Nathan merasa dirinya tidak normal. Sudah banyak gadis yang dia pacari mulai dari lokal, sampai internasional. Namun, tidak ada satu pun dari mereka yang bisa membuatnya bergairah. Sampai akhirnya, orang tua Nathan memaksanya menikah dengan wanita pilihan mereka.
Sayangnya, takdir membawa Nathan bertemu dengan Sheren, gadis malang yang dikhianati pacar dan kakak tirinya saat baru kembali dari luar negeri. Akibat jebakan ibu tiri Sheren, membuat pertemuan pertamanya dengan Nathan harus berakhir dengan cinta satu malam.
Akankah Sheren benar-benar menjadi penyembuh untuk kelainan Nathan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Itta Haruka07, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
HTI | Bab 2
Dari penampilan dan sikap mencurigakan wanita di hadapannya, Nathan tahu bahwa wanita yang sedang bertamu di kamarnya itu adalah wanita yang mungkin memiliki niat jahat.
“Tidak bisa. Saya tidak mengizinkan siapa pun mengganggu istri saya. Lagi pula, Anda bukan ibu mertua saya,” kata Nathan menanggapi permintaan wanita yang tidak dikenalnya itu.
Ibu tiri Sheren itu mengerutkan kening. Dia memandangi Nathan yang terlihat garang dengan ekspresinya yang datar. “Saya mencari putri saya. Dia menangis karena laki-laki yang dia suka menikah dengan kakaknya. Dan saya lihat dia lari ke lorong ini sebelum Anda menutup pintu!”
“Jadi Anda pikir istri saya akan membiarkan saya memasukkan orang yang tidak kami kenal ke kamar kami, lalu mengganggu acara bulan madu kami?” tanya Nathan dengan geram. “Lebih baik Anda pergi sebelum saya menelepon pihak keamanan hotel!” usirnya dengan nada mengancam.
Sebuah pesan masuk ke ponsel milik wanita itu, ternyata dari putrinya, Scarlett. Pasti saat ini mereka sedang kebingungan mencarinya karena ibu pengantin perempuan justru menghilang dari pesta.
“Oh. Maaf, Tuan. Sepertinya saya salah melihat. Kalau begitu, kami permisi dulu,” kata wanita itu saat menyadari bahwa Nathan bukan orang yang sembarangan. Kamar yang disewa Nathan termasuk kamar VIP yang tidak mungkin bisa dimasuki sembarangan orang. Mungkin saja memang dia tadi salah melihat.
Tanpa mau menanggapi, Nathan langsung menutup pintu kamar hotelnya. “Dasar orang-orang aneh, seenaknya mengganggu orang saja,” gumamnya sembari berbalik badan. “Apa yang kamu lakukan?”
Nathan langsung berteriak heboh karena Sheren tiba-tiba menyalakan AC dengan suhu terendah.
"Panas banget, Tuan. Apa AC-nya rusak?" Gadis itu balik bertanya. Dia memang merasakan tubuhnya sangat gerah, entah kenapa seluruh ruangan ini terasa panas bagi Sheren yang berada dalam pengaruh obat.
Nathan memicingkan mata. Ada sesuatu yang aneh dari tingkah dan gerak-gerik gadis di hadapannya.
"Rusak apanya, jelas-jelas ini nyala. Kamu nggak ngerasain dingin?"
Bukannya menjawab, Sheren malah melepaskan ikatan simpul di bahunya yang membuat setengah gaunnya terjatuh. Lalu, menatap laki-laki di depannya dengan penuh naafsu.
"Tuan, kenapa Anda terlihat sangat menggoda?" Sheren tiba-tiba menyentuh dada bidang Nathan dengan jari lentiknya.
Nathan menelan saliva dengan susah payah. Bentuk tubuh Sheren sangat menggoda karena hanya mengenakan brra berwarna abu-abu yang senada dengan gaunnya. Sebagai lelaki impoten, tentu saja Nathan tidak akan bernaafsu dengannya.
Namun, semua di luar dugaan. Sheren tiba-tiba mencium bibir Nathan dan mengalungkan kedua tangannya di leher pria itu. Bukannya menolak, Nathan justru menikmati setiap sentuhan kulit mereka. Ada yang berbeda dengan perasaannya, semua hal itu belum pernah dia rasakan bersama wanita mana pun yang pernah coba mendekatinya.
"Kamu mau menggodaku? Mau coba merayuku? Silakan saja, tapi jangan menyesal!" Seringai menyeramkan muncul dari bibir Nathan setelah ciuman mereka terlepas.
Nathan sengaja membiarkan Sheren melakukan apa pun pada tubuhnya, itung-itung sebagai uji coba. Siapa tahu saja Sheren bisa membangunkan benda berharga miliknya yang tidak sakti itu. Padahal, Nathan menyadari bahwa Sheren sedang berada dalam pengaruh obat.
"Baiklah, aku juga tidak tahu apa yang terjadi, tapi rasanya tubuhku mendidih. Bisakah kamu membantuku lepas dari semua ini?"
Sheren benar-benar sudah hilang akal sehatnya. Entah minuman apa yang diberikan oleh sang ibu tiri, yang jelas Sheren sekarang merasakan pusing sekaligus panas di sekujur tubuh dan rasanya seperti terbakar.
Nathan di ambang kebimbangan, haruskah membantu wanita yang sama sekali tidak dikenal itu? Namun, rasa penasaran dengan reaksi adik kecilnya membuat Nathan memilih jalan yang salah.
Laki-laki itu menurunkan gaun Sheren dan mulai mencium wanita itu. Bau alkohol makin menguar di indra penciumannya, tapi Nathan tidak peduli. Dia terus mencium Sheren dan mendorong tubuh wanita itu menuju kasur.
Tanpa Nathan duga-duga, ternyata adik kecilnya mulai bereaksi saat berhasil merebahkan tubuh Sheren di tempat tidur empuk milik hotel yang beberapa hari ini menjadi tempat tidurnya.
Sontak saja Nathan merasakan sesuatu yang sudah lama-lama ditunggunya. Akankah Sheren benar-benar bisa mengobati kelainannya?
***
Loha gaess, makasih banget ya udah mampir. Betewe sebenarnya cerita ini belum matang wkk karena iseng hari ini makanya terbit hehe maaf kalau banyak salah. So, tunggu up lagi, besok ya Insya Allah 🥰🥰🥰