NovelToon NovelToon
Berbisnis Di Isekai

Berbisnis Di Isekai

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Epik Petualangan / Dunia Lain / Anime / Fantasi Isekai / Toko Interdimensi
Popularitas:907
Nilai: 5
Nama Author: Yeffa

Elise, Luca dan Rein. Mereka tumbuh besar disebuah panti asuhan. Kehidupan serba terbatas dan tidak dapat melakukan apa-apa selain hanya bertahan hidup. Tapi mereka memiliki cita-cita dan juga mimpi yang besar tidak mau hanya pasrah dan hidup saja. Apalah arti hidup tanpa sebuah kebebasan dan kenyamanan? Dengan segala keterbatasannya apakah mereka mampu mewujudkannya? Masa depan yang mereka impikan? Bagaimana mereka bisa melepaskan belenggu itu? Uang adalah jawabannya.

Inilah kisah mereka. Semoga kalian mau mendengarkannya...

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yeffa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12. Slime!! part 4

Terdengar suara ramai dilantai bawah, rupanya anak-anak yang ikut ke pasar baru saja pulang. terlihat tidak jauh dari panti sedang menuju kesini. segerombolan anak-anak panti yang berdiri didepan halaman menyambut mereka bahagia terutama anak-anak yang sudah menunggu apa yang mereka bawa. Mereka bahkan belum masuk kedalam sementara anak-anak yang lain sudah mulai rusuh bertengkar meminta oleh-oleh lebih dulu tapi apa daya. Barang yg mereka dapatkan terbatas. Jadi yang didapatkan juga terbatas. Tidak semua anak mendapatkan yang mereka tunggu. Satu dua anak menangis dan sisanya hanya terdiam. Inilah susahnya kehidupan panti. Karenanya Elise, Luca dan Rein yang melihat dari lantai dua memperhatikan suasana. Mereka bertiga berjanji akan menghasilkan uang secepatnya agar dapat membantu kehidupan dipanti lebih baik lagi. Elise, Rein, dan Luca saling tatap dengan penuh keyakinan. Mereka pasti bisa.

"Sudah-sudah. Ayo kita kalian bersih-bersih kemudian kita makan malam bersama." Ucap Bu Violet menengahi.

 Suasana kembali tenang tanpa keributan apapun. Walaupun masih ada satu dua anak yang mencoba menghentikan tangisnya. Anak-anak yang baru pulang dari pasar bergegas mandi dan berganti pakaian. Ah ya disini tidak ada kamar mandi yang seperti didunia modern hanya ada sebuah bak berisi air yang akan mereka gunakan untuk mandi. Dan kemudian berganti pakaian. Biasanya Elise, Rein dan Luca "mandi" di dekat sumur. Bergantian. Tidak ada bilik atau apapun. Hanya dihalangi semak belukar. Sedangkan Bu Violet ataupun Carla akan membasuh tubuhnya dikamar masing-masing. Ini juga yang menjadikan pr selanjutnya bagi Elise. Sungguh terlalu banyak yang harus diperbaiki.

Tidak lama anak-anak terdengar berlarian dilorong lantai dua, bersiap-siap untuk pergi ke ruang makan dan makan malam bersama. Tidak banyak yang terjadi, mereka hanya makan diselingi oleh lebih banyak anak-anak yang ikut pergi ke pasar yang bercerita tentang perjalanan hari ini. Sementara yang lain mendengarkan. Satu dua anak terlihat antusias sekali bahkan terbatuk-batuk saat mendengar betapa harumnya makanan dipasar. Berbentuk daging yang ditusuk kayu pipih lalu dibakar. Satu dua menahan air liurnya.

"Tidak bisakah kita mencobanya?" Ujar Cleo anak yang berumur 3 tahun itu bertanya antusias. Yang lain menggelengkan.

"Terlalu mahal. Harganya 20 keping logam. Jika ditambahkan 10 keping lagi bisa dapat kentang yang biasa kita makan satu kantung." Ucap Loren menjelaskan. Yang lain hanya menghela nafas. Tidak lagi berminat menceritakan apapun. Semua sibuk dengan pikirannya masing-masing.

"Hei kalian tahu terjadi sesuatu yang aneh dipasar tadi." ucap Loren memecah keheningan. Yang lainnya kembali menatap Loren ingin tahu.

"Sebelum pulang kami melihat sebuah pohon terlihat membeku." Rein, Elise bahkan Luca terbatuk mendengar kalimat Loren. Membuat Loren menatap mereka bingung.

"Kalian tidak apa-apa?" tanya Loren menyodorkan gelas. Mereka meminumnya dengan cepat.

"Lalu apa yang terjadi selanjutnya?" tanya Cleo tidak sabaran. Loren mengangguk melanjutkan .

"Prajurit yang bertugas langsung datang. Dan kalian tahu apa yang lebih mengejutkan?" Loren sengaja sekali memutuskan ceritanya dibagian yang paling menarik membuat anak-anak berteriak penasaran.

"Apa?apa? Ayo lanjutkan." teriak salah satu anak.

"Semua yang ada di pembuangan menghilang dalam sekejap. Tidak bersisa." ucapnya mendramatisir keadaan. Elise yang tahu ceritanya melirik Luca dan Rein yang tersedak makanan sekali lagi.

"KALIAN INI KENAPA SIH!" Loren kesal melihat kawannya ini tersedak terus.

"Minumlah yang banyak makanya." lanjutnya kembali mengisi gelas yang kosong dengan air kembali.

"Ayo lanjutkan lagi." anak lainnya masih penasaran dengan kelanjutan ceritanya.

"Mana aku tahu, mereka sedang menyelidik nya." ucapnya malas. Nanti terganggu lagi oleh Rein dan Luca.

"Apakah mungkin ada hantu?" tanya Cleo takut.

"Mana ada hantu membawa sampah. Yang benar saja." sanggah Loren.

"Aku yakin Monster."

"Tidak, pasti para bandit."

"Tidak. Pasti Slime raksasa." jawab Loren kemudian memperagakan pergerakan slime itu dengan ganas mendramatisir keadaan kemudian berkata, " Melahap semua itu dalam perutnya. Kemudian selanjutnya memakan mereka. Anak-anak kecil. Roawrr"

"KYAAAA!!" anak-anak lainnya berteriak ketakutan.

"Loren, ku peringatkan agar berhenti menakut-nakutinya. Semua itu belum pasti." Carla mengambil alih pembicaraan. "Jadi duduk dan lekas selesai kan makan malammu."

"Baik Carla." Leon kembali duduk tanpa banyak bicara.

Suasana kembali ramai oleh perbincangan mengenai siapa sosok yang melakukan perbuatan itu. Saat itu Elise tidak tahu bahwa kasus ini akan disebut dengan 'Pembuangan Penuh Misteri'. Yang akan terus diperbincangkan selama berbulan-bulan lamanya. Disisi lain mereka tidak tahu jika pelakunya sedang duduk bersama mereka menikmati makan malam bersama. Tak lama mereka pun bubar dan bergegas ke kamar. Elise, Luca dan Rein sudah terbaring di kasur masing-masing. Fikirannya kembali teringat oleh ucapan anak-anak yang mulai mengeluh dengan kehidupan panti yang sulit. Walaupun saat ini hidangan yang mereka santap sudah lebih baik daripada sup encer berkat buruan mereka tempo hari. Yang Rein dan Luca taruh di gudang panti tanpa sepengetahuan yang lainnya..

"Bagaimana agal bisa menghasilkan uang?" Celetuk Elise pelan.

"Hei Elise, kita bisa menjual semua barang yang kita temukan kemarin. Ada Daun Turte, dan juga kulit hewan. Atau potion dan obat." Ucap Luca seraya membuka buku bacaan.

"Kita tidak punya keahlian alchemis Luca." Rein menjelaskan.

"Bagaimana jika menjual sayur?" Ide Elise asal.

"Tidak bisa. Hasil panen saja belum terlihat. Tidak tahu juga apakah bisa menghidupi panti atau tidak. Bagaimana mau dijual." Keluh Luca merenungi hasil panennya.

"Berati kita harus kembali ke hutan bukan." Tanya Luca santai.

"Sepertinya kita memang harus kesana lagi. Mari kita cari tau apa saja yang bisa dijual. Tugas kita hari ini adalah menghabiskan semua buku yang dibawa ini sampai habis." Rein mengeluarkan tumpukan buku entah sejak dikeluarkannya. Ada beberapa buku ekspedisi yang mereka temukan hari ini. Jadilah beberapa hari kedepan mereka berdiam diri diruangan dan membaca tumpukan buku-buku ini.

...****...

Elise tersenyum sendirian memikirkan kejadian hari ini. Elise senang berhasil membawa seekor slime yang telah di jinakkan. Ternyata tidak susah untuk menjinakkannya. Tapi mungkin Elise hanya bisa menjinakkan seekor slime saja karena untuk menjinakkannya Elise sudah menghabiskan seluruh mana miliknya dan hampir merenggut nyawanya. Untung saja Luca membantu Elise memulihkan mana yang ada ditubuhnya dengan membagikan mana dimilikinya dengan cara menyuntikkan mana.

Elise tersenyum senang dibalik buku yang sedang dibacanya saat ini. Ukuran slime itu terbilang kecil hanya sebesar bola kasti. Tapi tubuh mungilnya membuat Elise semakin gemas melihatnya. Elise bahkan sudah memberinya nama Tama yang berati telur. Entah Elise suka saja nama itu dan hanya asal sebut. Jadi tidak ada alasan khusus mengenai nama itu.

"Hei Elise, bagaimana mengurus slime itu." Bisik Luca dari samping Elise menunjuk Tama yang bergoyang-goyang senang. Senang dengan tempat tidur barunya.

"Namanya Tama Luca dan juga dali buku ini mengatakan slime pemakan segalanya. Jadi itu lebih mudah bukan. Berikan saja dia apapun untuk dimakan." Balas Elise pelan.

"Baiklah Tama." Luca mengulang nama slime itu.

"Semoga dia tidak dibuang oleh Bu Violet ." Ucap Rein ketus.

"Tidak akan. Aku jamin." Ucap Elise dengan yakin lali kembali sibuk dengan buku yang dipegangnya. Kali ini dia pasti bisa menjaga peliharaannya dengan baik. Tidak seperti di kehidupan sebelumnya. Elise bertekad dalam hati.

1
Miawchan
authooor semoga sehat selaluuuuu biar bisa update tepat waktuuuu ..
Miawchan
Aku sukaaaaa ... plis jadiin komik ini seru bangettt
aku tiga
Semangat Thor..
aku tiga
Semangat authooor... ditunggu update selanjutnya..
Bianca Garcia Torres
Mantap banget ceritanya!
One More: 😍😍😍 terima kasih komentar dan dukungannya...
total 1 replies
PR0_GGRAM3D
Menegangkan tapi juga romantis, pertahankan kualitasnya!
One More: terima kasih komentar dan dukungannya.. 😍😍😍
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!