NovelToon NovelToon
Menghempaskan Badai

Menghempaskan Badai

Status: sedang berlangsung
Genre:Keluarga / Penyesalan Suami
Popularitas:28.1k
Nilai: 5
Nama Author: Sopaatta

S 2. "Partner"
Kisah lanjutan dari Novel "Partner"

Alangka baiknya membaca Novel tersebut di atas, sebelum membaca novel ini. Agar bisa mengikuti kisah lanjutannya.

Bagian lanjutan ini mengisahkan Bu Dinna dan kedua anaknya yang sedang ditahan di kantor polisi akibat tindak kejahatan yang dilakukan kepada Alm. Pak Johan. Mereka berusaha dengan berbagai cara untuk lolos diri dari jerat hukum. Semua taktik licik dan kotor digunakan untuk melaksanakan rencana mereka.

Rencana jahat bisa menjadi badai yang menghancurkan kehidupan seseorang. Tapi tidak bagi orang yang teguh, kokoh dan kuat di dalam Tuhan.

¤ Apakah Bu Dinna atau kedua anaknya menjadi badai?
¤ Apakah mereka bisa meloloskan diri dari jerat hukum?

Ikuti kisahnya di Novel ini: "Menghempaskan Badai"

Karya ini didedikasikan untuk yang selalu mendukungku berkarya. Tetaplah sehat dan bahagia di mana pun berada. ❤️ U. 🤗


Selamat Membaca
❤️🙏🏻💚

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sopaatta, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

10. MB 10

...~•Happy Reading•~...

Bayangan kedatangan mantan istri suaminya membuat emosinya naik lavel. "Aku tidak peduli ada yang bilang lebih muda, tapi tidak sopan kepada yang lebih tua. Kita sopan dan hormat kepada yang lebih tua, jika bisa menjaga tutur kata dan sikapnya sebagai orang yang lebih tua."

^^^Pengalaman Lianty saat berhadapan dengan mantan istri Pak Gustav membuat dia tidak mau itu terulang lagi. Entah apa yang dikatakan anak-anaknya kepada Mama mereka, sehingga mencarinya dan memakinya dengan kata-kata kasar dan kotor.^^^

"Kau sedang menyindirku?......"

"Kau tidak perlu merasa tersindir, jika perilakumu benar sebagai suami dan Papa Felix." Lianty langsung menjawab suaminya, sebelum suaminya berkata lebih lanjut. Agar mereka tidak makin tegang dan merasa tersinggung, karena usia Pak Gustav terpaut jauh darinya. Lebih dari 15 tahun.

"Tadi aku kuatir kau kurang sehat dan buru-buru cari obat sakit kepala. Tidak tahunya, sakit kepalamu tidak perlu obat. Kau sendiri yang membuat kepalamu sakit melihat drama yang dimainkan anakmu." Lianty langsung menegur suaminya, sebab dia sudah tahu sumber dan penyebab sakit kepalanya.

"Jika kau terpengaruh lagi dengan perilaku anak-anakmu, kau akan rasakan akibatnya. Ingat usiamu tidak muda lagi, dan putramu masih balita." Lianty mengingatkan dengan serius, lalu berjalan keluar sambil membawa obat dan air mineral di tangan. Tanpa mempedulikan suaminya berteriak minta air mineral yang dibawanya.

'Keluar ambil sendiri. Bisa-bisanya tinggalin pekerjaan karena rengean anak-anaknya.' Lianty hanya berkata dalam hati, agar tidak ribut berkepanjangan.

Tingkah laku anak-anak Pak Gustav yang berpura-pura baik dan manis saat mengetahui Papa mereka sudah pulang kerja, tidak hilang dari ingatannya. Sebab itu sangat membekas, karena mereka baru bertengkar dengannya dan langsung berbicara manis dengan Papa mereka. Semuanya kata dan perilaku mereka kembali terbayang dan mengganggunya.

^^^Ucapannya yang sederhana bisa membuat Anak-anaknya tidak terima dan mengamuk. Apa lagi saat ditanya mengapa pulang malam dan mengapa tidak kasih kabar kalau pulang terlambat. Mereka tidak menjawab, tapi balik memarahinya.^^^

^^^Apa yang dikatakan selalu dijawab dengan ucapan kasar dan sikap tidak sopan. Padahal yang diminta adalah hal wajar dan rutin dilakukan. Seperti merapikan kamar atau pakaian kotor letakan pada tempatnya. Padahal mereka perempuan dan akan berkelurga juga.^^^

^^^Makan dan letakan begitu saja peralatan makan kotor di atas meja makan. Walaupun ada ART, tapi tidak ada tenggang rasa atau mau membantu. Dia yang nyonya rumah saja bantu merapikan meja makan dan letakan peralatan makan kotor di tempat cuci piring.^^^

^^^Mereka akan lakukan itu, jika Papa mereka makan bersama di akhir pekan atau makan malam. Selebihnya, mereka bersikap sesukanya dan palsu.^^^

Lianty berjalan menuju kamar Felix untuk melihatnya, sekalian mau melihat suaminya akan ke kamar putra mereka atau tidak. 'Jika mencariku, pasti akan masuk kamar Felix.' Lianty membatin dan ingin menggugah rasa perhatian suaminya kepada putra mereka yang masih kecil.

Sambil melihat putranya yang sedang tidur, Lianty ingat yang dikatakan orang tuanya. 'Kau akan sulit mengatur keluargamu sesuai dengan keinginanmu. Watak anak-anak calon suamimu sudah terbentuk oleh didikan orang tuanya. Sangat berbeda jika anakmu sendiri yang bisa kau didik sesuai dengan keinginan dan harapanmu.

'Menikah dengan duda atau janda beranak itu seperti bermain judi, untung-untungan. Jika dapat anak yang terdidik baik, seperti dapat jackpot. Tapi kalau dapat anak yang tidak terdidik dengan baik dan memiliki hati yang jahat, kau akan menderita sepanjang pernikahanmu.' Lianty menarik nafas panjang sambil mengelus punggung putranya yang masih terlelap.

Bayangan kejadian dia mengajukan pertimbangan kepada orang tuanya agar bisa menyetujuinya menikah dengan Pak Gustav. 'Aku yakin anak-anak Mas Gustaf berperilaku baik sebagaimana Papa mereka.' Pertimbangan yang disampaikan dalam keraguan, karena sudah mencintai Pak Gustav.

'Anak-anak itu lebih banyak bersama mama mereka dari pada Papa mereka yang bekerja di luar rumah. Apa yang anak lihat dan dengar dari seorang ibu, akan membentuk karakter anaknya.' Lianty ingat nasehat Mamah nya.

'Anty, masih ada banyak pria muda yang bisa jadi pilihanmu untuk menikah. Usiamu belum 34 tahun, jadi tidak perlu buru-buru memutuskan akan menikahi Gustav.' Kembali Lianty menarik nafas dan berdoa untuk situasi rumah tangganya yang kembali memanas.

...~°°°~...

Di sisi yang lain; Pak Bernad, Bu Marnise dan Yulia sedang berada di Bali untuk memberikan kejutan buat Andreas. Namun sebaliknya, mereka terkejut melihat kemajuan usaha restoran dan cafe yang sudah dikembangkan oleh Andreas.

"Jadi selama ini kau bohong bilang pai itu tidak bisa dipesan dan berkotak polos?" Bu Marnise memukul lengan Andreas yang sedang dipeluk oleh Pak Bernad. Sontak Andreas melepaskan pelukan dan melihat Mamahnya dengan serius.

"Mah, kapan Andre pernah berbohong buat Mamah? Memang saat itu pai Ophel gak dijual bebas, juga belum bermerek seperti sekarang. Ini baru dipasarkan sejak cafe ini dibuka." Andreas menjelaskan dengan serius.

"Andre rencana mau bikin kejutan di ulang tahun Mamah. Ya, manusia hanya mampu berencana, tapi keputusan Tuhanlah yang terlaksana. Mamah dan Papah sudah ada di sini, semoga happy." Andreas langsung memeluk Bu Marnise saat melihat mata Mamahnya berkaca-kaca, terharu.

"Pak, ajak Mamah bikin apa saja di sini. Andre mau lihat dapur resto. Itu sudah mulai rame." Andreas berkata kepada Papahnya, agar bisa bantu menenangkan Mamahnya. Sebab dia melihat Ruyyz sudah ikut membantu di restoran. Pertanda sudah banyak pengunjung, dan mungkin sudah ada yang masuk daftar tunggu. Pak Bernad hanya bisa mengangguk dan membiarkan Andreas pergi, karena cafe pun sudah rame.

Sebelum ke restoran, Andreas mendekati Ophelia dan mengajaknya menjauh dari Yulia yang sedang berbicara dengan Chelle. "Apple, aku ke sebelah. Sepertinya cuaca cerah malam ini bikin banyak pengunjung datang ke restoran dan cafe." Andreas berkata pelan sambil memegang lengan Ophelia.

"Iya, Mas. Sepertinya, begitu. Oh iya, Mas, apa Ibu dan Bapak tetap duduk di situ?" Bisik Ophelia tanpa melihat ke arah Pak Bernad dan Bu Marnise.

"Sepertinya begitu. Ada masalah?" Tanya Andreas, serius.

"Masalah sih, gak, Mas. Cuma aku yang kikuk dilihat kerja sama mereka. Gak bisa konsen." Bisik Ophelia lagi.

"Jangan bikin aku peluk di sini. Anggap saja ini latihan, karena kau akan lebih sering mengalami ini. Diperhatikan kedua orang tuaku. Atau mau kupeluk?" Tanya Andreas bercanda sambil tersenyum untuk menenangkan Ophelia, agar tidak terpengaruh dengan kehadiran kedua orang tuanya.

"Sudah, Mas. Pergi saja ke sebelah. Jangan bikin aku makin tidak enak sama keluargamu." Ophelia berkata sambil mendorong lengan Andreas.

"Pantesan Kak Andre lebih betah tinggal dan kerja di sini. Coba lihat, sedang rame begini dan lagi sibuk-sibuknya, masih sempat sayang-sayangan." Yulia yang mendekati mereka ikut mendorong lengan Andreas dan tersenyum melihat wajah kakaknya, seakan tidak mau pergi.

...~°°°~...

...~●○♡○●~...

1
🍁ALEA❣️
jarang ada wanita sprti bu Lianty yg meski sudah disakiti suami tp masih memikirkan keadaan suaminya
🦆͜͡⍣⃝ꉣꉣᵘᵐᵐᵘᏦ͢ᮉ᳟🤎𝐀⃝🥀●⑅⃝ᷟ◌ͩ
Tenang kan Feliks, Lianty supaya trauma nya cepat hilang dan dia ceria lagi seperti biasanya, jangan sampai pak Gustav mendekati nya lagi perketat penjualan mu❣️
🍁Hermina🧣❣️
betul banget pak Bram. aku suka dengar kalau mereka dibilang kriminal🙈
🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Pasti Felix takut ini apalagi melihat papanya yang jahat gitu
🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Tentu pasti ada 🤣🤣
🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Betul banget ini🤣🤣
🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Pasti itu orang kayak Gina tak bisa di kasih ampun gini, gimana kalau pak Gustav tau anaknya yang jadi dambaannya seorang pencuri ini
🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Tuh kan banyak CCTV yang menangkap kesehariannya
🏠⃟🌻͜͡ᴀs🍁Bila❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
Betul banget gimana nantinya kalau perilakunya seperti itu terus ini bisa bisa akan menyusahkan orang yang berada di sekitarnya
🎀⍣⃝ꉣꉣNurrul P.🆁🅰🅹🅰❀∂я
Jangan-jangan Gina punya penyakit klepto deh, yang tadinya cuma iseng akhirnya ketagihan buat mengambil barang-barang di swalayan tanpa membayar.
⚔️🧸🍁𝐘𝐖❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ🔱
Pengacara tmbh pesimis utk bisa menangani kasus Gina cs
Sumar Sutinah
Luar biasa
𝐀⃝🥀 Murni
hahahaha dasar cewek nggak ada akhlak bisa"nya makan coklat di swalayan tanpa mau membayar nya
𝐀⃝🥀🦆͜͡🍾⃝ͩ ᷞᴛͧʀᷡɪͣᴳ𝐑᭄ˢ⍣⃟ₛ
la ternyata sudah sering nyolong dalam swalayan Gina baru aksinya terlihat jelas di cctv malu nggak tuh 🤭😏
🍁ɴᷠɪͥʟͤᴜᷝᴅͣ❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
pantes udah kebiasaan sih didikan siapa yang kamu tiru hah jadi orang kok gini amat kelakuannya.
kapok kamu wajib dipenjara biar ga kayak gitu lagi nyusahin aja
🍁ɴᷠɪͥʟͤᴜᷝᴅͣ❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
ya ampun gina malu2in kamuu , udah gak ngaku ehh makan itu dipertanggung jawabkan bukannya dihilangkan jejaknya
🍁ɴᷠɪͥʟͤᴜᷝᴅͣ❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
dia enggak akting bodoh pak pengacara tapi emang dasarnya bodoh kan ga punya otak makanya gitu /Facepalm//Facepalm/
🍁ɴᷠɪͥʟͤᴜᷝᴅͣ❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
rasain kau gina pengacara mu aja udah berpikir jauh soal kasusmu ehh kamunya seenaknya dikasih bebas bersyarat
🍁ɴᷠɪͥʟͤᴜᷝᴅͣ❣️💋🅚🅙🅢👻ᴸᴷ
nah penyidik Bram aja tau si bapaknya gina mudah dikibulin anaknya. herannya kok masih aja berani bohong si gina ini
Rahmawati
haha gk bisa ngeles lagi km gina
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!