Di nikahi Om Om sexy dan tajir melintir, siapa yang menolak?
Alula Humaira, gadis 18 tahun ini di nikahi oleh lelaki super seksi dan super kaya.
Rayden Mas Rafael, pria berdarah Jawa Italia ini terpaksa harus menikahi Alula karena jebakan lelucon dari kekasihnya.
Emelly, violinis super cantik yang menipu kekasihnya dengan mengirimkan Alula sebagai istri pengganti.
Bagaimana kisah selanjutnya? Mampukah Alula bertahan hidup dengan lelaki kaya raya yang asing baginya?
NB _ Ini termasuk cerita ringan dan santai, tapi masalah konflik, kita lihat saja kedepannya, hehe.... Biasanya aku suka konflik yang lebih greget....
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Pasha Ayu, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Buka segel
"Jadi mereka sudah menikah?"
Bastian menangkis pukulan yang Eyang lontarkan padanya. Keduanya berdiri berhadap-hadapan di depan teras rumah.
Seperti rencana, Eyang mengikuti mobil Raden, dan ternyata Eyang mendapatkan sebuah kenyataan mencengangkan. Raden telah menikah, sejauh ini, ibu, ayah, dan dirinya tidak Raden beritahu.
"Iya Gadis, istri Bos namanya Alula Humaira, masih 18 tahun dan baru masuk kuliah." Sahut Bastian meringis.
Bastian memang selalu memanggil Eyang dengan sebutan Gadis, apa pun kesalahan Raden, Eyang akan luluh jika sudah di panggil begitu oleh Bastian.
"Kenapa kamu tidak bilang padaku?" Berang Eyang.
"Aku takut Gadis nanti kepikiran, terus sakit-sakitan, nggak doyan makan, nanti Mas yang sedih." Kilah Bastian.
Casanova bebas saja memberikan gombalan pada siapa pun bukan? Selama perempuan itu masih bernapas Bastian sikat.
Eyang melengos manja meskipun senyuman kecil ikut tersingsing di sana. "Dasar Playboy gurun." Katanya. Sesekali mengibaskan kipasnya pelan.
Bastian meraih lengan berisi milik wanita cantik nan keriput itu. "Sudahlah, jangan terus marah-marah, tenang saja, perempuan yang Bos nikahi sangat baik, dia sopan, lucu, pandai memasak, rajin menabung, bisa mengurus rumah tangga dengan baik, bicaranya lembut, pokoknya Nyonya muda Alula Humaira sangat cocok menjadi menantu Gadis." Ujarnya promosi.
Eyang melirik Bastian yang menyengir. "Sungguh? Siapa tadi? Alula? Apa Alula bisa lagu Jawa juga?" Tanyanya.
Tak perlu pikir lama Bastian mengangguk begitu saja. "Uh, suaranya Nyonya muda sangat merdu, pokoknya mantap." Bastian meringis dengan alis yang bertautan. "Apa yang aku bicarakan."
Eyang menyengir. "Bagus kalo begitu, besok aku suruh Abimanyu yang ke kantor putranya, dia perlu mengintrogasi Raden, sekarang aku harus pulang, gendong aku masuk ke mobil lagi."
Bastian mendelik mendengar perintah dari Eyang barusan. "Gendong?"
"Iya, kamu nggak kuat? Tadi kamu bilang aku kurusan sekarang!" Sambung Eyang.
"Oh, kurus sekali beibeh." Bastian menyengir getir. "Kurasa aku berdosa."
"Ayok gendong." Eyang merentangkan tangannya pasrah agar cepat di gendong lelaki Casanova itu.
Bastian pun menurut meskipun harus menahan napas agar tidak terlalu terengah-engah selama proses pengangkatan.
Satu pengawal membuka pintu mobil Eyang dan gegas Bastian berlari lalu mendudukkan Eyang pada jok penumpang bagian belakang dengan pelepasan napas yang riuh.
"Huuhh!"
"Berat?" Tanya Eyang.
Bastian menggeleng. "Tidak sayang, kamu masih sangat kurus. Itulah makanya aku sampai pangling tadi." Pujinya menyengir.
Siapa yang setuju Eyang kurus, tubuh Eyang bahkan tiga kali lipat tubuh Alula.
Eyang tersenyum. "Yo wes, tak tinggal sek Yo."
"Iyo," Bastian melebar senyum. "Iyo aja udah, kagak ngerti juga Gue!"
...----------------...
^^^Di dalam kamar mandi.^^^
"Om, ..."
Protes Alula terbungkam oleh pagutan bibir suaminya yang dahaga, dengan beringas lelaki itu memakan semungil bibir merekah yang biasanya memaki-maki dirinya dengan manja.
Alula terdiam bukan karena pasrah, tapi menikmati setiap hal yang membuatnya melayang.
Jantung berdebar, kulit-kulit meremang, desir aneh mulai menjadi sekutu Raden untuk melakukan penyerangan. Tubuh Alula sendiri berkhianat, takluk pada laki-laki rupawan ini.
Sampai sebesar itu Alula baru pernah merasakan sentuhan seorang pria dan itu berasal hanya dari Raden seorang setelah menikah.
"Buka."
Tangan besar Raden mulai sampai pada tepian kaos merah muda milik Alula yang menggeleng tidak mau.
Tak ada yang boleh menolak malam ini, sebab Raden semakin di buat ber- gairah oleh pil mungil yang mengalir ke dalam darahnya, merasuki tubuh, pikiran dan jiwa iblis nya.
"Om." Alula membalik tubuhnya berniat lari tapi kemudian Raden lebih dulu meraihnya kembali.
Obat durjana itu membuat Raden seperti kerasukan iblis klan tertinggi. Raden tak melakukan pemanasan apa pun.
Halusinasi mulai menguasai, Raden meminum pil yang membuatnya terus mengingat masa lalu, di otaknya seperti ada kaset kenangan yang berputar seperti rentetan peristiwa indahnya bersama Emelly.
Ada bayangan lima tahun lalu saat pertama kali bertemu Emelly, ada bayangan empat tahun yang lalu saat pertama kali mencium bibir Emelly, ada bayangan tiga tahun yang lalu saat Emelly menggodanya dengan busana seksi.
Pengaruh pil yang Raden minum tidak main-main efeknya, Emelly sengaja memberikan pil khusus itu agar Raden tak mampu menepis bayang-bayang cintanya pada Emelly.
Noda kuman seperti Alula hanya cukup di bersihkan dengan pemutih pakaian. Gadis itu sangat menyedihkan.
Ada hal yang lebih menyakitkan dari pada dipaksa oleh suaminya. Puncaknya ketika Raden menyebutkan nama Emelly di akhir pendakian bersama dirinya.
bisa mati rasa