"boleh nggak, aku cium kamu?"
"aku ingin melakukannya malam ini denganmu"
WARNING!!!
JANGAN MENJIPLAK, MENGCOPY, MENYALINDAN APAPUN ITU. MARI SAMA-SAMA MENGHARGAI DAN MENGHORMATI KARYA ORANG LAIN.. MAKASIH
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Kim Agashi 김나리, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 19
Setelah kepergian Aldo, Siska membereskan dapur terlebih dahulu dan siap-siap untuk pergi ke kampus.
"Pake ini aja kali ya" Siska mengambil baju yang digantung di lemari. Atasan kemeja motif bunga warna putih lengan panjang dan rok midi warna baby pink.
Sempurna!!!
Tinggal touch up make up tipis-tipis, ditambah rambut Siska yang di gerai akan menambah kesan feminimnya.
"Anggi?" Siska mendapat panggilan telpon dari teman barunya itu.
"Dimana lo?"
"Lagi di rumah. Lo udah berangkat?"
"Buruan keluar. Gue udah di halaman apartemen lo sama Rendi"
"Hah?? Serius lo?" Siska kaget. Pasalnya tak ada kabar apa-apa jika mereka akan menjemputnya.
"Iya.. Buruan. Nggak pake lama ya!" Anggi menutup telponnya.
Setelah itu Siska bergegas mengambil tas nya dan memakai sneakers.
Sampai di halaman apartemen, Anggi yang berada di dalam mobil sudah melambai-lambaikan tangan.
"Nggak ngabarin gue dulu kalo kalian mau jemput gue?" Siska membuka pintu mobil, ia duduk di samping Rendi.
Anggi sengaja melakukannya, biar sepupunya itu bisa pedekate sama Siska.
"Lo cantik banget Sis" Puji Rendi melihat style Siska hari ini yang sangat feminim.
"Ah bisa aja lo Ren.." Siska tersenyum malu.
"Cie cieee.. oke deh, gue jadi obat nyamuk nih disini. Tapi btw, emang aura lo kek beda aja Sis. Kayak orang lagi kasmaran, atau jangan-jangan lo lagi suka sama cowok ya?" goda Anggi.
"Apaan sih Gi.. Nggak lah, gue pengen aja tampil beda. Sekali-sekali kan nggak apa-apa" Rendi tak memalingkan pandangannya ke Siska.
"Marjuki! Woy!! Lo mau sampe kapan liatin Siska terus.. ntar kita telat nih, elah!" Anggi membuyarkan lamunan Rendi.
Benar-benar seperti di hipnotis, pasalnya Siska selama kuliah biasanya hanya mengenakan skinny jeans dan atasan kaos biasa. Tapi kali ini seperti orang yang berbeda, Rendi dibuat semakin terpukau oleh kecantikan Siska.
Rendi jadi salah tingkah, ia kepergok sedang menikmati ciptaan Tuhan yang benar-benar luar biasa.
Selama perjalanan ke kampus, 3 serangkai itu selalu bercengkrama membahas apapun untuk memperdalam persahabatan mereka.
Setibanya di kampus, stand-stand sudah siap. Siska cs mendapat stand nomor 16, benar kata Aldo jika peralatan dan keperluan Siska sudah disiapkan. Memang punya suami seperti Aldo ini ada untungnya juga.
Siska mengulum senyum "guys! Ayo kita siap-siap"
"Bentar Sis.. Ini semua beneran lo yang udah nyiapin?" Anggi tak percaya.
"He.em" Siska mengangguk penuh semangat.
"Lo penuh teka teki. Perasaan kemaren lo nggak berangkat tapi tiba-tiba lo bikin kita melongo" Rendi juga tak percaya.
Bukan apa-apa, memang sebelumnya Siska yang ngotot ingin ikut bazar. Jadi, Siska bilang akan mengurus semuanya sendiri. Kedua temannya itu hanya ikut berpartisipasi saat bazarnya saja.
"Mudah-mudahan, jualan kita laris manis ya guys! Semangat!!!" Wajah Siska penuh semangat 45, sudah tak sabar ingin jualan.
"Semangattt!!" Jawab Rendi dan Anggi bersama.
Pembukaan bazar di mulai..
Bapak Rektor memberikan sambutan untuk berlangsungnya bazar yang akan di mulai sebentar lagi.
"Selamat pagi, selamat sejahtera untuk kita semua. Semoga kegiatan bazar hari ini dan dua hari kedepan bisa berlangsung dengan baik, lancar dan tanpa ada halangan. Saya selaku Rektor sangat senang dengan diadakannya bazar, terimakasih kepada ketua BEM kita Rivaldo dan seluruh tim nya yang sudah mempersiapkan matang-matang untuk acara bazar kali ini. Saya bangga dengan semangat mahasiswa-mahasiswa ini, mungkin di antaranya tidak bisa lolos di karenakan minimnya ruangan yang disediakan. Semoga di acara bazar selanjutnya yang belum beruntung, bisa ikut berpartisipasi lagi. Sekian dari saya. Terimakasih" Pak Rektor turun dari podium setelah memberikan sambutannya.
Di sambung Dekan FEB untuk memberikan sambutannya.
"Selamat pagi semuanya. Seperti yang sudah dikatakan oleh Bapak Rektor, saya hanya akan menambahkan. Saya akan sebentar saja takutnya kalian bosan dan sudah tak sabar acaranya harus segera di mulai. Acara ini saya serahkan sepenuhnya kepada pengurus BEM terutama untuk Rivaldo agar tim nya selalu stand by dan fokus saja ke acara bazar. Jadi, yang ikut berpartisipasi dalam bazar tidak usah mengikuti kelas seperti biasa selama acara berlangsung. Kecuali memang ada tugas, wajib kalian kerjakan. Terimakasih"
Kali ini giliran sang ketua BEM memberikan sambutan terakhir sebelum acara benar-benar di mulai.
"Terima kasih untuk bapak Rektor dan bapak Dekan yang saya hormati. Terimakasih sudah mempercayakan saya dan pengurus BEM yang lain dalam acara bazar ini. Saya akan menjelaskan ketentuan-ketentuan selama mengikuti bazar.
Bazar di mulai pukul 8 (karna ini hari pertama, jadi di adakan sambutan terlebih dahulu). Semua peserta harus sudah sampai di stand minimal 30 menit sebelum bazar di mulai.
Pembeli akan mendapatkan kupon undian setiap pembelian 3pcs di stand yang sama.
Nanti kupon yang di dapat di masukkan ke dalam kotak dan akan kami undi untuk mendapatkan dorprize dari kami.
Untuk 3 stand yang jualannya paling banyak akan mendapatkan hadiah.
Jam 12.00 ishoma dan dilanjutkan pukul 13.00 sampai pukul 15.00.
Pengumuman pemenangnya akan di umumkan seminggu setelahnya, karna setiap stand harus mengumpulkan daftar jumlah pembeli.
Terima kasih, atas waktunya. Sebelum kita memulai, mari kita berdoa terlebih dahulu menurut kepercayaan masing-masih. Berdo'a mulai.... Selesai"
"Baiklah, kita persingkat saja karna waktunya juga sudah menujukkan pukul 10. Mana suaranya!!" Teriak Aldo penuh semangat.
"Yeyeyeyeyey"
"Huuuuuuuu"
Teriakan dan tepuk tangan yang antusias dari semua mahasiswa yang ikut bazar maupun yang tidak mengikuti, hanya menonton dari pinggiran-pinggiran stand.
"Gilak.. vibes kak Aldo nggak kaleng-kaleng"
"Iya bener.. Kak Aldo ganteng banget!!"
"Aldo pangeran hatiku"
Sorakan demi sorakan yang sangat riuh, membuat suasana di dalam gedung menjadi semakin panas.
Terlebih Siska mendengar banyak teriakan cewek-cewek yang mengidolakan sang suami.
"Hampir semua mahasiswi disini adalah fans kak Aldo"
"Emang iya?" Siska mengalihkan pandangannya ke Aldo yang masih berdiri di panggung.
Mata Siska dan Aldo bertemu, padangan Aldo hanya fokus kepada Siska dan menebarkan senyum manisnya. Padahal di pojok sana terlihat sang pacar memberikan dukungan dan teriakan yang histeris.
"Semangat sayangku!!" Teriak Viona yang di dengar oleh Siska.
"Cihh!! Sayang.. Sayang.. Pala lo peyang" raut mukanya tak suka.
"Apaan Sis?" Anggi tak mendengar Siska karna berbicara sangat lirih.
"Nggak apa-apa" Siska kini fokus mengobrol dengan Rendi yang berdiri di sampingnya sedari tadi.
Sedangkan Aldo melihat penampakan itu menjadi geram sendiri.
Kini bazar resmi di buka, 20 stand nomor awal menjual berbagai olahan makanan termasuk Siska. 20 stand berikutnya menjual berbagai pernak pernik aksesoris. 15 stand berikutnya menjual berbagai macam baju, celana, sepatu, tas dan lainnya. 15 stand terakhir menjual berbagai macam alat-alat kesehatan atau ramuan herbal, jamu, obat-obatan, vitamin, dll.
"Mari kak silahkan mampir ke stand kami" Siska sedang mencontohkan pada Anggi sebagai penarik konsumen untuk menawarkan jualannya.
"Boleh di coba dulu kak, kita ada tester nya. Kalo cocok boleh langsung pesen, minimal 3pcs nanti dapat kupon ya" Dengan anggun dan sopannya Siska telaten meladeni konsumen.
"Saya coba dulu.. Kamu mau nggak yank?" Mahasiswi yang datang bersama sang kekasih itu mencicipi masakan Siska cs.
"Gimana kak?"
"Yaudah.. Saya pesen 3 ya. Yang 1 pedesnya sedeng aja. Yang 2 pedes banget"
"Baik kak.. Silahkan ditunggu sebentar"
Siska dan Rendi berkutat di depan kompor untuk memasak. Sebetulnya tak lama hanya seperti mie ayam saja, meracik bumbu di mangkuk dan mie/sayur nya tinggal di rebus sebentar sudah jadi.
Kurang lebih 10 menit, 3 pesanan sekaligus sudah diangkut oleh pembeli.
"Wah gilak sih.. Marketing lo bagus banget Sis.. Ajarin dong" Anggi tak menyangka jika temannya itu pandai menarik konsumen.
"Gampang.. Asal lo PD aja jualannya, terus kalo misal belum ada yang beli jangan langsung ngeluh. Dah tu, sekarang tugas lo layanin konsumen. Gue sama Rendi mau masak"
Terlihat ada pembeli lagi yang datang ke stand, Anggi mencoba peruntungannya untuk melayani konsumen seperti saran Siska.
"Beli 3 ya kak. Pedes semua?" tanya Anggi.
"Iya.. Kalo boleh, kuponnya di ganti aja sama nomer cewek yang itu" mahasiswa itu menunjuk ke arah Siska yang tengah meracik bumbu.
"Yee.. Modus apaan tuh. Maaf mas, disini nggak jual nomer" Anggi kesal.
"Ckk.. Masa nomer doang nggak boleh. Kalo nggak boleh ya IG nya aja deh gapapa" Mahasiswa itu masih mencoba modus.
"Sorry mas.. Kita disini jual makanan bukan jual kontak pribadi. Jadi, kalau mas nya mau beli ya udah beli aja" Rendi turun tangan.
"Nih pesenan kalian. Totalnya 60.000" Mahasiswa itu terlihat kecewa padahal ia akan memodusi Siska tapi malah kena semprot temannya.
Dari kejauhan, Aldo menatap stand nomer 16 lebih tepatnya sih lagi mengagumi kecantikan istrinya itu. Lagi masak aja cantiknya nggak ketulungan, apalagi kalo.. (isi sendiri ya) hahaha.
NEXT...