NovelToon NovelToon
Jodoh Jalur Ummi

Jodoh Jalur Ummi

Status: sedang berlangsung
Genre:Peran wanita dan peran pria sama-sama hebat / Diam-Diam Cinta / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Identitas Tersembunyi / Wanita Karir / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:5.8k
Nilai: 5
Nama Author: Musim_Salju

Aku di kenal sebagai gadis tomboy di lingkunganku. Dengan penampilanku yang tidak ada feminimnya dan hobby ku layaknya seperti hobby para lelaki. Teman-teman ku juga kebanyakan lelaki. Aku tak banyak memiliki teman wanita. Hingga sering kali aku di anggap penyuka sesama jenis. Namun aku tidak perduli, semua itu hanya asumsi mereka, yang pasti aku wanita normal pada umumnya.

Dimana suatu hari aku bertemu dengan seorang wanita paruh baya, kami bertemu dalam suatu acara tanpa sengaja dan mengharuskan aku mengantarkannya untuk pulang. Dari pertemuan itu aku semakin dekat dengannya dan menganggap dia sebagai ibuku, apalagi aku tak lagi memiliki seorang ibu. Namun siapa sangka, dia berniat menjodohkan ku dengan putranya yang ternyata satu kampus dengan ku, dan kami beberapa kali bertemu namun tak banyak bicara.

Bagaimana kisah hidupku? yuk ikuti perjalanan hidupku.

Note: hanya karangan author ya, mohon dukungannya.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Musim_Salju, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 32: Di Kampus dan Kafe

Suasana kampus pagi itu penuh dengan hiruk-pikuk mahasiswa. Di tengah keramaian, Galaksi berjalan santai, menenteng tas di satu bahu. Matanya langsung tertuju pada sosok diriku yang sedang bersandar di tembok dekat ruang klub olahraga, mengenakan jaket oversized dan celana jeans sobek-sobek. Rambutku diikat asal-asalan, memberi kesan cuek khas diriku.

Aku adalah gadis tomboy yang selalu terlihat percaya diri. Sebelum menikah dengan Galaksi, Aku menjalankan bisnis kafe kecil yang Aku rintis sendiri, kafe yang sekarang menjadi tempat rahasiaku untuk melepas penat. Tak banyak yang tahu, Aku dan Galaksi sebenarnya sudah menikah.

Galaksi mendekati aku dengan senyum penuh arti. “Kenapa nggak masuk kelas? Lagi malas, ya?” godanya sambil bersandar di sampingku.

Aku menoleh, menatap Galaksi dengan mata tajam, tapi bibirku melengkungkan senyum tipis. “Kak, aku bukan tipe orang yang suka diceramahi. Kalau kamu datang cuma buat itu, mending balik aja. Lagian dosen kami tidak masuk karena ada urusan penting katanya.”

Galaksi terkekeh. “Aku nggak mau ceramah. Aku cuma mau lihat istri aku.”

Aku langsung menoleh ke sekeliling, memastikan tak ada yang mendengar. “Kak! Jangan ngomong gitu di sini! Kalau ada yang dengar, gimana?” bisikku setengah kesal.

Galaksi malah semakin tertawa, menikmati ekspresi panikku. “Kenapa harus takut? Bukannya keren kalau semua orang tahu kalau aku nikah sama pemilik kafe paling hits di sekitar kampus?” godanya.

“Stop ngomong begitu,” potongku sambil mendorong pelan bahu Galaksi. Wajahku memerah, tapi aku berusaha tetap terlihat cuek.

Di Kafe

Setelah kelas selesai, Aku kembali ke kafe. Tempat itu kecil tapi nyaman, dengan desain minimalis dan nuansa kayu hangat. Aku memulai bisnis ini sejak aku kuliah semester awal. Berkat kerja kerasku, kafe itu selalu ramai, terutama oleh mahasiswa.

Aku duduk di belakang meja kasir, mengenakan celemek yang terlipat asal. Rambutku masih terikat seperti biasa, tidak menunjukkan kesan feminim sedikit pun. Meski begitu, banyak pelanggan laki-laki yang diam-diam mengagumiku.

Tak lama, pintu kafe terbuka, dan Galaksi masuk dengan langkah santai. Ia mengenakan jaket kulit yang membuatnya terlihat menonjol di antara pelanggan lain. Beberapa pengunjung perempuan langsung berbisik-bisik, tetapi Galaksi tidak peduli. Matanya hanya tertuju padaku.

“Kamu lagi sibuk?” tanyanya, menghampiri meja kasir.

“Selalu,” jawabku singkat sambil memeriksa laporan keuangan di laptopku.

Galaksi menyandarkan sikunya di meja kasir, menatapku dengan senyum nakal. “Aku bantuin, deh.”

Aku mendengus. “Kak, kamu itu cuma bikin ribut kalau di sini. Jadi, mending duduk di pojok sana, pesan kopi, terus diam.”

“Tapi aku nggak mau kopi,” jawab Galaksi sambil menatapku dengan tatapan jahil. “Aku cuma mau lihat kamu.”

Aku menatapnya dengan ekspresi datar, mencoba tidak terpengaruh oleh perhatian berlebihan suamiku. “Kak, serius, jangan aneh-aneh. Aku lagi kerja.”

Galaksi tertawa kecil. “Oke, oke. Aku duduk dulu, tapi nanti aku mau makan sama kamu. Kita kan belum sempat makan bareng hari ini.”

Saat Galaksi duduk, beberapa pelanggan perempuan yang mengenalnya dari kampus mulai berbisik-bisik. Di sudut kafe, Maya duduk diam, memperhatikan interaksi antara aku dengan Galaksi.

Maya, yang sudah lama mengejar perhatian Galaksi, merasa semakin jengah. Ia tidak bisa mengabaikan cara Galaksi memandang aku dengan tatapan yang begitu hangat dan penuh arti. Ya walaupun ia tahu jika Galaksi dan aku sudah menikah.

“Apa sih istimewanya dia?” gumam Maya pelan, matanya menatap tajam ke arahku yang masih sibuk di balik meja kasir.

Namun, Maya tidak bisa menandingi kehadiran aku di hati Galaksi. Bahkan, di tengah kafe yang ramai itu, Galaksi menunjukkan bahwa meskipun aku tomboy dan terlihat acuh, aku tetap menjadi pusat dunianya.

Penegasan Cinta

Ketika kafe mulai sepi menjelang malam, Galaksi mendekati aku lagi. Ia membawa dua cangkir teh yang dipesannya sendiri.

“Kak, jangan ngerepotin barista aku,” candaku saat melihatnya membawa minuman.

“Kalau aku suamimu, masa aku nggak boleh bikin teh buat kamu?” balas Galaksi santai sambil duduk di seberang aku.

Aku menghela napas, tapi ada senyum kecil di wajahku. Aku tahu Galaksi tidak akan berhenti menggodaku.

“Senja,” panggil Galaksi tiba-tiba dengan nada serius.

Aku mengangkat alis. “Kenapa?”

“Kamu tahu nggak, kamu itu alasan aku mau jadi lebih baik. Kamu keras kepala, nyebelin, kadang bikin aku kesal, tapi... aku nggak bisa ngebayangin hidup tanpa kamu.”

Aku terdiam. Aku menatap Galaksi, mencoba menyembunyikan getaran di hatiku.

“Kamu tahu nggak, Kak?” balasku akhirnya. “Aku juga nggak ngerti kenapa aku bisa suka sama orang kayak kamu. Tapi satu hal yang pasti, aku nyaman sama kamu.”

Galaksi tersenyum puas. Ia tahu, meskipun aku jarang menunjukkan sisi lembutku, cintanya tetap terasa nyata. Bagi Galaksi, itulah yang membuat aku begitu istimewa.

Di kafe yang kecil itu, rahasia kami tetap terjaga. Namun, cinta yang kami bagi semakin sulit disembunyikan.

Sedangkan tiga orang karyawanku hanya kebagian senyum-senyum tak jelas melihat pemandangan yang ada di hadapan mereka. Sudah biasa melihat kedua bos mereka ngebucin jika tak ada pelanggan kafe. Apalagi saat kafe sudah tutup, ada saja kelakuan Galaksi untuk melakukan hal konyol untuk membuat aku tertawa.

To Be Continued...

1
Siti Faridla Nuryani
ribet
rina Rismayanti
Luar biasa
Amin Srgfoo
menarik
Nanik Arifin
lari dari masalah, bukan sesuatu yg baik senja.
apa yg dikatakan Senja benar, Galaksi. jika mmg hanya Senja di hatimu, tidak seharusnya memberi Maya ruang dalam hidupmu. padahal kamu tahu betul, Maya jatuh hati padamu.
Tidak bisa menjaga hati Senja, berarti kesempatan lelaki lain menjaganya. jangan menyesal ketika itu terjadi, Galaksi
Nurgusnawati Nunung
Alhamdulillah orang orang disekitarmu mereka orang yang baik, Assyifa
Nurgusnawati Nunung
Hayooo semangat..
Nurgusnawati Nunung
Alhamdulillah ada teman untuk berbagi. semangat thor
Nurgusnawati Nunung
menarik ceritanya. semangat thor
Musim_Salju: Terimakasih kak selalu hadir di setiap karya author 😘🤗
total 1 replies
Nunuy
Dapat notif langsung cuss baca..ternyata bagus dan buat penasaran,lanjutttt 💪💪
Musim_Salju: Alhamdulillah, semoga menghibur kak🤗
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!