“Baik, kalau begitu kamu bisa bersiap untuk menyambut kematian mama! Mama lebih baik mati!” Ujar Yuni mencari sesuatu yang tajam untuk mengiris urat nadinya.
Alika tidak percaya dengan apa yang di lakukan Yuni, sebegitu inginnya Yuni agar Alika mengantikkan kakaknya sehingga Yuni menjadikan nyawanya sebagai ancaman agar Alika setuju.
Tanpa sadar air bening dari mata indah itu jatuh menetes bersama luka yang di deritanya akibat Yuni, ibu kandung yang pilih kasih.
Pria itu kini berdiri tepat di depannya.
“Kamu siapa?” Tanya Alika. Dia menebak, jika pria itu bukanlah suaminya karena pria itu terlihat sangat normal, tidak cacat sedikitpun.
Mendengar pertanyaan Alika membuat pria itu mengernyitkan alisnya.
“Kamu tidak tahu siapa aku?” Tanya pria itu menatap Alika dengan sorot mata yang tajam. Dan langsung di jawab Alika dengan gelengan kepala.
Bagaimana mungkin dia mengenal pria itu jika ini adalah pertama-kalinya melihatnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Maple_Latte, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
EP: 28
"Anak tidak tahu diri kamu!" Teriak Yuni dengan emosi yang membara pada Alika.
Saat Alika tengah mencuci piring sehabis sarapan pagi bersama Brian dan Zicko, seseorang membunyikan bel Dan saat Alika membuka pintu. Ternyata Yuni datang dengan wajah merah marah, menatap Alika penuh kebencian.
"Mama sebaiknya masuk dulu ke dalam." Kata Alika dengan nada lembut dan sopan.
Meskipun Yuni datang dengan keadaan marah, dia tetap bersikap lembut dan ramah. Alika tahu, bagaimana pun jahatnya Yuni, dia tetap ibu yang melahirkan dirinya.
"Tidak perlu kamu bersikap baik seperti itu Alika! jangan kamu bersikap ramah sama mama kalau nyatanya kamu itu jahat!" Ucap Yuni menunjuk-nunjuk wajah Alika.
"Jahat? Memangnya apa yang Alika lakukan sampai mama bilang kalau Alika jahat?" Tanya Alika masih dengan nada yang begitu lembut.
"Alah! Kamu jangan berpura-pura tidak tahu!" Sergah Yuni.
"Kenapa kamu memposting pernyataan kamu di sosial media kamu hah! Kamu mau membuat malu kakak kamu?! kamu mau mencoreng nama baik kakak kamu?!"
""Bagaimana kalau mama masuk ke dalam dulu." Tawar Alika.
"Kita bicara di dalam dengan baik." Tambah Alika.
Siapa tahu saja, Yuni akan luluh, mungkin. itu harapan Alika.
"Tidak perlu! Kamu jangan sok baik sama mama. Dasar kamu anak durhaka!”
Deg!
Serasa jantung Alika seperti di bom, meledak, hancur tanpa sisa mendengar apa yang di ucapkan Yuni padanya.
“Apa hanya karena aku berkata yang sebenarnya sama sampai mengecap aku sebagai anak durhaka? Apa sebegitu tidak berharganya aku sebagai anak mama?” Alika menatap nanar wajah Yuni.
“Jangan menatap mama seperti itu! Kamu yang memulai semua ini. Kalau kamu diam dan membiarkan saja semuanya mama tidak akan marah seperti ini sama kamu!” Kata Yuni masih dengan nada melengking tinggi.
Tak ada sedikit pun rasa iba yang dia perlihatkan untuk anak bungsunya itu. Anai yang juga lahir dari rahimnya.
“Ma, kenapa mama seperti ini sama Alika? Apa Alika ini benar anak kandung mama?” Tatap Alika sendu.
“Kamu memang anak mama, tapi penyesalan terbesar mama adalah punya anak seperti kamu!. Anak yang tidak tahu terima kasih!” Ujar Yuni berapi-api.
Hati anak mana yang tidak sakit saat mendengar ibunya berkata demikian. Ucapan yang begitu menusuk hati. Alika hanya bisa diam, dia tidak lagi bisa berkata apa pun.
Hatinya begitu hancur, Dalam hati Alika bertanya-tanya, kesalahan apa yang pernah dia perbuat sehingga Yuni memperlakukan dia seperti itu?
Atau, apakah selama ini, Alika kurang berbakti sebagai anak? Apakah selama ini dia kurang menyenangkan Yuni?
Padahal selama ini Alika sudah merasa sangat berbakti sebagai anak, dia bahkan tidak pernah melawan atau melanggar apa yang di minta Yuni untuk dia lakukan.
“Kalau kamu masih mau mama anggap sebagai anak, cepat kamu katakan ke media dan semua orang kalau apa yang kamu posting semalam itu tidak benar! Dan ucapan kakakmu yang benar!” Suruh Yuni.
Yuni tidak ingin hanya karena postingan Alika membuat Helen menjadi susah dan jelek di mata orang-orang. Karena itu semua pasti akan berdampak pada saham perusahaan Nugroho. Dan, Yuni tidak ingin semua itu terjadi.
Meskipun dia harus menumbalkan Alika, tidak apa-apa selama nama baik Helen dan perusahaannya baik-baik saja. Dia harus bisa membuat Alika berubah pikiran dan mau mengikuti ucapannya.
“Maaf ma, Alika tidak bisa.” Tolak Alika.
Dia tidak ingin lagi menuruti apa yang Yuni mau. Dia tidak ingin lagi membuat dirinya terperosok ke dalam jurang kehancuran hanya untuk menyelamatkan Helen, kakak yang selama ini tidai menghargainya sebagai adik.
Dia tidak ingin lagi terus di manfaatkan hanya demi membuat bahagia. Alika tidak ingin lagi menjadi boneka penurut.
“Oh, apa karena sekarang kamu merasa hebat?! Karena kamu sekarang tinggal di rumah yang sebesar ini sampai kamu tidak mau lagi menurut sama mama hah?!”
“Tidak ma, hanya saja Alika tidak mau menurut karena apa yang mama minta Alika lakukan itu salah. Jelas-jelas kak Helen berbohong.” Jawab Alika.
“Bilang saja kamu tidak suka sama aku karena kamu iri dengan kesuksesan aku, iyakan?” Kata Helen yang tiba-tiba sudah berjalan ke arah Yuni dan Alika.
“Kak Helen..” Sebut Alika.
“Dia pasti sudah merasa sangat hebat ma, karena sekarang dia tinggal di rumah yang sebesar ini.” Ucap Helen menatap rumah Daniel.
Dalam hati dia takjub, jika saja Daniel tidak cacat, pasti sekarang dia yang menjadi nyonya di rumah mewah itu.
Gila! Besar sekali rumah ini. Andai saja Daniel itu tidak cacat seperti kata orang-orang, dan andai saja dia memiliki wajah tampan seperti adiknya, aku pasti sudah menjadi nyonya rumah ini. Ucap Helen dalam hati.
“Tidak seperti itu!” Ucap Alika kesal pada Helen.
Alika bisa bersikap lembut pada Yuni, tapi tidak pada Helen. Kakak yang hanya mengambil keuntungan darinya itu.
“Alah, tidak perlu kamu menutupi! Kamu sekarang ini berani melawan pasti karena kamu merasa hebat kan tinggal di rumah ini. Tapi, hanya memiliki rumah mewah saja tidak ada gunanya.” Kata Helen di selangi dengan tawa.
“Apa maksud kak Helen?” Tanya Alika tidak mengerti.
“Suamimu itu, si Daniel, dia itu hanya punya rumah ini. Dia kan sudah bangkrut, tapi cocok sama kamu, yang satu jelek dan miskin, yang satu lagi cacat dan miskin.” Helen tertawa senang.
“Lalu kenapa kalau Daniel cacat dan miskin? Aku tidak masalah dengan itu.” Ujar Alika.
“sebaiknya kak Helen pikirkan diri sendiri dan cepat katakan ke media kalau semua yang aku katakan di postingan itu benar!”
“Jangan mimpi Alika. Aku tidak akan mau mengakuinya.”
Hal itu tidak mungkin akan di lakukan Helen, dia tidak ingin jika nama dan kariernya menjadi rusak hanya karena masalah sepele yang di besar-besarkan oleh Alika.
“Kamu memang keras kepala Alika!” Ucap Yuni dengan tatapan penuh emosi.
“Nyonya? Ada tamu siapa yang datang? Bising sekali.” Suara Zicko membuat ketiga perempuan yang berdiri di depan pintu itu menatap Zicko bersamaan.
“Maaf kalau suara kita mengganggu kamu.” Ucap Alika merasa tidak enak hati pada Zicko.
“Saya ibunya Alika, dan ini Helen kakak Alika.” Yuni yang baru pertama kali bertemu dengan Zicko memperkenalkan diri.
Zicko membungkuk sedikit dengan sopan.
“Apa Daniel ada di dalam?” Tanya Yuni tiba-tiba.
“Kenapa mama mencari Daniel?” Tanya Alika kenapa ibunya tiba-tiba menanyakan Daniel.
“Diam! Mama tidak bertanya sama kamu!” Bentak Yuni.
“Tuan muda ada di kamarnya. Memangnya ada apa anda mencari tuan muda?” Tanya Zicko.
“Aku ingin bertemu dan menyuruh dia untuk mendidik istrinya agar lebih menurut pada orang tua!” Kata Yuni.
“Tapi, sepertinya tuan muda Daniel tidak akan ingin menemui kalian.” Ucap Zicko.
“Kenapa? Apa karena wajahnya cacat, jadi dia malu.” Helen tertawa meledek.
“Tidak bukan karena itu nona. Tapi, karena tuan muda tidak ingin bertemu dengan orang yang memiliki tampang pengemis seperti kalian, nanti bisa-bisa dia terkena alergi.” Ujar Zicko membuat Yuni naik darah.
...****************...
Support author terus ya, dengan like,komen dan juga vote nya. Terima kasih :)
trus tidak helen yg terkejut akan fakta ttg daniel