NovelToon NovelToon
Cinta Gadis Rusuh & Konglomerat

Cinta Gadis Rusuh & Konglomerat

Status: sedang berlangsung
Genre:Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Fantasi Wanita
Popularitas:14.2k
Nilai: 5
Nama Author: linda huang

Pinky, gadis rusuh dan ceplas-ceplos, tergila-gila pada Dev Jaycolin meski cintanya selalu ditolak. Suatu kejadian menghancurkan hati Pinky, membuatnya menyerah dan menjauh.

Tanpa disadari, Dev diam-diam menyukai Pinky, tapi rahasia kelam yang menghubungkan keluarga mereka menjadi penghalang. Pinky juga harus menghadapi perselingkuhan ayahnya dan anak dari hubungan gelap tersebut, membuat hubungannya dengan keluarga semakin rumit.

Akankah cinta mereka bertahan di tengah konflik keluarga dan rahasia yang belum terungkap? Cinta Gadis Rusuh & Konglomerat adalah kisah penuh emosi, perjuangan, dan cinta yang diuji oleh takdir.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon linda huang, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 19

"Kalian sudah bisa masuk!" perintah Jenny dari dalam, suaranya dingin dan tidak berperasaan.

Kedua pria itu melangkah masuk, mata mereka terfokus pada Pinky yang terduduk di atas closet, tidak sadarkan diri. Mulutnya disumpal celana dalam, wajahnya bengkak dan kemerahan sehingga tidak bisa dikenali. Kedua tangannya terikat di belakang.

Salah satu pria itu mendekati Pinky, melepaskan celananya dan juga celana gadis malang itu. Sementara itu, Jenny merekam adegan tersebut dengan senyum bahagia di balik masker dan topi.

Semua pakaiannya dilepaskan sehingga terlihat jelas dari atas hingga ke bawah. Mata Jenny menyipit tersenyum bahagia. Walau ia mengenakan masker dan topi, namun senyumannya masih bisa terlihat.

Pria itu membuat Pinky berdiri dan mengangkat satu kakinya. Ia menusuk senjatanya yang mengeras ke goa sempit milik gadis itu sehingga mengeluarkan darah.

Ia mulai bergerak menggoyangkan pinggulnya dengan brutal.

"Em...,"jeritan gadis itu yang kesakitan. Matanya mengeluarkan air mata. Aksi pria itu sangat brutal dan sangat menikmati tubuh gadis itu.

"Em....em...." Pinky berusaha meronta namun sakit yang dirasakan seolah meremuk jantungnya. Terlihat darah semakin banyak akibat kekasaran pria itu

Tidak lama kemudian, Jenny keluar dari toilet dengan santai, meninggalkan Pinky dalam keadaan tragis.

Kedua pria itu bersenang-senang, tawa mereka bergema di ruangan seolah-olah dunia adalah milik mereka sendiri. Mereka tidak peduli dengan apa yang terjadi di luar, apalagi dengan kondisi gadis yang mereka nikmati.

Sementara itu, Jenny menghentikan langkahnya di depan lift. Jemarinya menekan tombol, tetapi raut wajahnya tetap tenang. Ia menunggu dengan sabar.

Begitu pintu lift terbuka, Jenny melangkah masuk dengan langkah kecil namun mantap. Di dalam, ia melepaskan maskernya perlahan. Senyuman tipis menghiasi bibirnya, tetapi senyuman itu penuh misteri, seperti menyimpan rahasia besar.

Terlihat wajahnya yang ternyata adalah Pinky. Siapa pun yang mengenalnya akan terkejut, karena tidak mungkin Jenny dan Pinky adalah orang yang sama. Tidak ada yang tahu apa yang sebenarnya terjadi di dalam toilet itu. Bagaimana bisa korban pelecehan adalah Jenny, sementara yang keluar adalah Pinky? Rahasia itu tertutup rapat di balik senyum manis yang terpancar di wajahnya.

"Ingin melawanku? Kau bukan lawanku," ucap Pinky sambil tersenyum puas, sorot matanya dingin namun penuh kemenangan. Ia melangkah dengan anggun meninggalkan tempat itu, seolah tak ada beban yang tersisa di pundaknya.

Flashback.

Pintu toilet berderit saat Jenny melangkah masuk. Udara dingin menyelimuti ruangan kecil itu, namun suasananya mencekam. Di sana, Pinky duduk di atas kloset dengan kedua tangannya terikat di belakang tubuhnya. Mata mereka bertemu, penuh dengan api kebencian yang saling terpancar.

"Rasakan sensasi yang luar biasa," ucap Jenny dengan senyum licik, sembari melangkah mendekat. "Kau bisa melayani dua pria itu, dan aku akan merekam semuanya. Lalu, video itu? Akan ku sebarkan ke seluruh dunia."

Pinky menatap Jenny dengan tajam, sorot matanya tidak menunjukkan rasa takut. Sebaliknya, ia justru tersenyum kecil, seakan menantang. "Lakukan saja, kalau kau memang hebat," balasnya dingin.

Tanpa peringatan, Pinky membenturkan kepalanya ke arah hidung Jenny.

Bruk!

"Aaahh!" Jeritan Jenny memenuhi ruangan kecil itu, memantul di dinding keramik. Ia mundur beberapa langkah, memegangi hidungnya yang mulai berdarah.

Sementara itu,Pinky memiringkan tubuhnya agar tangan lebih dekat ke kaki. Ia mengangkat kakinya satu per satu, menyelipkan tangan yang terikat melewati kakinya. Setelah kedua tangan melewati kaki, posisi tangannya kini berada di depan.Ia dengan cekatan meraih tali dengan mulutnya, menggigitnya hingga putus. Tali itu terlepas, dan Pinky bebas.

Jenny masih sibuk meredakan rasa sakit di hidungnya, tidak menyadari bahaya yang kini mengancam. Dengan langkah mantap, Pinky mendekat dan mengayunkan tangannya.

Plak!

"Aaahh!" Jenny berteriak saat tamparan itu menghantam pipinya.

Plak!

"Ahhhh!"

Plak!

Puluhan tamparan keras membuat kepala Jenny terlempar ke samping. Gadis itu kini tak berdaya, wajahnya bengkak, penuh darah dari hidung dan mulutnya.

"Rasakan ini!" Pinky berteriak marah, mengakhiri serangkaian tamparan dengan satu dorongan kuat yang membuat Jenny jatuh ke lantai toilet. Pinky bergerak cepat, melepaskan pakaian Jenny satu per satu dengan kasar, sementara Jenny hanya bisa terisak lemah. Pinky bahkan tak lupa melepaskan celana dalam adiknya itu.

Pinky kemudian mengganti pakaian mereka. Ia mengenakan pakaian Jenny dengan cepat, menutupi wajahnya dengan masker yang ada di kantong Jenny. Sementara itu, ia menyumpal mulut adik tirinya itu dengan celana dalam milik Jenny. Jenny hanya bisa merintih tanpa daya, tubuhnya lunglai setelah serangan bertubi-tubi yang ia terima.

Setelah semuanya selesai, Pinky menatap tubuh Jenny yang kini mengenakan pakaian lusuhnya. "Kini kita lihat, siapa yang akan mereka percaya," ucapnya dengan suara dingin

Flashback of

Pinky berdiri di dalam lift, wajahnya tersenyum puas meskipun matanya memancarkan kebencian yang dalam. Ia menggumam pelan, tetapi penuh dendam.

"Sania... Sania... ingin melawanku? Kau masih kalah jauh dariku. Lihat saja nanti. Rekaman ini akan ku manfaatkan dengan baik," ucapnya sambil menggenggam ponsel di tangannya, memutar video yang baru saja ia rekam.

Di sisi lain, Sania melangkah santai menuju toilet, seakan tidak ada beban. Ia mengenakan pakaian mewah dengan perhiasan yang mencolok, tampak seperti seseorang yang menikmati hidup.

"Jenny, mari kita pergi makan. Biarkan saja mereka yang memberi pelajaran!" serunya dengan nada malas, mendorong pintu toilet dengan satu tangan. Tapi begitu ia masuk, langkahnya terhenti.

Matanya langsung tertuju pada pemandangan di depannya. Seorang gadis terbaring di lantai, tubuhnya terguncang akibat gerakan pria yang masih berada di atasnya, bergerak tanpa henti.

Sania memicingkan mata, mencoba mengenali gadis itu. Wajah gadis tersebut bengkak, penuh darah yang mengalir dari hidung dan mulutnya, membuatnya sulit dikenali. Namun, Sania tetap menganggapnya sebagai anak dari Ruby, musuh bebuyutannya.

"Andaikan Ruby melihat anaknya menjadi boneka pemuas. Dia pasti bisa gila," gumam Sania dengan nada penuh kegembiraan, melangkah lebih dekat.

Tiba-tiba suara lemah terdengar dari arah gadis itu, memanggilnya dengan nada penuh penderitaan.

"Ma!"

Sania terhenti di tempatnya, jantungnya berdetak kencang. Suara itu begitu familiar, menyayat hati. Ia menoleh dengan fokus, mencoba memastikan apa yang baru saja ia dengar.

“Ma... Ma…” suara itu terdengar lagi, lirih namun jelas.

Sania memandang lebih dekat, kali ini dengan perhatian penuh. Tubuhnya gemetar saat akhirnya ia mengenali wajah gadis itu. Itu bukan anak Ruby. Itu... Jenny. Anaknya sendiri.

Wajah Sania memucat saat matanya menyapu tubuh Jenny yang penuh luka. Darah mengalir deras, tidak hanya dari wajahnya, tetapi juga dari tubuh bagian bawahnya, mengotori lantai dengan warna merah yang mencolok.

Dua pria di dekatnya berdiri dengan wajah puas, mengenakan kembali celana mereka dengan santai, seakan tidak ada yang salah.

"Nyonya, kami telah melaksanakan tugas," ujar salah satu dari mereka dengan nada penuh kebanggaan.

Sania terbelalak. Pandangannya bergantian antara Jenny yang terbaring tak berdaya dan kedua pria itu.

“Aahh!” jeritannya meledak, penuh frustrasi dan penyesalan. Ia meremas rambutnya sendiri, tubuhnya bergetar di antara rasa bersalah dan ketakutan.

Jenny hanya bisa memandang ibunya dengan mata setengah terbuka, napasnya tersengal, sebelum tubuhnya akhirnya lunglai.

1
Bu Kus
nyesek banget liat nasib pinky udah pinky mulai sekarang harus pokus pada diri sendiri dan jangan mau di remehkan dan rendahkan jadi lha yang lebih tangguh pinky
wiemay
Dev Dev
sebenarnya kamu itu suka ma pinky

awas lho jgn menyesal
Dini Anggraini
Pinky cepat kamu selesaikan utangmu sama Dave jadi bila Dave meremehkanmu kamu bisa pergi thor semoga suatu saat nanti saat pinky sukses ada cowok yang menerima dia apa adanya gak pura2 kayak Dave ini.
Aisyah Nuha
semangat pinky semoga sgera di pertemukan dgn laki² yg baik dan menghargai mu
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
hampir keluar air mata ku kalau baca yang sedih2 gini...semangat pinky semoga nanti dapat pangeran yang menerima mu apa ada nya..berharap bukan dev jodoh pinky nanti biar kan orang2 yang meremehkan pinky menyesal setelah tau pinky sukses suatu hari nanti..semangat
yuning
Dev, apa yang ada di otakmu itu
Myra Myra
bgus Dev lepas niey biar Pinky jauh dari laki tu biar dia menyesal...
Myra Myra
Pinky dah Ae biarkan Jee laki mcm Dev tu kena ajar cikt buat Jew tak tahu...biar nnty lama2 dia yg akan dtg cari kita...
yuning
🥺🥺
Aisyah Nuha
🥺🥺🥺
wiemay
Dev jgn smpe kau menyesal ya
Bu Kus
kasihan pinky udah capek capek bikinin ko di buang padal buang makan dosa kalo gak mau di kasih siapa gitu jahat banget sih🥺
Isnanun
yg sabar ya pinky
Bunda'nya Alfaro Dan Alfira
semangat pinky...semoga nanti ada yang bisa menerima kamu dengan tulus
Bu Kus
yang sabar pinky semoga hidup ke depan nya akan lebih baik lanjut lg dong thro makasih
اختی وحی
crazy up thor
MrHuang Coffe
keren
Aisyah Nuha
kasian kmu pinky🥺🥺 sbenernya hatinya sangat rapuh tpi dia berusaha ttp kuat di dpn semua orang... semoga dpt pekerjaan ya pinky
Riyasih
puas bgt Thor,tak kirain pinky 🤦🤦🤦💪💪💪
yuning
nyesek 🥺🥺
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!