Mendapatkan pelecehan seksual dari teman sekolahnya membuat seorang gadis bernama Aulia Dara harus rela di keluarkan dari sekolah karena hamil di luar nikah.
Sementara itu, Alfatih Brahmaseto si pelaku pelecehan membantah keras jika dia lah yang telah menghamili Dara. Bahkan dengan tega nya Fatih menuduh Dara, jika Dara adalah seorang kupu kupu malam.
Sakit, hancur, terluka dan rasa malu yang di terima oleh Dara membawa rasa trauma bagi Dara, hingga akhirnya Dara pun memutuskan untuk pergi meninggalkan kota tersebut.
Lalu, bagaimana jadinya jika 10 tahun kemudian, Dara dan Fatih kembali di pertemukan dengan keadaan Dara yang telah bahagia bersama putri semata wayangnya dan Fatih yang telah memiliki seorang istri??
Akankah Dara memberitahu putrinya jika Fatih adalah ayah biologisnya?? Atau, Dara memilih untuk merahasiakan semua kisah kelamnya di masalalu serta status Fatih dari putrinya??
yukk simak kisahnya di sini "Kehormatan Yang Ternoda" by.Triyani.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Triyani, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Flash Back End
...🌸🌸🌸...
...~Happy Reading~...
*
Tahun 2013 part.*Selesa**i*
.
"Dara, ayo makan dulu Nak. Kamu harus makan, kasihan bayi dalam kandungan kamu. Dia butuh gizi untuk tetap bertahan hidup sayang." bujuk Bunda Ane pada Dara yang sejak kejadian dimana dirinya di ketahui hamil terus saja mengurung diri di dalam kamarnya.
Bahkan Dara kerap menolak untuk makan, seperti hari ini. Sudah sejak pagi hingga malam tiba, Dara terus saja menolak untuk mengisi perutnya. Padahal saat ini, Dara membutuhkan banyak asupan gizi untuk menjaga janin yang kini tumbuh di dalam rahimnya.
"Ayo Nak, makanlah dulu," bujuk Bunda Ane lagi.
"Untuk apa Bunda? Untuk apa aku makan sedangkan hidup aku saja sudah hancur berantakan. Kini, tidak ada lagi alasan untuk aku hidup di dunia ini, lebih baik kami mati bersama saja, itu jauh lebih baik." jawab Dara dengan nada yang cukup lirih.
"Astaghfirullah, istighfar Dara. Jangan bicara begitu, ingat. Allah memberikan ujian ini bukan semata mata untuk mengakhiri hidup kamu sayang. Percayalah, dibalik musibah ini pasti akan ada hikmah yang bisa kamu ambil dan pasti ada keberkahan di dalam nya. Bunda tahu, ini adalah masa terberat yang harus kamu jalani, Nak. Tetapi percayalah, Allah pasti punya rencana indah di balik kesakitan yang kamu alami saat ini," jelas Bunda Ane membawa Dara masuk kedalam pelukan nya.
"Lalu, apa yang harus aku lakukan Bunda? Aku tidak tahu harus berbuat apa setelah ini," jawab Dara di sela isak tangisnya.
"Pergilah dari kota ini Nak. Mulai lah hidup baru di kota baru bersama dengan anakmu. Besarkan dia dengan baik, sayangi dia karena dia makhluk yang tidak berdosa. Kamu boleh membenci ayahnya. Tetapi jangan janin ini, karena kelak. Janin ini lah yang akan membawa kebahagian dalam hidup kamu sayang," Lanjut Bunda Ane.
"Lalu, aku harus pergi kemana Bunda. Aku tidak punya sanak saudara. Kemana aku harus pergi?"
"Pergilah ke ibu kota, di sana Bunda memiliki saudara kembar yang juga memiliki sebuah panti asuhan untuk kamu tinggal bersama dengan anakmu. Nanti Bunda akan menghubungi Bunda Ami agar menyiapkan tempat untuk kamu dan calon anakmu di sana. Pergilah, lupakan kota ini dan orang orang yang sudah menyakitimu. Mulai lah hidup baru bersama dengan anakmu di sana, Bunda yakin di sana kalian akan hidup bahagia. Buang nama Dara agar kamu bisa melupakan masa kelam yang kamu alami di sini, kini hiduplah sebagai Aulia, agar orang orang itu tidak bisa lagi menemukan jejak mu. Menghilang lah Dara, menghilang lah dari kota ini dan dari orang orang yang telah menorehkan luka di hatimu. Lalu, bangkit lah kembali dengan nama Aulia. Hidup lah jauh lebih baik lagi sebagai Aulia, orang tua tunggal yang tangguh untuk calon anakmu nanti nya."
Dara pun kembali menangis dalam pelukan Bunda Ane. Bunda Ane benar, namanya telah rusak karena ulah orang orang yang tidak bertanggung jawab. Dara sudah dianggap aib di tempat itu. Jadi, mungkin lebih baik Dara memang pergi dari sana. Pergi menghilang, lenyap bersama nama Dara yang selama ini melekat pada dirinya selama ini.
*
*
Keesokan harinya.
Dengan diantar oleh Bunda Ane, keesokan harinya darah pun benar-benar pergi meninggalkan kota itu dengan menggunakan kereta api.
"Hati-hati di jalan ya nak, kalau sudah sampai kabari Bunda," ucap Bunda Ane saat melepas kepergian Dara di stasiun kereta.
"Iya Bunda, terima kasih atas bantuannya selama ini dan maaf jika Dara telah membuatkan Bunda malu," jawab Dara lirik sambil memeluk wanita baru bahaya yang selama ini telah membesarkannya.
"Lupakan hal itu, jaga diri baik-baik di sana. Ingat rawat dengan baik calon anakmu ini, karena dia adalah kunci kebahagiaanmu sayang," pesan Bunda Ane pada Dara.
"Iya Bunda, Dara akan selalu ingat pesan Bunda. Dara pamit ya, Bun." keduanya pun akhirnya berpisah dengan Dara yang pergi meninggalkan kota itu dengan menggunakan kereta.
Sementara Bunda Ane kembali ke panti asuhan. Setibanya di panti Bunda Ane dikejutkan dengan kedatangan seorang pemuda yang saat ini tengah berdiri di depan pintu panti yang dia dirikan.
"Pe_permisi Bu," sapa pemuda itu dengan nada yang terbata karena merasa gugup saat berhadapan dengan Bunda Ane.
"Iya, ada apa Ya?" tanya Bunda Ane dengan nada dingin dan datar.
"Be_begini, a_apa Saya bisa bertemu dengan Dara?" tanyanya ragu-ragu.
"Bertemu dengan Dara? untuk apa?" tanya Bunda Ane balik.
"Ada yang ingin saya bicarakan dengannya Sebelum saya pergi ke luar negeri, Bu."jawab pemuda dengan wajah yang terlihat begitu tegang itu.
"Oh kamu mau pergi? Bagus lah, Pergi lah, dan Hidup lah dengan baik meski hal itu tidak pantas untuk kamu dapatkan setelah kamu menghancurkan hidup seseorang," jawab Bunda Ane yang langsung beranjak dari hadapan si pemuda itu.
"Tunggu Bu, tolong Izinkan saya bertemu dengan Dara. Saya ingin mengatakan sesuatu padanya, saya mohon," mohon si Pemuda pada Bunda Ane.
"Bicara apa lagi? Mau meminta Dara untuk menggugurkan janin itu? Kamu tidak perlu repot-repot melakukan itu, karena Dara sudah lebih dulu melakukannya dan kamu juga tidak perlu khawatir Dara akan mengganggu hidupmu lagi. Karena Dara sudah pergi meninggalkan kota ini untuk selama-lamanya." jawab Bunda Ane sebelum benar-benar pergi meninggalkan pemuda yang masih berdiri di depan rumahnya.
Deg
Jantung Fatih bak hilang dari raganya, saat mendengar jika Dara sudah menghilangkan janin itu. Dada Fatih tiba-tiba merasa penuh sesak, matanya pun mulai memanas bahkan tanpa terasa cairan bening kini jatuh begitu saja dari mata hazel nya, membasahi wajah tampan itu.
"Ma_maf." lirih Fatih saat benaknya dipaksa membayangkan, bagaimana tubuh mungil yang tak berdosa itu dilenyapkan begitu saja dari tubuh Dara, hanya karena sikap pengecut yang dia miliki.
Kedua tangan Fatih bahkan sampai terkepal kuat demi menekan rasa sakit dan juga Sesak saat mengingat seorang gadis bernama Aulia Dara yang hidupnya hancur berantakan karena ulah dirinya.
Bukan hanya hidup Dara yang Fatih hancurkan, tetapi kehidupan sang jabang bayi yang tak berdosa yang belum sempat melihat indahnya dunia juga ikut lenyap karena egonya yang terlalu menguasai diri.
Sampai Fatih lupa Bagaimana cara meminta maaf dan bertanggung jawab atas apa yang sudah dia lakukan.
Dengan langkah gontai Fatih pun akhirnya pergi meninggalkan Panti dimana selama ini menjadi tempat tinggal seorang gadis bernama Aulia Dara. Gadis lugu yang berhasil mencuri perhatian seorang Alfatih Brahmaseto. Namun, sayang karena kesalahpahaman membuat Fatih tega menghancurkan hidup Dara, sehancur hancurnya.
.
Flash Back End.