NovelToon NovelToon
Kelahiran Kembali Kultivator Abadi

Kelahiran Kembali Kultivator Abadi

Status: tamat
Genre:TimeTravel / Petualangan / Tamat / Supernatural / Contest / Reinkarnasi / Balas Dendam / Time Travel / Petualangan Fantasi-Penyeberangan dunia lain / Mengubah Takdir / Dan budidaya abadi / Budidaya dan Peningkatan
Popularitas:16.6M
Nilai: 4.8
Nama Author: PenaKertas

Genre : TimeTravel, Action, Adventure

Mo Lian. Seorang Kultivator terkuat di Alam Semesta.

Saat ia hendak naik ke Alam Selestial, Dao menolaknya karena di dalam hatinya terdapat penyesalan besar. Akhirnya pun Dao mengirimkannya kembali ke masa sekolahnya saat berusia 18 tahun.

"Kali ini aku harus berkultivasi secara perlahan sembari membalaskan semua dendam yang ada! Hingga tidak lagi meninggalkan penyesalan maupun rasa bersalah, yang mana dapat membangun iblis hati!"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon PenaKertas, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 31 : Besok Libur

Mo Lian duduk bersila di halaman belakang tempat tinggalnya untuk meningkatkan kekuatannya. Ia hanya satu langkah lagi untuk dapat menembus Ranah Inti Perak, meski Fase Lautan Ilahi dan Ranah Inti Perak hanya berbeda satu tingkat. Namun kekuatan keduanya bagaikan bumi dan langit.

Di Bumi, bintang kecil di pinggiran Alam Semesta ini, Ranah Inti Perak merupakan arti dari kekuatan dan tak terkalahkan. Sama halnya seperti Wu-Sheng, orang yang telah mencapai tingkatan itu akan dianggap sebagai Dewa hidup, orang-orang akan menyembahnya tanpa pamrih dan tidak akan menolak perintah apapun dari seorang Wu-Sheng.

Dari lubang hidung Mo Lian keluar dua gumpalan cahaya biru, cahaya itu menggeliat keluar kemudian berbalik masuk kembali seperti ular, itu terus berlanjut sampai Mo Lian menghentikan kultivasinya.

Ketika Mo Lian membuka matanya, sinar matahari menerpa wajahnya. Ia kembali menutup matanya karena silaunya cahaya, ia berdiri seraya menepuk-nepuk dedaunan yang menempel di pakaiannya.

"Jika kemajuan kultivasiku seperti ini. Kemungkinan membutuhkan waktu empat bulan untuk menembus Ranah Inti Perak, seandainya aku bisa membuat Formasi Lima Elemen."

Mo Lian berjalan memasuki rumahnya. Ia langsung pergi ke kamar mandi untuk membersihkan dirinya, kemudian berangkat menuju sekolah. Ia hanya perlu dua minggu lagi untuk bersekolah, kemudian lulus dari sekolah menengah atas.

Mo Lian dan Mo Fefei menaiki mobil yang dikendarai Lee Dong. Mobil melaju dengan kecepatan stabil tanpa ada halangan, hingga beberapa saat kemudian, mobil berhenti saat di depan mereka terlihat garis polisi serta beberapa mobil petugas lainnya.

Salah satu dari petugas polisi menghampiri mobil Mo Lian. Petugas itu mengetuk kaca mobil, dan Lee Dong pun membukanya.

"Maaf menganggu kenyamanan dalam perjalanan Anda. Saat ini kami sedang melakukan investigasi kasus pembunuhan, kami mohon kerjasama Anda untuk melewati jalan memutar."

Lee Dong mengerutkan keningnya, meski kaget, ia menahan ekspresi wajahnya agar tetap datar. "Pembunuhan? Baiklah," jawabnya menganggukkan kepalanya, kemudian memutar kemudinya untuk berbalik arah.

Petugas itu memberikan hormat militer. "Terimakasih," ucapnya kemudian berbalik ke tempat kejadian.

Mobil kembali melanjutkan perjalanannya melalu jalan memutar.

Sesampainya di sekolah, Mo Lian sama sekali tidak melihat kehadiran Long Bing dan Xia Fei. Kabar mengenai Keluarga Long yang diblacklist dari daftar tamu Paviliun Baozang juga sudah tersebar ke sekolah, orang-orang yang sebelumnya menjilat Long Bing mulai menjauh, mereka tidak ingin status mereka turun seperti Long Bing.

Untungnya kabar mengenainya yang datang ke Paviliun Baozang tidak diketahui, sehingga kehidupannya di sekolah tidak berbeda jauh dari sebelumnya, dan membuatnya dapat hidup lebih tenang.

Beberapa jam kemudian bel berbunyi, bertanda pembelajaran pertama telah berakhir dan masuk ke waktu istirahat. Ketika Guru keluar dari ruang kelas, pembicaraan antara para siswa terdengar.

"Akhir-akhir ini keamanan Kota Chengdu harus dipertanyakan. Banyak sekali kejadian aneh yang berada diluar nalar manusia, aku berharap kehidupan ku selama bersekolah di kota ini tetap aman." Siswa yang duduk di depan Mo Lian membuka obrolan.

"Benar sekali. Dua hari yang lalu ada manusia terbang di langit Kota Chengdu, dan orang itu mengenakan seragam sekolah kita, lalu dihari yang sama juga gudang kosong di Distrik A mengalami kebakaran, pelakunya juga tidak dapat ditemukan." Siswi yang duduk di kanan depan Mo Lian membalas.

"Bukan hanya itu saja. Dari yang kudengar oleh beberapa penghuni kaya di Real Estate Lunfei, ada kejadian aneh di langit Mansion Keluarga Fang, petir menyambar dan menghancurkan setengah dari kediamannya."

Percakapan terus berlanjut, Mo Lian yang mendengar itu hanya diam acuh tak acuh. Sampai terdengar suara dari speaker yang menempel pada dinding di atas papan tulis.

"Pengumuman kepada seluruh siswa-siswi SMA 1 Chengdu. Karena akhir-akhir ini banyak sekali kasus yang sulit untuk dipecahkan, kami seluruh staff sekolah telah mendiskusikan jika selama seminggu dari sekarang, sekolah akan diliburkan. Kalian dipersilakan untuk belajar sendiri di rumah, dan untuk siswa ajaran tahun terakhir, saat kalian masuk, kalian akan menjalani ujian kelulusan. Sekian, terimakasih."

Seluruh siswa yang mendengar itu bersorak gembira, dengan segera seluruh orang bergegas untuk pulang. Dan untuk siswa ajaran tahun terakhir, wajah lesu dapat terlihat, itu karena mereka harus menghadapi fakta menyakitkan karena harus menjalani ujian kelulusan dikeadaan kota yang sedang menegangkan.

Mo Lian berjalan menuju pintu keluar. Tidak tahu apa yang harus dilakukannya, ia pun memutuskan untuk pergi ke SMA 2 Chengdu untuk menjemput adiknya.

Lima puluh menit kemudian setelah berjalan kaki, Mo Lian telah tiba di depan gerbang sekolah. Banyak para siswa yang keluar dari wilayah sekolah, sepertinya di sekolah ini juga mengeluarkan kebijakan yang sama untuk meliburkan para siswa.

Mo Lian menolehkan kepalanya melihat sekitar, hingga perhatiannya terfokus pada wanita muda yang sangat cantik sedang memegang handphone, kemudian meletakkannya di telinga dan berbarengan dengan handphone Mo Lian ikut berbunyi.

Mo Lian mendiamkan saja panggilan itu, ia datang menghampiri wanita muda yang sedang menelepon. "Fefei."

"Eh! Kakak."

"Ayo pulang. Sebelum itu, apakah kau ingin mampir ke supermarket? Persediaan daging di rumah sudah habis," ucap Mo Lian seraya melihat waktu di jam tangannya.

Mo Fefei terdiam sejenak dengan kepala tertunduk. "Apakah aku boleh meminta Kakak untuk membelikan yang lainnya? Aku ingin mampir ke cafe yang baru dibuka, kata anak-anak di kelas. Makanan di sana enak-enak, terutama untuk parfaitnya," ucapnya dengan mata penuh harap.

Mo Lian tersenyum lembut, ia mengusap puncak rambut Mo Fefei. "Baiklah, ayo berangkat. Kau tuntun jalannya."

Mo Fefei menganggukkan kepalanya, kemudian berjalan di depan Mo Lian. Dua puluh menit terlewat, mereka telah tiba di depan cafe yang dituju, bangunan cafenya sendiri tidak terlalu besar, hanya seperti bangunan lima ruko yang digabung menjadi satu.

Cafe di sini didominasi oleh warna cokelat, untuk di dalamnya berwarna krem muda dan dihiasi beberapa seni hand lettering serta hiasan dinding lainnya yang sangat cocok untuk rekreasi foto anak muda.

Cukup lama keduanya di dalam cafe, itu karena Mo Fefei yang selalu memesan kembali sesaat setelah parfait yang di atas meja telah habis. Beberapa waktu berlalu, Mo Fefei sudah menghabiskan 10 gelas parfait ukuran normal, dan satu ukuran jumbo.

Mo Lian yang melihat itu hanya bisa diam dan menggelengkan kepalanya, ia memang tahu jika nafsu makan Adiknya sangat besar, sewaktu kecil ia selalu ingin makan lagi dan lagi. Namun karena keuangan mereka yang kurang, akhirnya Mo Lian pergi memancing di sungai terdekat untuk memuaskan nafsu makan Adiknya.

Dan sekarang, setelah Mo Fefei berkultivasi, nafsu makannya lebih meningkat dari sebelumnya, dan sebanyak apapun Mo Fefei makan, berat badannya tidak pernah naik dan malah berubah menjadi energi spiritual meski hanya sedikit. Energi spiritual yang diterimanya sekarang setara dengan berkultivasi selama satu jam.

Saat berada di Galaxy Pusat Mo Lian memang pernah mendengar ada keadaan di mana seseorang dapat meningkatkan kekuatannya hanya dengan makan makanan yang mengandung energi spiritual, seperti binatang buas, tanaman herbal, dan sebagainya. Tapi tidak pernah mendengar tentang seseorang yang bisa meningkatkan energi spiritual dengan memakan makanan manis seperti ini, ia juga tidak berharap bisa melihat keadaan itu, terlebih lagi orang itu adalah Adiknya sendiri.

Namun kekuatan orang yang di dapat hanya dengan makan sangat rapuh, dan tidak padat seperti orang yang berlatih secara manual.

Setelah selesai menghabiskan semua parfait dan membayar sebanyak 1500 Yuan. Cukup banyak hanya untuk makanan penutup, akhirnya keduanya keluar dari cafe, kemudian pergi ke supermarket.

"Fefei. Aku tidak masalah jika kau ingin memakan makanan manis, tapi jangan lupakan latihanmu. Dan yang paling penting nilai sekolahmu harus tetap tinggi dan jangan ada yang turun, jika tidak, kau tidak boleh lagi meminta manisan untuk waktu yang lama." Mo Lian duduk di kursi tunggu halte bus seraya memandangi pengeluaran keuangan di handphone miliknya.

Mendengar itu, Mo Fefei langsung menolehkan kepalanya dengan cepat, ia menatap Mo Lian dengan mata berbinar. "Kakak..." ucapnya memelas.

"Tidak!" Mo Lian menjawabnya tegas.

Mo Fefei terus menatap Mo Lian dengan mata memelas, sampai beberapa menit kemudian akhirnya ia menyerah karena pendirian Mo Lian tidak berubah. "Baiklah..."

Mo Lian menolehkan kepalanya melihat Mo Fefei, ia mengusap puncak kepala Adiknya dan menjelaskan mengenai keadaan tubuh Adiknya.

Mo Fefei yang mendengar itu tentu saja sangat-sangat senang, dan kemudian membusungkan dadanya dengan bangga. Karena inilah ia memanfaatkan keadaan, ia ingin meminta dibelikan lebih banyak makanan. Namun saat Mo Lian mengatakan sesuatu seperti tubuh pengguna bisa rapuh dan dipenuhi kerutan seperti orang tua, pada saat itu mata Mo Fefei berapi-api penuh tekad untuk berlatih.

Lima menit kemudian, bus yang ditunggu telah tiba. Meski bus ini tidak bisa memasuki Real Estate Emei, paling tidak berhentinya bus ini nanti di halte dekat Real Estate Emei.

Mo Lian bisa saja meminta Lee Dong menjemputnya, namun ia membuang niat itu karena ingin berjalan-jalan santai dengan Adiknya seperti dulu.

Ia duduk di bangku paling belakang bersama Mo Fefei. Ketika Mo Lian memandangi jalan-jalan dari jendela kaca, terdengar nada dering dari handphone-nya yang berada di kantung celananya.

Mo Lian mengeluarkan handphone-nya, terlihat panggilan masuk dari nomor yang tidak terdaftar dalam kontak. Tapi meski begitu ia tetap menerima panggilan itu.

"Halo. Siapa?"

"Mo Lian! Ini aku, Yun Ning. Terimakasih karena Talisman pemberianmu, kakekku telah sembuh dari penyakitnya, saat orang-orang rumah mengetahui aku membawa kertas lusuh, mereka semua memarahiku. Tapi saat aku mengaktifkannya sesuatu perkataanmu, mereka semua terpaku. Ngomong-ngomong, kakekku ingin bertemu denganmu besok. Saat ini kami sudah berada di Bandara."

Bibir Mo Lian berkedut-kedut saat mendengar perkataan dari balik telepon. Bukan karena mengenai Yun Ning yang bisa mengetahui nomor teleponnya, tapi karena Yun Ning yang berbicara terus menerus tanpa membiarkannya untuk membalas.

"Oke." Mo Lian menjawabnya singkat.

"Bukankah kau terlalu dingin. Apakah kau tidak merindukan— Ah! Pesawat yang membawa kami telah tiba. Kalau begitu teleponnya aku tut—"

Mo Lian menutup teleponnya terlebih dahulu sebelum Yun Ning menutupnya. Ia menolehkan kepalanya melihat Mo Fefei yang mengalihkan pandangannya ke sisi lain. "Fefei. Bisa kau jelaskan mengapa Yun Ning bisa mendapatkan nomorku?" tanyanya dengan senyum mengerikan.

Mo Fefei menolehkan kepalanya menatap wajah Mo Lian, kemudian tersentak mundur saat melihat senyuman Kakaknya. "Haha haha. Ma- Maaf Kakak," jawabnya tertawa canggung.

"Jangan lakukan itu lagi." Mo Lian menjentik kecil kening Mo Fefei.

"Baik, Kak." Mo Fefei mengusap dahinya yang memerah.

Tidak terasa sudah hampir 30 menit berjalan, akhirnya bus berhenti di halte yang tidak jauh dari Real Estate Emei. Mo Lian turun dari bus, dan sudah ada seseorang yang menunggunya, orang itu adalah Lee Dong.

Lee Dong membawa Mo Lian dan Mo Fefei ke mobil yang terparkir tidak jauh dari tempat mereka berdiri, kemudian mobil melaju memasuki Real Estate Emei.

...

***

*Bersambung...

1
Argon wisnu handoko
menarik & menghibur....
achmad defi
Luar biasa
Anton Setiawan
Lanjut thor, semakin menarik nih..
Anton Setiawan
Lanjut thor
Bunda Fairel
Luar biasa
Agus Budi
otor lgi patah hati kyaknya ni...
Bayu Arnanto
Mantap!
Kaisar Huang R
jangan lupa mampir terimakasih
Vande
Lumayan
Herry Okonk'z
Luar biasa
Kaisar Huang R
apaan dah author katanya Qin nian menembus tahap menengah kenapa sekarang bisa tahap akhir 🤔😮‍💨
Kaisar Huang R
dan terjadilah step mom xixixixixi
Agus Wibowo
orang Palembang selain suka pedas malah juga makan kapal selam...Mo Lian bisa gak ya ?
Agus Wibowo
punya kemampuan...kalo bisa 3 kenapa harus 1, biar gak hati yg terluka....haha
Mohd Ridzuan
Luar biasa
Mohd Ridzuan
Lumayan
Agus Wibowo
alur ceritanya berantakan...
Agus Wibowo
hahaha....jawaban dr komen sebelumnya.
Agus Wibowo
musuh sdh kalah telak maseh mau dihancurin lagi...ngabisin waktu dsn tenaga ajah, mending kuras perbendaharaan israna surgawi....
Lintong
makin gak jelas, MC nya masih naif bertele-tele,, sontoloyo
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!