NovelToon NovelToon
Saat Suamiku Mendua

Saat Suamiku Mendua

Status: sedang berlangsung
Genre:Poligami / Selingkuh / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Pelakor / Ibu Mertua Kejam / Pelakor jahat
Popularitas:118.8k
Nilai: 5
Nama Author: D'wie

SEKUEL TERPAKSA MENIKAHI PEMBANTU

Giana yang sejak kecil kehilangan figur seorang ayah merasa bahagia saat ada seorang laki-laki yang merupakan mahasiswa KKN memberikan perhatian padanya. Siapa sangka karena kesalahpahaman warga, mereka pun dinikahkan.

Giana pikir ia bisa mendapatkan kebahagiaan yang hilang setelah menikah, namun siapa sangka, yang ia dapatkan hanyalah kebencian dan caci maki. Giana yang tidak ingin ibunya hancur mengetahui penderitaannya pun merahasiakan segala pahit getir yang ia terima. Namun, sampai kapankah ia sanggup bertahan apalagi setelah mengetahui sang suami sudah MENDUA.

Bertahan atau menyerah, manakah yang harus Giana pilih?

Yuk ikuti ceritanya!

Please, yang gak benar-benar baca nggak usah kasi ulasan semaunya!
Dan tolong, jangan boom like atau lompat-lompat bacanya karena itu bisa merusak retensi. Terima kasih atas perhatiannya dan selamat membaca. ♥️♥️♥️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon D'wie, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

SSM 19

Sampai keesokan paginya, tak ada kabar berita mengenai si pengirim barang. Karena kemarin ia banyak mendapatkan kiriman buah, sayur, daging, dan ikan, Giana terpaksa menggunakan kulkas untuk menyimpan bahan-bahan makanan itu. Hebatnya, semua sayur, ikan, buah, daging, bahkan cabai dan aneka bumbunya sudah bersih dan dipacking rapi dengan thin wall dan plastik vakum. Jadi bila ia ingin memasaknya, ia tinggal mengolahnya saja tanpa perlu repot-repot membersihkannya.

"Mau dimasak, tapi takut yang punya marah. Duh, sebenarnya ini kerjaan siapa sih? Punya siapa? Kok ya bisa dikirim ke sini? Ini salah alamat atau bagaimana? Tapi nama penerimanya beneran aku sih." Giana duduk sambil memperhatikan barang-barang itu. Kini ia tidak lagi kepanasan karena ada kipas angin yang menyala. Dua pula. Satu untuk kamar, satu untuk ruang tamu. Semua yang dikirim, memang pas sekali dia butuhkan. Hal inilah yang menambah kebingungan Giana.

Pintu diketuk, Giana pun gegas membukanya.

"Hai, Des, udah mau berangkat kerja ya?"

"Iya, Gi. Btw, kata ibu kamu kemaren habis borong ya?" Kepala Desti melongo ke dalam. Matanya terbelalak saat melihat barang-barang sudah memenuhi rumah Giana.

"Wuih, keren! Perasaan pas kemaren kami anterin kamu pulang itu, rumah kamu masih kosong melompong. Lah ini ... habis dapat warisan? Atau kena arisan? Nggak mungkin 'kan kamu menang judol," ucap Desti sambil terbahak. Giana terbelalak. Ia menepuk pundak Desti yang tampak senang sekali menggodanya.

"Gila. Ya, iyalah, masa' menang judol, nggak banget. Bikin kaya' kagak, bikin susah iya," sahut Giana.

"Lah, terus itu? Jadi yang mana nih, tinggal dua pilihan, dapat warisan apa arisan?"

"Nggak keduanya. Warisan dari mana. Aku itu bukan anak orang kaya, jadi warisan dari mana? Dari Hongkong. Arisan? Mau ikut arisan sama siapa pula?" Giana menggeleng-gelengkan kepalanya.

Dahi Desti sontak berkerut. "Kalo nggak keduanya, lantas semua barang ini dari mana? Nggak mungkin 'kan hasil dari jaga lilin?"

"Hust, kalau ngomong jangan sembarangan dong, Des! Entar ada yang denger, terus salah paham gimana?" omel Giana membuat Desti terkekeh.

"Maaf. Iya, deh. Abisnya aku penasaran, kamu aja sedang sakit, kemaren barang-barang ini nggak ada, eh tetiba rumah kamu penuh barang kayak gini, gimana caranya?"

"Jangankan kamu, Des, aku aja bingung. Tiba-tiba ada yang anterin. Aku mikir salah alamat, tapi dia nyebutin nama aku sebagai penerima. Sayangnya mereka nggak tau siapa yang ngirim soalnya mereka cuma bertugas nganterin barang aja. Setelah sampai, ya udah."

Desti sampai terbengong-bengong. "Keren. Jangan-jangan kamu punya pemuja rahasia, Gi?"

Sontak Giana terkekeh. "Pemuja rahasia dari mana, Des, Des."

"Tapi seriusan deh, apa jangan-jangan ini dikirim sama Pak dokter kemaren ya? Kan dia kemaren ikut sampai ke lantai tiga ini."

"Apa iya?"

"Cuma dia tersangka utamanya. Kenapa kamu nggak coba telepon dia aja?"

Giana menggaruk tengkuknya sambil tersenyum bodoh. "Tapi aku nggak tau nomor hp'nya, Des."

Gubrak ....

*

*

*

Albirru tampak sudah rapi dengan kemeja yang ia kenakan. Wajahnya tampak sumringah. Ariana yang melihatnya merasa heran.

"Pagi, Mi, Pi," sapa Albirru dengan senyum mengembang.

"Pagi. Ceria banget kayaknya, Bi. Nggak kayak kapan hari itu, muka kusut, persis kemeja Papi yang belum disetrika," ujar Ariana sambil terkekeh.

"Ah, Mami, cemberut salah, ceria pun salah. Jadi Birru mesti gimana?"

"Mami nggak bilang salah, Albirru Sayang. Cuma heran aja. Tapi Mami suka liat kamu ceria kayak gitu. Jadi lebih ganteng."

"Birru 'kan emang udah ganteng dari lahir," ujar Albirru bangga.

"Benar itu, Bi, anak Papi gitu lho," timpal Athariq.

"Eh, bukannya aku sama Alma lebih mirip Mami, ya dari kecil?" seloroh Albirru. Seketika wajah Athariq masam. Ia jadi kembali teringat dengan sumpah sang ibu menyumpahi anak-anaknya mirip Ariana semua.

Ariana yang sedang membantu bibi menyiapkan sarapan pun terkekeh. "Kamu ini, Bi, demen banget ganggu Papi."

"Peace, Pi. Emang aku sama Alma mirip Mami, tapi 'kan wajah ganteng aku ini nurun dari Papi. Jadi nggak usah cemberut, ya? Nanti gantengnya ilang lho. Kerutan bertambah, 'kan jadi jelek."

Plukkk

Ariana memukul pundak Albirru , membuat laki-laki itu tertawa. "Ada apa nih? Rame banget?"

"Nggak ada apa-apa. Duduk sarapan dulu, yuk!" titah Ariana. Semua pun segera duduk.

"Al, nanti siang kita ada meeting dengan Pak Damar dari Angkasa mall, kau ingat 'kan?" ujar Athariq.

"Ingat, Pi. Bahan-bahannya juga sudah aku siapin kok."

"Baguslah."

*

*

*

Seperti biasa, Albirru mengendarai motornya menuju ke klinik sang ibu. Setelah mendapatkan STR, Albirru memang lebih memilih mengabdi di klinik sang ibu. Namun, ia juga sudah mempersiapkan diri untuk bekerja di rumah sakit lain agar ilmu yang ia dapat bisa lebih berdayaguna.

Sambil mengendara, Albirru tersenyum-senyum sendiri. Ia sedang membayangkan wajah kebingungan Giana saat melihat barang-barang yang ia kirimkan ke rumahnya.

Kemarin, saat mengantar Giana ke rumahnya yang ada di sebuah rumah susun, Albirru sangat terkejut. Rumahnya nyaris kosong tanpa barang. Albirru merasa tak tega melihatnya. Apalagi kondisi yang sedang sakit, pasti Giana kesulitan untuk mencari makan. Ia juga pasti kesepian. Karenanya, tanpa persetujuan Giana ia membelikan barang-barang itu. Ia juga sengaja tidak memberitahukannya agar Giana tidak merasa terbebani.

Sebenarnya bisa saja Albirru mengabari toh ia sudah memiliki nomor ponsel Giana yang ia ambil dari nurse station, namun Albirru justru memilih diam. Ia tak ingin Giana merasa berhutang padanya. Biarlah hanya ia dan Tuhan yang tahu dengan apa yang ia lakukan ini. Meskipun ia juga tak tahu bagaimana ke depannya hubungan mereka sebab Giana saja sepertinya tidak memiliki perasaan apa-apa padanya, namun ia ikhlas melakukan itu. Baginya, melihat Giana bahagia saja itu sudah cukup.

Tiba di klinik, Albirru segera turun dari motor dan bergegas masuk untuk melakukan tugas-tugasnya sebagai tenaga medis.

Sementara itu, di kediaman Herdan kini terlihat gaduh. Hal itu karena Ratih yang akhirnya benar-benar mendapatkan surat panggilan sidang dari pengadilan agama. Ratih histeris. Ia tidak terima dengan apa yang sudah Rendi lakukan.

"Sepertinya adikmu harus dibawa ke rumah sakit jiwa deh, Dan. Pusing aku dengar dia ngamuk mulu setiap hari," omel Angel kesal karena pagi-pagi sudah terdengar keributan yang membuat mood-nya seketika ambyar.

"Apa maksudmu? Jangan sembarangan bicara, Gel! Adikku tidak gila," dengus Herdan kesal.

"Kalau nggak gila jadi apa? Aku pusing dengar adik kamu nangis-nangis dan ngamuk melulu," ketus Angel. Ia pun meraih kunci mobil di meja dan berjalan menuju mobil.

"Angel, apa yang kau lakukan? Kembalikan kunci mobilku!" sentak Herdan, tapi Angel tak peduli. Ia justru masuk ke dalam mobil dan menyalakannya. Kemudian dalam hitungan detik mobil itu pun mulai keluar dari pagar rumah Herdan. Herdan mengumpat kesal, namun ia tidak berbuat apa-apa.

"Kamu bisa diam nggak sih, Tih? Apa harus aku bawa kamu ke rumah sakit jiwa seperti yang Angel katakan?" sentak Herdan kesal. Sontak mata Rahma dan Ratih melotot mendengarnya.

"Apa-apaan kamu, Dan! Istrimu itu juga apa-apaan. Ratih tidak gila. Enak aja mau bawa Ratih ke rumah sakit jiwa. Oh, ya, mana jatah Mama bulan ini? Kenapa belum ditransfer?"

Herdan mendengus. "Nantilah. Herdan dan Angel sedang banyak pengeluaran," tolak Herdan yang memang kini banyak pengeluaran termasuk untuk membayar cicilan rumah yang ia gadaikan.

...***...

Semoga gak ada typo soalnya nulis dengan kondisi mata 3,5 Watt 😅

1
Deuis Lina
waduh keluarga tak tau malu ,,,
Retno Harningsih
lanjut
Suci Dava
Sak enak mu dewe Dan-Herdan
Akbar Razaq
Niatmu saja sdh kurang ajar.Jadi dia hanya kau jadikan ban serep misal angel hamil kqu gak butuh gia kan.
Christiar Kaehes
Luar biasa
ken darsihk
Dasar keluarga toxic nggak punya malu
Jangan mau kembali Gi walau ibu mertua mu yng meminta 😠😠😠
kaylla salsabella
wuhhaaaaa gia gak bakal rujuk sama kamu dan😁😁😁
Maharani Rani
lanjuttt
Triiyyaazz Ajuach
sorry ya Herdan perlakuanmu dan klrgamu sdh cukup menyakiti Giana dan skrg ngajakin rujuk disaat Angel msh jadi istrimu pikirannya dimana Herdan Giana mau kau jadikan istri kedua gitu biar apa biar bsa diamuk sama Angel boar di celakai Angel karna hamil anakmu mikir donk Herdan dikira Giana barang yg stlh dibuang bsa kau pungut sesuka hati sorry aja Hendan mending jauh" dari Giana jgn bkin Giana mkin susah dgn kelakuanmu dan klrgamu
Asmaul Husna
ternyata cuman mau anaknya aja egois kali laki" kyak herdan ini
giana jgk ngk mau rujuk samamu herdan
mimpi kali yaa😝🤣🤣
💕 bu'e haresvi 💕
silahkan mencoba 😜😜😜
Yuli Purwati
lanjut
Uthie
Rasain kalian.... 😜
enak aja Giana di minta balikan lagi pas tau dia hamil, dan karena si Angel istri pilihan si Herdan belum hamil juga 😡

biar karma untuk kalian adalah tdk dianugerahi keturunan dan biar si Angel yg akhirnya Mandul beneran 😜😡
Patrick Khan
..keluarga ber 3 yg unik emak kakak adek kok sifatnya sm . hadehhhh
Hafifah Hafifah
dari ucapanmu itu udah membuktikan lw kamu g menginginkan anak dari giana.ternyata minta maafnya hanya palsu dikira si giana bakalan luluh apa jangan harap ya dia akan luluh
Hafifah Hafifah
sekarang baru ngerasain dulu kemana aja
Hafifah Hafifah
👍👍👍👍👍👍 bagus gi udah cukup kamu ditindas dan dihina selama ini.memaafkan emang mudah tapi melupakan itu yg g mudah
Eindah marlina
urat malu nya udah pada koslet apa udah pada putus ya mereka🤦‍♀️
Sunaryati
Nah kan Gianna cuma sebagai ban serep karena selingkuhannya tak segera hamil, mungkin Angel yang tak bisa hamil. Kau memang harus tegas Giana dan jangan sampai mau rujuk
Fadilah
hanya karena mau anaknya kan Dan, jadi jangan berharap Giana mau rujuk sama kamu, kami pun gk ikhlas ta
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!