Sebuah ramalan kemunculan raja iblis berhasil membuat dunia kacau balau akibat kemunculan para monster, makhluk mistis serta fenomena alam baru.
Untungnya manusia masih memiliki secercah harapan. Mereka adalah para manusia yang berhasil membangkitkan kekuatan hebat, mereka disebut Awakening.
Akan tetapi, apakah secercah cahaya itu dapat mengalahkan kegelapan yang begitu besar?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Galaxy_k1910, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bima Deimos 3
Dengan ragu-ragu, Bima mulai membuka mulutnya. "An- anjing Trunspid."
Detik berikutnya Ekilah tersenyum cerah. Ia lalu menghilangkan keempat tombak tadi.
"Hahaha, sungguh pilihan yang bagus." Ekilah lalu berjongkok tepat di depan Bima. Mata biru kehijauannya menatap pria itu seolah sedang melihat barang bagus.
Tangan kiri Ekilah terangkat dan perlahan mendekati kepala Bima. "Tenang saja, tidak sakit kok."
Telapak tangannya mengeluarkan sebuah energi berwarna biru gelap yang secara cepat langsung menutupi seluruh tubuh Bima. Bertepatan dengan hilangnya cahaya di mata pria itu, energi Ekilah pun menghilang.
Sebuah kelereng berwarna biru pun muncul di tangan Ekilah. Perempuan itu memperhatikan Keleng itu dengan seksama. Ujung matanya melirik Bima yang kini terlihat seperti cangkang kosong tanpa jiwa.
[Teknik apalagi yang kamu lakukan pada pria itu?]
"Pengasingan Jiwa. Teknik untuk mengasingkan jiwa target dari tubuhnya. Jika aku memakan Keleng ini maka aku bisa menggunakan energi dan juga kekuatan spesial Bima selama 1 hari penuh. Jeda waktu untuk bisa memakainya kembali juga 1 hari."
Ekilah pun berdiri lalu melakukan peregangan kecil pada pinggang dan pundaknya.
"Sayangnya untuk mengaktifkan teknik ini targetku harus diam ditempat. Jadi agak sulit dipakai dalam pertarungan langsung."
Clang!
Pedang Erasmo yang tertancap tadi mulai bergerak dengan sendirinya kemudian melesat menuju Ekilah.
Grep!
Ekilah berhasil menangkap pedang Erasmo dengan tangan kirinya.
[Hmm... Sungguh teknik yang hebat.]
Ekilah tersenyum bangga. "Keren kan. Teknik ini kayak gabungan antara skill milik dewa kematian sama skill kerakusan di game-game terkenal."
[Aku kurang tahu apa yang sedang kamu bicarakan. Tapi yang lebih penting, apa yang mau kamu lakukan pada cangkang kosong itu?]
Tundra membicarakan tentang tubuh Bima yang masih diam di lantai. Jika dibiarkan maka luka pada paha pria itu akan membunuhnya dalam kurun waktu 5 sampai 7 jam kedepan.
"Hmm... Kita telpon polisi saja yuk."
[Kamu mau masuk penjara?]
Ekilah kembali berpikir. Dia sudah meninggalkan banyak jejak di rumah ini. Karena Bima berasal dari keluarga elit maka para bangsawanlah yang akan memanfaatkan kesempatan ini untuk menghancurkan keluarga Deismo. Mengingat saat ini hubungan antara para bangsawan dan keluarga elit agak suram.
Kedua belah pihak yang selama ini hanya duduk diam sembari mengawasi satu sama lain akan mengalami pergerakan.
"Yah, pokoknya kalau ada yang menganggu aku tinggal membunuhnya saja," batin Ekilah mengabaikan tindakan berbahaya yang barusan telah ia lakukan.
[Jangan bertindak bodoh, Ekilah.]
Pertama kalinya, Tundra berbicara dengan nada menyeramkan. Bahkan, untuk sesaat Ekilah sempat dibuat merinding.
"Hah~" Ekilah menghela nafas lelah.
Dari pada harus mendengarkan omelan Tundra, dengan berat hati Ekilah pun melakukan sedikit bersih-bersih.
Perempuan itu melirik ke arah tubuh Bima yang masih terdiam. "Hei kau! Pergi ke luar rumah ini. Berdiri saja di halaman depan."
Layaknya robot, Bima pun berjalan keluar rumah dengan langkah tertatih-tatih akibat tusukan tombak Ekilah tadi.
Ekilah lalu berjalan menuju lantai dua tempat ia menemukan rahasia kelam Bima. Ia mengambil sebuah flasdish yang ada lalu pergi ke halaman depan.
Tapi sebelum itu, Ekilah pergi mengumpulan semua bahan-bahan yang mudah terbakar dan mulai menyalakan api menggunakan korek api terdekat. Setelah api mulai menyala cukup besar barulah Ekilah pergi.
Di halaman depan, Ekilah dengan cepat menyerahkan semua flasdish ke tangan Bima lalu menghadap rumah mewah berlantai dua itu yang perlahan mulai terlahap oleh si jago merah.
"Bima, ini pirintah. Katakan semua kebenaran pada para polisi."
"Iya."
Pedang Erasmo pun mulai melayang di dekat Ekilah. Dengan cepat Ekilah pun terbang menjauh dari lokasi kejadian.
"Kau sudah puas, Tundra?"
[Lumayan tapi aku ada satu pertanyaan. Apa itu pirintah?]
"..."
[Sepertinya kamu tidak mau menjawabnya. Kalau begitu aku akan menanyakan hal yang lain. Kenapa kamu tidak langsung membunuhnya? Yah, aku juga berpikir tindakan yang kamu lakukan lebih menguntungkan.]
Ekilah terdiam sejenak memikirkan jawaban yang bagus.
"... Aku hanya ingin menghindari sedikit karma buruk."
[Aku baru ingat satu hal. Anjing trunspid itu adalah anjing dapur yang biasa digunakan untuk memanggang daging, di mana hal itu membuat anjing ini hanya hidup di dalam roda. Sama halnya dengan manusia bernama Bima itu yang akan menghabiskan sisa hidupnya sebagai cadangan energimu.]
"Oh, pengetahuanmu bagus juga," puji Ekilah.
[Lalu begaimana dengan rakun tua? Apa yang akan kamu lakukan jika dia memilih rakun tua.]
Ekilah memperbaiki ikat rambutnya yang longgar. "Yah, dia hanya akan langsung mati sebagai penjahat. Rakun identik dengan hewan yang sering melakukan kejahatan, di tambah dengan kata tua yang berarti umurnya gak panjang."
[Sekarang aku paham.]
Keesokan paginya, berita tentang kebakaran yang dialami oleh Bima Deimos langsung viral di dunia maya.
Layar televisi menampilkan video terbakarnya rumah sang awakening berbakat. Berikutnya layar menampilkan kondisi Bima Deimos yang sempat terekam kamera. Melihat kondisi pria itu membuat warganet langsung tahu jika ini bukanlah kebakaran biasa.
Ketika diminta memberikan penjelasan pada para polisi, Bima jutrus memberitahukan seluruh kejahatan yang sudah ia lakukan. Ia juga memberitahu tentang pertarungannya dengan Noctar sang Penakluk Legenda yang sempat terkenal beberapa hari lalu.
- Gila, gak nyangka ternyata Bima bisa melakukan hal menjijikkan kayak gitu.
- Wajah ganteng belum tentu sifatnya juga ganteng.
- Bukannya ini gawat ya, dia kan dari keluarga elit. Setahuku keluarga elit itu punya banyak awakening berbahaya.
- Buat apa takut? Kita kan masih punya awakening berbakat dari keluarga para bangsawan.
- Tambahan, kalau ada awakening yang bertingkah semena-mena pihak federasi bakalan ngasih sangsi berat.
- Gimana kalau mereka malah bikin negara sendiri kayak beberapa kelompok awakening yang lain?
- Kalau begitu mereka justru rugi soalnya kelompok awakening yang membuat Negera sendiri bakalan punya banyak musuh dari kelompok lain.
- Kalian gak ada yang membicarakan tentang Kapten Malam?
- Oh iya juga ya, gua penasaran apa yang udah dilakuin Kapten Malam ke Bima Sampek tuh cowok jadi kek orang bego.
- Berani juga Kapten Malam itu cari gara-gara sama keluarga elit. Gua taruhan, dia pasti sekelompok sama teroris.
- Jangan asal tuduh, Kapten tuh awakening gak resmi bukan teroris.
- Yang asal tuduh siapa? Gua cuman mau taruhan.
- Apapun yang udah dilakuin Kapten gua bakalan dukung tuh orang. Dia udah bantu pemerintah buat nangkap si Cannibal Child. Harusnya pemerintah kasih apresiasi lah buat dia.
- Jadi khawatir sama keadaan Kapten Malam itu. Kira-kira dia lagi ngapain ya sekarang.
Tit!
Ekilah mengganti saluran tv. Perempuan itu sedang duduk manis di rumahnya sembari makan ayam goreng.
"Sampai akhir cowok itu masih gak tahu identitasku rupanya," ujar Ekilah sambil tersenyum senang.
