Anggita Dewi Asmara setelah kehilangan kedua orang tuanya ,kini Anggita tinggal memiliki seorang adik bernama Anjas Dwi Bagaswara adik laki laki satu satunya yang ada di dunia ini .
Namun , satu tahun yang lalu , Anjas divonis menderita jantung koroner hingga di haruskan menjalani perawatan intensif yang membutuhkan biaya ratusan juta setiap bulannya . dan Anggita tidak memiliki uang sebanyak itu , setelah keluarganya hancur dan menjadikan dirinya dan adiknya harus menjalani kehidupan yang sangat sederhana .
dan suatu hari datang seorang pria datang mengulurkan tangan padanya . dia bernama Maxsim putra Samudra , seorang presdir BIRTH AND MEETING GROUP . Yang memang sedang membutuhkan seorang istri kontrak untuk menghindari perjodohan .
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rumiati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
07 Kenapa harus dia
"Baiklah Pak , akan saya usahakan ." ucap Anggita .
Bos Narendra sangat puas dengan jawaban Anggita , dia juga menjanjikan sebuah Bonus yang besar jika Anggita melakukan pekerjaannya dengan baik . Tentu ini juga membuat Anggita bertambah semangat . Tapi Anggita harus memulai membuat proposalnya setelah kembali lagi ke kubikel , meja kerjanya .
Bahkan ketika jam pulang kerja , dia masih sibuk dan fokus di kubikelnya tanpa menghiraukan rekan rekan nya yang sudah mulai berkemas untuk pulang .
"Kak Anggita , aku dengar kamu sedang membuat proposal untuk tender dengan perusahaan Birdt And Meeting group , ya . Apa itu benar ." tanya Sinta dengan mata berbinar penuh semangat , dia berdiri sambil menyandarkan badannya di sekat meja kerja menunggu jawaban dari Anggita .
"Benar ,memangnya kenapa .?" Anggita menjawab dengan lesu . Dia yang buat proposal tapi Sinta yang bersemangat .
Sinta kembali berkata ." Birdt And Meeting adalah perusahaan presdir Maxsim. Pastinya kamu akan bertemu dengannya saat menghadiri tender . Ini sungguh merupakan keberuntungan ."
"Jika kamu mau , aku akan melapor kepada Pak Narendra . Agar kamu yang datang menggantikanku bagaimana ?." potong Anggita .
Sinta berdecak ." Seandainya aku pintar seperti dirimu , mungkin itu tidak akan jadi masalah untuk pergi ke sana . Bertemu dengan pria tampan seperti Presdir Maxsim aku rela bahkan jika harus melajang selama lima tahun ."
Anggita diam tidak mengatakan apapun untuk ekspresi Sinta yang begitu mengagumi Maxsim yang tidak lain adalah Suaminya . Tentu tidak nyaman hati seorang istri mendengar perempuan lain mengagumi dan terobsesi dengan suaminya dan bicara terang terangan di depannya .
Sinta benar benar tidak tahu jika pria yang dia kagumi adalah suami wanita yang ada di depan nya . Entah bagaimana reaksinya jika tahu kebenarannya .
***
Sementara di perusahaan Birdt , Maxsim menerima daftar berkas berkas dari perusahaan yang akan ikut memperebutkan tender kerja sama dengan perusahaannya .
"Tuan , ini adalah daftar dari perusahaan yang akan ikut partisipasi dalam tender besok ."
Maxsim yang sedang duduk menghadap ke jendela segera memutar kursinya saat mendengar suara sekretarisnya . Matanya yang hitam legam menatap beberapa berkas yang ada di mejanya .dan memperhatikan beberapa daftar perusahaan yang di maksud oleh Rey .
"Dari dua puluh perusahaan yang ikut daftar dan telah kami seleksi , di sini ada sepuluh perusahaan terakhir yang mempunyai kredibilitas tinggi ." tambah Rey sekretarisnya menambahkan untuk menjelaskan laporannya itu.
Maxsim melihat lihat berkas dari kesepuluh perusahaan itu . Tapi hanya satu yang cukup menarik perhatiannya .
"Apa ini Moon light yang sama ." tanya Maxsim sambil menatap Rey.
"Benar Tuan , ini Moon light perusahaan di mana Nona Anggita bekerja ." Rey sejenak menghentikan kalimatnya , setelah itu dengan ragu ragu bertanya pada Tuannya .
"Tuan , Apakah anda ingin...
Sebelum Rey menyelesaikan kalimatnya satu tatapan tajam membuat ciut nyalinya dan berhenti seketika .
"Lakukan saja seperti biasanya ."
"Baik Tuan ."
***
Setelah bergadang untuk menyelesaikan proposalnya , Anggita segera membawanya ke kantor pagi itu ,untuk di tunjukan kepada Bos Narendra , Bos Narendra tentu sangat senang dan puas dengan hasil.kerja Anggita .
Dia mengeluarkan sebuah kotak bekal dari dalam tasnya . Dan menyerahkan pada Anggita .
"Kamu pasti belum sarapan ,ini ada bekal untukmu yang di siapkan oleh istriku ." ucap Bos Narendra .
"Eh.. Itu bekal yang di buat istri Bapak, untuk Bapak . Dimana istri Bapak berharap bapak memakannya , bagaimana bisa saya mengambilnya ." Anggita merasa tidak enak jika harus menerima bekal itu . Tapi perutnya tidak bisa berbohong, dan suara perutnya yang keroncongan membuatnya menunduk kan wajah sungkan .
Bos Narendra yang sebenarnya juga mendengar suara keroncongan di perut Anggita , pura pura tudak dengar dan bersikap acuh tak acuh agar tidak membuat Anggita semakin malu . Dan dia mendorong kotak bekalnya dengan sedikit memaksa .
"Saya hari ini ingin memesan untuk makan siang , dan bekal ini sebaik nya kamu ambil saja . Karena setelah ini kamu harus pergi ke Birdt And Meeting Group . Untuk menghadiri tender . Jika kamu berhasil itu juga bisa mempengaruhi perusahaan .jadi saya ingin kamu fokus saat presentasi ."
Anggita masih menyembunyikan wajahnya ." jika begitu , terima kasih atas bekalnya Pak Narendra ." ucap Anggita .
Karena waktunya yang sudah sangat mepet , Anggita segera berangkat ke perusahaan Birdt And Meeting Group .Beeuntung perusahaan memiliki jasa supir pengantar sehingga Anggita punya waktu untuk menyantap sarapan nya .
Namun sambil makan dia sambil menatap jam di tangannya . Begitu melihat waktu tinggal tersisa setengah jam lagi dan mereka masih di jalan membuat nya sedikit panik .
"Pak , bisa lebih cepat sedikit ." pinta Anggita .
"Baik mbak." ucap sang sopir yang langsung melajukan mobilnya lebih cepat lagi , Anggita menutup kotak bekal dan segera memperbaiki penampilannya . Sambil melihat bayangan di pantulan kaca pintu mobil .
Dua puluh lima menit kemudian mobil berhenti di parkiran gedung pencakar langit dengan tulisan Birdt And Metting Group di puncak gedung itu .
Anggita cepat cepat turun dan kemudian memperhatikan penampilan sekilas dari gedung megah nan menakjubkan yang ada di hadapannya .
Siapa yang mengira seluruh gedung itu adalah milik suaminya . Dia orang terkaya juga masuk dalam daftar orang yang paling dihormati di kota J.
Di saat Anggita masih mengagumi penampakan gedung Birdt And Meeting , tiba tiba sebuah mobil muncul di belakangnya dan hampir menabraknya .
Tin...
Suara klakson mobil yang menggema mengejutkan anggita hingga terjungkal . Beberapa petugas keamanan langsung menghampiri dan membantunya .
"Nona ,kamu baik baik saja .?"tanya satu dari mereka .
Anggita tersenyum sambil mengangguk kan kepala , sesaat kemudian dia mengangkat wajahnya melihat mobil yamg hampir menabraknya tadi . Begitu memandangnya , raut wajah Anggita dengan cepat berubah .
"Mobil ini ...." Bentley hitam dengan nomor plat AM-01. Tidak perlu berpikir lama untuk mengenali mobil siapa itu . Karena setiap minggu selalu masuk ke halaman villanya , yang tidak lain dan bukan adalah mobil suaminya , Maxsim .
"Kenapa harus dia ." gumam Anggita lalu dengan cepat dia membalikan badan . Dia takut Maxsim akan melihatnya jadi segera berlari masuk ke dalam gedung .
Pada saat itu Reymond segera turun dari mobil ." Kemana Nona itu tadi pergi .?" tanyanya kepada satpam yang baru saja menolong Anggita . Dia ingin memastikan kalau kondisi dia baik baik saja , meski dia yakin mobilnya berhenti sebelum benar benar menabraknya .
"Dia baru saja masuk ke dalam gedung Pak Rey . Tapi dia menjatuhkan cincinnya , mungkin karena terkejut atau karena buru buru saya tidak mengerti ." ucap Satpam penjaga keamanan itu sambil menyerahkan cincin milik Anggita .
Tak lama kemudian satpam itu pergi meninggalkan Rey , Rey mengamati cincin emas itu dengan cermat , dan dia rasa sangat familiar di matanya .
"kenapa cincin ini kelihatan sangat familiar ." guman Rey dalam hati kemudian ia mencoba membolak balik cincin itu hingga matanya melotot melihat inisial EL di dalam lingkaran cincin itu .