"Jangan bunuh aku, tidaaaaak."
Crassss.
Kepala jatuh menggelinding dari anak nya ketua kampung yang baru menikah, sejak saat itu setiap malam purnama maka akan selalu ada korban yang jatuh, banyak nya korban dengan bentuk sama membuat wanita sakti bernama Purnama juga di curigai oleh banyak orang.
Benarkah bila Purnama si wanita ular kembali di jalan yang sesat?
Benarkah bila kata orang dia kembali kejalan sesat untuk menyempurnakan ilmu nya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 23. Mengambil alih
Setelah kejadian di datangi warga barusan, semua nya sedang berembuk di dalam rumah Purnama. karena masalah ini tidak bisa di biarkan terlalu larut semakin dalam, masalah nya juga sampai harus membawa nama baik nya Purnama jadi buruk akibat tuduhan yang tidak berdasar itu, bisa sekali orang orang sampai datang kerumah.
Apa lagi Zidan juga sampai marah besar akibat tuduhan yang Pak Lurah lemparkan tadi, selama ini dia tidak pernah ikut campur dalam urusan Purnama, karena dia yakin istri nya pasti bisa. tapi sekarang kejadian nya beda dari yang sebelum nya, mau tak mau dia memang harus turun tangan membela istri tercinta.
Sebab dia pun tidak terima bila orang orang bicara seenak nya saja pada sang istri, terlebih yang bicara adalah orang berpangkat di desa nya ini. kelakuan Pak Lurah tidak mencerminkan sebagai pemimpin yang adil, dia bergerak sesuai dengan dugaan saja karena terdorong oleh rasa sakit hati atas kematian sang anak.
Harus nya sebagai lurah dia harus bersikap adil pada para warga nya, bukan asal tuduh saja tanpa bukti yang jelas. Rizal yang mempunyai fakta kuat bahwa dia pelaku saja malah masih di abaikan dulu, karena Pak Lurah termakan omongan dukun yang sudah ia temui dan dia juga ingat perkataan Ayah nya bahwa Purnama bukan manusia biasa.
"Kita harus tangan sekarang, pokok nya harus di cari pembunuh sialan itu!" geram Arya.
"Ya sana kau gerak lah, kan aku masih di suruh rehat sama Ibu." jawab Purnama santai.
"Lagian kenapa sih Ibu suruh Kakak rehat segala, aku mumet kalau kerja sendirian!" Arya memprotes Kakak nya.
"Kan aku hampir mata saat itu, lagi pula sudah sering aku menghadapi banyak setan sehingga butuh lah aku rehat." jelas Purnama.
"Aku kadang merasa Ibu pilih kasih, saat Kakak dan Kak Maharani terluka maka dia akan segera datang membantu! namun saat aku hampir mati di bantai kafan hitam sialan itu, dia tetap tidak datang." Arya mengeluh atas sikap Ibu nya.
"Haaaahhh, mulai lagi drama nya!" Purnama menghembuskan nafas.
"Ini bukan drama! aku merasa ya selama ini, tapi aku diam dan baru protes sekarang." Arya sungguh kesal.
Sebagai Kakak paling tua, Maharani mendatangi adik nya dan mengelus kepala Arya agar tenang dan tidak banyak protes lagi dengan banyak nya ulah sang adik. memang Laras tidak pernah menampakan diri saat Arya dalam bahaya, justru Purnama dan Maharani yang selalu di tolong, maka nya dia punya rasa iri dan merasa Bu Laras pilih kasih pada diri nya selama ini.
"Kan kamu laki laki, jadi Ibu tuh pengen kamu mandiri serta bisa menghadapi apa pun maslaah! sedangkan kami berdua ini wanita, sehingga butuh perhatian besar." Maharani berkata lembut.
"Benarkah?"
"Tentu saja benar, Ibu yakin kau mampu menghadapi apa pun badai nya walau harus pontang panting." Maharani mengedip kan mata pada yang lain karena bujukan dia berhasil.
"Sama seperti sekarang ini, bila kau mampu menaklukan pembunuh itu! aku pastikan Ibu akan sangat bangga padamu." Purnama memberikan semangat.
"Lalu bagai mana bila aku gagal dan malah mati? sedangkan aku sama sekali tidak ada yang menolong." Arya berkata memelas.
"Ya allah suamiku! malang sekali nasib mu, huhuuu." Fatma malah menangis karena iba.
Tapi tangis itu langsung reda karena di bungkam dengan lirikan tajam Purnama, air mata naik lagi sehingga tidak jadi merembes kepipi. orang lagi memberi semangat, malah dia yang mellow begitu, sudag pasti nanti yang di kasih semangat jadi melempem lagi karena ada tangis.
"Ada aku dan juga yang lain nya, tidak kau lihat banyak nya member ini?" Maharani menujuk semua iblis.
"Tapi aku tidak mau sama cacing sialan itu!" Arya langsung geli melihat Leha.
"Yang mau memberikan dia padamu ya siapa, di sini tugas dia hanya memberikan solusi saja!" Maharani menggeplak kepala Adik nya.
Arya pun akhir nya menerima tugas ini karena dia sedang tidak di suruh rehat, masih aktif terus dalam dunia ghaib. lagi pula nama Kakak nya perlu di bersihkan dari tuduhan jahat orang orang, semua akan ia mulai dulu dari Rizal yang menjadi tersangka dan sekarang ini menghilang entah kemana.
"Eh ngomong ngomong kok Usman tadi bisa kepikiran ya mau nuangin garam di kepala kalian berdua." heran Xiefa bingung sendiri.
"Dan kenapa kalian tidak berubah jadi ular saat kena garam?" Xiela juga penasaran sekarang.
"Maka update dong, jangan cuma diam di pohon bambu saja!" ejek Nilam pada Kakak Adik tersebut.
"Kita ini ular zaman now, jangan kan cuma garam begitu. garam dari Sam saja tidak mempan, harus yang level tinggi baru bisa." Arya berkata sombong.
"Sam pernah kasih kamu garam ya?" Nana bertanya heran.
"Ya pernah, saat kami gelut karena dia mencuri gadis manusia." jawab Arya apa ada nya.
"Oh yang mantan istri nya itu ya? Lita kan nama nya, duh sekarang dia udah bahagia sama Lukas!" Landak beralih profesi menjadi tukang kompor.
"Tidak baik bicara begitu, nama nya juga dulu Sam masih di jalan sesat." Arya berkata bijak sehingga membut yang lain melongo tidak percaya dengan pendengaran ini.
Orang yang biasa nya selalu jadi kompor di mana pun dan kapan pun, sekarang malah menjadi sangat bijak. dia berkata di tengah tengah dan itu memang kebenaran nya, padahal bila itu Arya yang dulu maka sudah pasti akan membuat ali besar agar Nana menyala, tapi sekarang sudah berbeda akibat hukuman itu.
Hukuman yang Arya terima tidak main main sakit nya, berulang kali mati dengan cara berbeda beda namun sama sama tragis nya. bahkan dia juga sempat di makan oleh kaum dia sendiri, apa tidak semakin kecut nyali nya Arya, maka nya dia sekarang lebih alim dan kalem lagi seperti dulu.
"Mau kau mulai dari mana?" Purnama menatap adik nya serius.
"Yang sudah mendapat tugas maka terus lah bertugas seperti biasa, sekarang kendali aku yang pegang!" Arya mengabaikan pertanyaan Kakak nya.
"Kau melangkahi aku?!" kaget Purnama.
"Kan kata nya sedang rehat, sehingga kendali penuh ada di tangan ku lah! pokok nya aku yang mengatur semua nya." tegas Arya.
"Kamu liburan sana sama Zidan, biar lebih tenang dan fresh." saran Fatma.
"Mau, Mas?" tawar Purnama.
Zidan hanya mengangguk saja karena dia masih kesal dengan sikap orang orang tadi, memang susah marah nya orang pendiam, pasti nya dendam sangat besar di hati Zidan karena sakit hati tersebut.
atau jangan² ini ulahnya pak lurah lagi
dan yg pasti,slah 1 d antara mreka adlh plakunya...