Menjadi ibu baru tidak lah mudah, kehamilan Yeni tidak ada masalah. Tetapi selamma kehamilan, dia terus mengalami tekanan fisik dan tekanan mental yang di sebabkan oleh mertua nya. Suami nya Ridwan selalu menuruti semua perkataan ibunya. Dia selalu mengagungkan ibunya. Dari awal sampai melahirkan dia seperti tak perduli akan istrinya. Dia selalu meminta Yeni agar bisa memahami ibunya. Yeni menuruti kemauan suaminya itu namun suatu masalah terjadi sehingga Yeni tak bisa lagi mentolerir semua campur tangan gan mertuanya.
Bagaimana akhir cerita ini? Apa yang akan yeni lakukan?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Tina Mehna 2, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode 19. CTMDKK
Karena semakin banyak pengunjung yang penasaran dan berhenti di depan kami, Satpam membawa paksa mas Ridwan dan wanita itu. Lalu aku juga diminta agar ikut untuk memberikan keterangan serta mencoba mencari titik tengah atas kesalahpahaman ini.
“Aaaaaa.. lepas! B*ngs*t!” teriak mas Ridwan.
“Astaga, ada ya orang begitu?” para pengunjung supermarket menggelengkan kepala ikut tak kuasa melihat mas Ridwan.
“Mba, yang sabar ya. Suami seperti itu jangan di pelihara lagi mba. Buang-buang waktu saja, pantas sekali tuh suami yang begitu di masukan penjara mba.” Sahut orang-orang lainnya.
Aku hanya menunduk malu dengan kejadian ini. Lalu satpam meminta ku untuk mengikuti nya.
Di kantor satpam, mas Ridwan menatapku dengan tajam.
“Pak, bisa lihat ktp nya? Sekalian saja bu, coba saya lihat ktp nya” Ucap pak satpam pada kami.
Aku mengambil ktp ku dan menyerahkan nya pada satpam.
“Jadi, pak Ridwan dengan bu Yeni adalah suami istri? Kalau masalah selingkuh dan tak selingkuh, sebaiknya di luruskan dan di bicarakan dulu ya pak bu? Tapi jangan sampai ada kekerasan. Kalau sampai ada kekerasan, saya akan melaporkannya ke polisi.”
“Iya pak terima kasih. Emmm, pak Ridwan, Pak saya meminta maaf pada anda kalau kesalahpahaman ini membuat anda jadi murka.” Ucap Ardi.
“Salah paham? Tidak mungkin ada salah paham”
“Pak, saya sudah jujur kalau saya hanya menolong mba Yeni saja tadi. Istri anda hampir jatuh karena di senggol orang posisi kedua tangan mba Yeni sedang mengangkat belanjaan lalu dia juga sendang menggendong anak anda pak. Logika saja pak, belanjaan berat ini mba Yeni bawa sendiri kalau dia tersenggol ya pasti oleng dan akan jatuh bukan? Saya Cuma menolong orang yang dalam bahaya.”
“Bahaya? Ahaha, begitu saja bahaya. Emang dasar ya kamu itu sama saja dengan Yeni! Maling mana mau ngaku,” Celoteh mas Ridwan.
“Maling? Pak, saya bukan maling. Maaf, saya sudah katakan dengan yang sejujurnya kalau bapak tidak percaya, itu berarti anda tak sepenuh nya percaya pada istri dan diri anda sebagai suami.”
“Heh malah ngajari ya! Ku lihat dari wajah mu sepertinya lebih muda dari ku tapi sikap mu ini sangat kurang ajar. Heh! Kamu mu saja sama Yeni, di aitu nggak ada duit nya. Kalau kamu pengen jadi gig*lo cari wanita kaya. Kaya Yeni gini mau aja.”
“Mas! Kamu ini ya! Ardi sudah mengatakan hal jujur, asal kamu tau mas. Aku hampir jatuh karena sempat lihat kamu lagi ngobrol sama wanita ini.”
“Ngobrol apa? Kami baru bertemu. Jangan ngarang kamu ya.”
“Kamu yang ngarang mas. Seharusnya kamu minta maaf ke Ardi karena sudah fitnah dia. Kalau kamu masih nggak percaya kenapa mas nggak coba saja lihat ke cctv.”
“Hmm, iya pak benar. Apa yang dikatakan mba Yeni benar pak. Apa kami bisa cek cctv nya?” Ucap Ardi setuju.
“Ya tentu saja. Demi kedamaian dan demi kebenaran mari kita cek cctv. Do, tolong ya cctv nya”
“Iya pak, sebentar.” Ucap satpam lainnya.
“Halah, aku yakin kamu memang ada apa-apa dengan ini laki-laki.”
“Mas, yang sabar.” Ku dengar wanita itu mencoba menenangkan suamiku.
Aku melirik ke arah wanita itu dan dia pun melirikku juga.
“Sepertinya kamu dan wanita itu yang ada apa-apanya mas,” Ucapku dalam hati.
“Di jam berapa ya pak bu?”
“Kisaran jam setengah 10 tadi kayaknya pak.” Jawab Ardi.
Satpam memperlihatkan layar laptop lalu rekaman cctv pun di putar.
Kami semua fokus melihat kearah cctv. Terlihat ada aku yang sedang berhenti untuk melihat mas Ridwan. Beberapa saat kemudian, orang yang terlihat seperti mas Ridwan itu berbincang lalu berdiri dan terus melihat ke arahku lalu dia berjalan memutar sambil bergandengan tangan. Hingga dia berada di belakang ku, mas Ridwan memulai pertengkaran ini.
“Kamu lihat mas? Ternyata memang kamu yang selingkuh. Aku kecewa mas.” Ucapku menahan air mataku.
Ku lihat mas Ridwan tak berkutik tetapi dia masih melirikku seperti tak merasa bersalah.
“Mas, kamu dan wanita ini benar selingkuh? Mas, jawab mas!” Ku ingin tau jawaban dari nya.
“Kalau iya memang kenapa? Kamu mau apa?” Akhirnya wanita itu berucap.
Semua orang yang ada di ruangan itu tercengang heran melihat wanita itu.
“Mas, aku nggak mau diam-diam lagi mas.” lanjut wanita itu berucap.
“Apa maksud nya itu mas? Jujur! Dari kapan kalian berhubungan?”
Bukannya menjawab, Mas Ridwan mencengkram pergelangan tangan ku hingga ku merasa kesakitan. Dia hendak menarik ku namun semua orang di ruangan itu menolong ku.
“Aaaa sakit mas, lepas.” Rintih ku menahan tubuh ku agar tak terbawa oleh nya.
“Hentikan pak! Kenapa anda menyakiti istri anda?”
“Pak, lepaskan. Jangan ada kekerasan, kan bisa bicara baik-baik? Kami tidak akan menggangu, kami hanya sebagai saksi saja kalau ada kejadian seperti ini.” Sahut Satpam juga.
“Heh ! Saya suami nya! Kalian jangan ikut campur! Yeni! Ayo pulang! Malu-maluin saja kamu!” Mas Ridwan terus menarik ku.
“Pak, jangan begini, jangan begini.. Lepaskan pak, atau kami akan laporkan anda ke polisi karena kdrt?” Ucap Ardi dengan berani.
“Heh! Memang nya ku nggak bisa melaporkan mu balik hah? Sok sekali jadi pahlawan kesiangan. Sudah ini ku lepas, banyak omong kalian. Tapi ku akan bawa dia pulang. Yeni!” Ucap mas Ridwan lalu memandang ku dengan tajam.
Karena ku tak mau masalah ku di lihat oleh orang banyak, aku memutuskan untuk pergi dengan mas Ridwan. Lagi pula, ku ingin mendengar penjelasan darinya. Ku tak lupa mengucapkan terimakasih pada Ardi dan pak Satpam yang telah membantu.
Semua orang masih sedikit khawatir dengan apa yang ku alami. Namun terpaksa aku ikut dengan mas Ridwan untuk pulang ke rumah kami tetapi kali ini wanita itu juga ikut dengan kami.
(Di dalam mobil)
“Kenapa sih dia jadi ikut masuk ke mobilku? Hihh najis banget..” Ucap Wanita itu dengan melirik ku lewat spion.
“Maaf din, ku harus selesaikan urusan ini dulu. Tolong ya, ku cuma pengen numpang saja ke rumah.”
“Hmm, ya udah deh. Segera tuh ceraikan istri mu yang kolot itu.”
“Apa maksud nya mas? Cerai?” tanggap ku dengan tegas.
Mas Ridwan diam saja hingga memasuki gapura masuk tempat tinggal kami. Hingga kami sampai di depan rumah mertua ku, Aku di suruh turun olehnya. Ku bingung dengan hal ini, Aku sangat tak ingin ke rumah ini. Terlihat di depan rumah itu ada mertua ku yang sedang ongkang-ongkang kaki sembari menyeruput minuman nya. Wanita itu turun lebih dulu dan langsung memanggil mertua ku dengan nada manja nya.
“Maa.. Mama, lagi santai aja nih? Hihi..” Ucap wanita itu lalu segera mendekati mertua ku itu.
Mertua ku merespon dengan sangat baik, bahkan dia terlihat akrab dengan wanita itu.
“Ada apa ini? Sejak kapan wanita itu kenal dengan mertua ku?” Ucapku dalam hati yang penuh dengan kebingungan.
“Turun,” Ucap Mas Ridwan.
Aku pun turun dengan perlahan tanpa bantuan darinya. Melihatku yang turun dari mobil, Mertua ku memasang muka kecut, judes serta cemberut.
“Eh eh ngapain sih kalian bawa-bawa dia segala.” Ucapnya dengan berteriak-teriak.
Orang-orang yang kebetulan lewat, menggelengkan kepala mereka ketika mendengar mertua ku itu berteriak.
Mas Ridwan masuk melewati garasi rumah mereka, sedangkan aku masih berdiri di depan mobil seperti tadi.
“Ridwan kamu ngapain sih bawa si gembel itu ke sini lagi !”
“Ma, lebih baik langsung di beritahu saja, pusing aku ma. Mama saja yang bicara dengannya.” Ucap Mas Ridwan lalu dia pun masuk kedalam rumahnya.
“Malas sekali sih. Heh gembel! Dengar ya, mulai saat ini dan selamanya, anakku tak ada hubungan dengan mu lagi. Dengar! Ridwan sudah mengajukan cerai dengan mu, tunggu saja surat dari pengadilan nya.” Ucap dengan keras mertua ku.
“Kenapa ma? Kenapa mama yang memutuskan hal ini? Kenapa mama selalu mencampuri urusan keluarga ku?” Jawab ku akan masuk melewati gerbang itu dan akan masuk mendekati mertua serta wanita itu.
Bersambung..