tapi Sa! gimana dengan proses untuk memulihan ingatan kamu. " tanya Meyra bingung.

" Lebih baik aku nggak usah ingat lagi semuanya, semua itu nggak penting Mey. aku udah nyaman dengan kehidupanku sekarang. " jawab Saffiya.

" Tapi Sa! " Ucap Meyra masih merasa berat jika Saffiya menyerah begitu saja, karena fikirnya kehidupan masa lalunya tidak semuanya buruk seperti yang ada di foto-foto itu.

" Aku pergi, kamu baik-baik ya. aku janji akan sering main kesini. " ucap Saffiya yang keluar menuju lift.

Meyra hanya bisa menatap kepergianya, karena ia tidak bisa berbuat apa-apa lagi jika itu sudah menjadi keputusan sahabatnya.

Sesampainya dibawah, Saffiya langsung berpapasan dengan Rayan yang baru pulang bekerja.

" Saffiya! kamu mau kemana? " tanya Rayan yang bingung melihat gadis itu keluar dengan membawa koper.

" Saya mau pulang kepesantren pak, terima kasih sebelumnya karena sudah mengantar saya kesini. " jawab Saffiya menunduk.

" Tapi ingatanmu." ucap Rayan semakin bingung.

" Semua itu hanya masa lalu pak, bagi saya dengan kehidupan yang saya jalani sekarang ini sudah lebih dari cukup, jadi saya tidak perlu melihat kebelang lagi. " jawab Saffiya yakin.

Rayan langsung terdiam mendengar penjelasan gadis itu.

" Kamu yakin? " tanya Rayan memastikan.

" Iya, saya permisi. " jawab Saffiya kemudian pamit melangkah pergi meninggalkan Rayan.

Rayan hanya bisa melihatnya pergi menjauh, jika itu sudah menjadi keputasan Saffiya. ia tidak berhak untuk ngelarang, terlebih lagi Rayan bukan siaps-siapa untuk gadis itu.

***

Dua bulan berlalu, kehidupan Saffiya berjalan seperti biasanya. setiap hari ia belajar memperdalam ilmu agama dan juga membatu kesibukan dipesantren.

Ia merasa sangat bahagia dengan kehidupanya saat ini, tanpa mengingat lagi ingatanya yang belum juga kembali.

Menurutnya ketika seseorang sudah merasa tenang dengan kehidupanya yang sekarang, semua kenangan entah itu buruk ataupun tidak, Saffiya sudah tidak perduli lagi. ia hanya berfokus dengan apa yang membuatnya bahagia tanpa bergantung pada orang lain.

" Yan! " panggil abahnya yang melihat Rayan baru saja sampai dan sedang memarkirkan motornya.

" Assalamu'alaikum bah. " jawab Rayan yang langsung menghampiri abahnya sambil menyalaminya.

" Tumben baru keliatan? kemana aja udah dua minggu ini nggak kesini? " tanya abahnya heran, karena biasanya setiap minggunya Rayan selalu datang berkunjung beberapa kali.

" Rayan pulang jenguk ayah sama ibu sebentar bah, mereka titip salam juga buat abah sama umi dan juga ini sedikit oleh-oleh dari ibu. " jawab Rayan yang memberikan beberapa hadiah titipan orang tuanya.

" Wahh... terima kasih nih, salam juga buat ayah dan ibumu. nanti kapan-kapan abah akan datang berkunjung kesana. " jawab abahnya senang menerima hadiah itu.

Keduanya pergi menuju ruang kerja abahnya, sambil Rayan membawa semua hadiah itu.

Keadaan pesantren tidak terlalu ramai, karena para santrinya sedang berada dikelas untuk proses pembelajaran.

" Ada apa? " tanya abahnya yang melihat Rayan seperti sedang gelisah sedari tadi.

" Sebenarnya ada yang ingin Rayan diskusikan sama abah. " jawab Rayan,

" Katakan, mau bicara apa. " ucap abahnya yang berhenti dengan pekerjaanya dan melihat Rayan.

" Sebenarnya tujuan Rayan pulang kerumah beberapa hari yang lalu, karena ingin mendiskusikan hal ini dengan ayah sama ibu, dan Allhamdulillah mereka sejutuh bah selagi itu yang terbaik buat Rayan. " jelas Rayan.

" Hal apa itu Yan?  " tanya abahnya penasaran.

" Tentang niat baik Rayan ke Saffiya bah. " jawab Rayan,

Selama ini ia sudah berfikir dan mempersiapkan diri dengan sangat matang, Rayan memutuskan untuk tetap melanjutkan niat baiknya kepada gadis itu, terlebih lagi ia tersadar ketika Saffiya pernah mengatakan bahwa kehidupanya yang dulu hanyalah masa lalu, setiap orang berhak bahagia dengan kehidupanya yang sekarang tanpa harus menoleh kebelakang lagi.

Hal itu membuat Rayan semakin yakin dengan niatnya, sehingga ia mendiskusikan hal ini terlebih dulu dengan orang tuanya untuk meminta pendapat mereka.

" Kamu yakin Nak? " tanya abahnya memastikan.

" Rayan yakin bah. " jawab Rayan yang sudah memantapkan hatinya.

" Tapi sekarang Saffiya belum mengingat apa apa? apa kamu tidak keberatan dengan hal itu? gimana jika ingatanya kembali dan akan pergi meninggalkanmu? abah tidak ingin kegagalan menimpamu lagi Yan. " ucap abahnya cemas dengan kehidupan putra angkatnya itu.

" Rayan akan berusaha untuk merubah semua itu bah, Rayan yakin. Saffiya tidak ada melakukan itu, jika Rayan memperlakukanya dengan baik. " jawab Rayan.

Abahnya diam sejenak sambil berfikir, ia mengingkan yang terbaik untuk putranya itu. namun ia juga masih merasa khawatir karena melihat kondisi gadis yang Rayan cintai belum mengingat apa apa.

" Baiklah kalau kamu yakin, abah akan mendiskusikan semua ini dengan umimu dan gadis itu lagi, mudah-mudahan dengan kegigihanmu kalian akan berjodoh. " jawab abahnya.

Rayan langsung tersenyum mendengarnya, ia merasa sangat bersyukur orang-orang disekitanya mendukung penuh keputusanya.

Malam menjelang, setelah seluruh kegiatan dipesantren telah selesai. umi Salama memanggil Saffiya untuk datang keruangan kerja suaminya.

Disana mereka duduk dan mulai menyampaikan niat baik Rayan itu lagi.

" Gimana menurutmu nak? " tanya umi Salama setelah mengatakan semuanya pada Saffiya.

Gadis itu hanya menunduk dan tidak mengeluarkan kata sedikit pun, fikiranya saat ini sedang kacau.

Apakah semua ini memang takdirnya yang sudah Allah SWT. kirimkan padanya, entahlah, Saffiya juga merasa bingung.

Karena semenjak kecelakaan itu, ia tidak banyak mengenal Rayan. sehingga membuatnya bingung kenapa pria itu tiba-tiba ingin menghalalkanya.

"Sa! " panggil umi Salama yang membuyarkan lamunanya.

" Iya umi." jawab Saffiya tersadar.

" Jadi gimana menurutmu? " tanya umi Salama lagi.

" Entahlah umi, Saffiya bingung. " jawab Saffiya.

" Kamu fikirkanlah dulu, jika dirimu yakin atau tidak, umi tidak memaksa. umi hanya menyampaikan niat baik Rayan kepadamu. karena dia laki-laki yang baik dan juga bertanggung jawab. umi dan abah sudah lama mengenalnya, dan selama itu belum pernah Rayan mengatakan niat seperti ini, ini kali pertamanya ia terlihat setulus ini setelah sekian lama hidup sendiri. " jelas umi Salama seperti apa Rayan di mata mereka.

Seketika Saffiya merasa takjup dengan kepribadian pria itu.

" Dulu umi pernah bertanya padanya, kapan Rayan mau mencari pendamping hidup lagi, kamu tau apa jawabanya? Rayan bilang, Rayan nggak akan menikah sebelum semua keinginan orang-orang disekitanya terpenuhi. Allhamdulilla berkat kegigihanya, sekarang ia sudah sukses dengan bisnisnya sendiri dan juga sebagai dosen, orang-orang disekitanya juga merasa bangga karena Rayan mampu membuktikan janjinya dulu. " jelas umi Salama lagi.

Saffiya diam dan berfikir, hidupnya sekarang memang sudah lebih baik. ia merasa nyaman dengan lingkunganya, namun ia juga tidak akan selamanya tinggal disini.

Suatu saat nanti Saffiya pasti akan meninggalkan pesantren ini juga, entah itu menikah dan hidup bahagia bersama keluarga kecilnya nanti, atau pergi menuju ketempat peristirahatan terakhirnya, karena hidup seseorang tidak ada yang tau. jika dikemudian harinya ia akan seperti apa.

###NEXT###

Salam Hangat Dari Penuliss...

1
riez onetwo
Ga sabar lanjut baca!
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!