NovelToon NovelToon
Menantu Dewa Roh

Menantu Dewa Roh

Status: sedang berlangsung
Genre:Identitas Tersembunyi / Kebangkitan pecundang / Budidaya dan Peningkatan / Ahli Bela Diri Kuno
Popularitas:64.2k
Nilai: 4.7
Nama Author: Sayap perak

Dua tahun menjadi bahan hinaan dan tertawaan seluruh kota, Zhao Yang, menantu tidak berguna dari kediaman Keluarga Gu kini telah menyelesaikan pelatihannya.

Selama ini dia diam bukan karena penakut. Dia tak melawan juga bukan karena pengecut. Itu tak lain karena pelatihan khusus yang mengharuskannya hidup tanpa Qi hingga ia mencapai syarat tertentu.

Sekarang, setelah pelatihannya selesai, dia tak lagi harus menahan semua hinaan itu. Dia dapat berdiri tegap dengan dada membusung, menunjukkan kepada semua orang siapa Zhao Yang sebenarnya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Sayap perak, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Ch - 23 : Nilai Seorang Zhao Yang

"Xingyu... Ini kebetulan sekali. Aku baru saja menjenguk kakekmu mewakili ayahku. Lihat! Kereta kuda kami ada di sana." Jian Yun menunjuk ke arah kereta barang miliknya. Berkata dengan jumawa. "Kami juga membawa sedikit buah tangan dari Kediaman Jian. Kakek Wen sangat menyukainya."

"..."

"Sayang sekali aku tidak tahu lebih awal jika kau juga datang. Jika tidak aku pasti akan membawakanmu sesuatu," ucap Jian Yun lagi, menyambung basa-basinya.

Zhao Yang yang sedari tadi diam tiba-tiba tertawa sehingga mengalihkan perhatian kepadanya.

"Tuan Muda Jian terlalu baik. Tapi Xingyu tidak kekurangan apapun sampai harus merepotkan Tuan Muda Jian. Kami permisi!" Zhao Yang mendahului saat Gu Xingyu ingin mengatakan sesuatu. Dia juga meraih tangannya, kemudian pergi melewati Jian Yun yang tampak tercengang.

"Aku belum selesai bicara. Zhao Yang, kau- ...."

Seolah sengaja niatnya untuk memprovokasi Zhao Yang berhenti setelah beberapa langkah dan bicara dengan cukup lantang. "Xingyu. Kita datang untuk melihat kakek, kan? Kenapa buang waktu di sini? Ayo masuk. Tidak ada manfaatnya berlama-lama."

Wajah Jian Yun tampak gelap mendengar kalimat Zhao Yang yang seperti mengejek dirinya. Tangan terkepal, dan asap seolah keluar dari kedua lubang telinganya.

"Zhao Yang!!"

Dia sangat marah tapi tidak bisa melampiaskannya.

"Tuan Muda Jian. Ternyata kau di sini. Ayah sudah menunggumu di ruangan." Seorang pemuda tiba-tiba sudah berada di samping Jian Yun. Menepuk pundaknya karena Jian Yun hanya diam ketika dirinya menunggu jawabannya.

"Ah ya.. Aku akan pergi menemuinya."

Sambil melangkahkan kaki Jian Yun terus menatap punggung Zhao Yang. Matanya menyimpan hasrat. Sebuah keinginan untuk melakukan pembalasan.

....

Di sisi lain, Zhao Yang dan Gu Xingyu sampai di depan ruangan Wen Zhang. Mereka baru akan masuk saat berpapasan dengan Wen Qing yang keluar sambil membawa nampan obat.

"Xingyu. Kau sudah di sini ...." Wen Qing tampak senang melihat putrinya. Namun, ekspresinya sedikit berubah saat melihat siapa yang datang bersama Gu Xingyu.

"Ck! Kenapa kau harus mengajaknya ...."

Gu Xingyu mendengar gumaman Wen Qing tapi bersikap seolah tidak mendengarnya. Dia celingukan mengintip dari celah pintu yang agak terbuka, mencari keberadaan kakeknya.

"Ibu! Kakek di dalam, kan? Aku mau menemuinya."

Tidak menunggu jawaban Gu Xingyu sudah menyerobot masuk ke ruangan itu. Wen Qing hanya menghela nafas. Pandangannya sekarang hanya fokus menelisik Zhao Yang dari bawah ke atas.

"Kalian hanya datang berdua?" tanyanya.

"Iy- ...."

"Seharusnya dia datang dengan lebih banyak orang. Bagaimana jika ada kelompok bandit atau kriminal lain? Dia pikir suaminya bisa melindunginya? Dia sangat ceroboh."

Meski tidak dikatakan langsung tapi cukup jelas apa yang dimaksud olehnya. Wen Qing memang sejak dulu tidak menyukai Zhao Yang. Entah dari latar belakang ataupun hal lain, dalam pemahamannya Zhao Yang jelas sangat rendah dibanding beberapa pria yang sempat mengajukan lamaran untuk putrinya.

"Ibu Mertua, aku juga akan masuk."

Wen Qing menghembuskan nafas cuek. "Ya, masuklah."

Zhao Yang masih bisa tersenyum meski Wen Qing terus menunjukkan wajah muak terhadapnya. Dia masuk menyusul Gi Xingyu dan bertemu dengan Wen Zhang yang saat ini berbaring di ranjangnya.

"Kakek! Kakek sudah tidur?" Gu Xingyu menegur dengan suara lirih karena takut mengganggu.

Namun Wen Zhang sebenarnya hanya memejamkan mata. Jadi saat menyadari kehadiran seseorang pria tua itu perlahan membuka matanya sembari menarik tubuh mengubah posisinya duduk bersandar. Menatap Gu Xingyu beberapa saat sebelum menghembuskan nafas.

"Kakek pikir setelah menikah kau tidak akan mau datang lagi ke sini."

Seperti anak kecil yang merajuk, perkataan Wen Zhang membuat Gu Xingyu mengernyitkan kening dengan spontan. "Apa yang Kakek katakan ... Itu tidak benar."

Gu Xingyu terlihat panik saat berusaha menjelaskan, tapi Wen Zhang malah tertawa dan mengalihkan pandangannya kepada Zhao Yang yang baru memasuki ruangan.

"Kau juga mengajak suamimu?" tanyanya dengan alis sedikit terangkat.

"Ya. Dia juga ingin melihat kakek," ucap Gu Xingyu, melirik Zhao Yang.

Saat itu Zhao Yang sudah berdiri di samping Gu Xingyu. Bertanya sambil menyapa. "Bagaimana keadaan Kakek sekarang?"

"Seperti yang kau lihat. Ini jauh lebih baik." Wen Zhang mengangkat kedua tangan seperti ingin menunjukkan seberapa baik kondisinya. "Semua karena ibu mertuamu yang merawat pria tua ini pagi dan malam beberapa minggu terakhir. Dia sudah bekerja sangat keras."

"..."

"Omong-omong.. Aku dengar kau yang bantu Keluarga Gu dapatkan kesepakatan dengan Paviliun Pedang. Apa itu benar?" Wen Zhang tiba-tiba teringat dengan berita itu dan tak sabar ingin mendengar langsung dari mulut Zhao Yang.

"Menantu ini hanya bantu mengirimkan surat. Semua kesepakatan dicapai tak lepas dari kontrak yang ayah mertua tawarkan."

Wen Zhang manggut-manggut. "Benar. Itu pasti karena tawaran yang sesuai. Tapi pria tua ini berpikir sebenarnya tidak sesederhana itu."

" ... Sejak berdiri Paviliun Pedang tidak pernah berhubungan dengan kelompok kekuatan lain di kota. Bahkan Tuan Kota kabarnya pernah membuat kesepakatan yang menarik, tapi tetap tidak digubris oleh mereka. Dipikir dari sudut mana pun ini masih terdengar tidak masuk akal di kepala pria tua ini."

"..."

Gu Xingyu menyimak dengan serius apa yang dikatakan Wen Zhang. Mulai memperhatikan Zhao Yang karena jika dia memikirkan kembali tentang hal itu dan merasa apa yang dikatakan kakeknya sangat masuk akal.

"Waktunya minum obat."

Wen Qing membuka pintu sambil membawa mangkok obat di sebuah nampan. Berjalan mendekat, dan menaruh nampan di atas nakas samping tempat tidur.

"Ayah! Kali ini Ayah harus meminumnya sampai habis."

"Qing'er. Kau bicara seolah-olah Ayah selalu tidak menghabiskan obat yang kau buat. Padahal Ayah selalu menghabiskannya, bukan?"

"..."

Wen Qing hanya berdehem tanpa mengatakan apapun. Dia duduk di kursi kayu yang ada di ruangan itu. Menatap dari jauh, memastikan obat yang dibuat diminum sampai habis.

"Xingyu.. Aku keluar sebentar. Kau bisa bicara dengan Kakek."

Zhao Yang tidak menunggu jawaban Gu Xingyu saat meninggalkan ruangan itu. Gu Xingyu masih menatap ke arah pintu sampai suara Wen Zhang menyadarkannya.

"Apa kau merasa suamimu menyembunyikan sesuatu?"

"Kenapa Kakek berpikir seperti itu?" tanya Gu Xingyu.

"Yah... Kau pikir saja, tidak mungkin kakekmu, Gu Liu, bersikeras menikahkanmu dengannya tanpa alasan. Dengan sifatnya, kakek sangat yakin kakekmu, Gu Liu, tidak akan menikahkan cucunya dengan pria sembarangan."

"Jika bukan karena latar belakang, pasti karena bakat atau hal lain. Dia pasti mengetahui nilai Zhao Yang yang orang lain tidak mengetahuinya. Oleh karena itu dia memutuskan menikahkanmu dengannya."

"Apa kau tidak memiliki kecurigaan atau semacamnya?" tanya Wen Zhang, menambahkan.

Gu Xingyu termenung memikirkan apa yang dikatakan Wen Zhang. Sekilas memandang pintu seolah Zhao Yang masih berada di sana.

"Apa dia sungguh menyembunyikan sesuatu?" gumamnya.

1
Idham Syarifullah
g ush nulis
Jamal Amir
🤣🤣🤣 buat latihan Zhao Yang
y@y@
👍🏿🌟👍🌟👍🏿
y@y@
⭐👍🏻👍👍🏻⭐
y@y@
🌟👍🏿👍👍🏿🌟
y@y@
👍🏻⭐👍⭐👍🏻
y@y@
👍🏿🌟👍🌟👍🏿
Sarip Hidayat
waaah
Eka suci
ini baru penjaga yg benar, cepat konfirmasi jika tidak tahu atau ada yg aneh , walaupun baru , benar kata Zhao mereka menjalankan tugas
bedjo
hmmm
@ᴛᴇᴘᴀsᴀʟɪʀᴀ ✿◉●•◦
Waooow
algore
joz
algore
jos
udenk
bos mu laaaaah. siapa lagi cobaaaq
Sarip Hidayat
waaaaaaah
Qing shan
🥰🥰🥰🥰
Qing shan
👍👍👍
algore
joz
algore
jos
Qing shan
🤩🤩🤩
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!