10 tahun Anna dan Alam menikah dan mereka tidak pernah bertemu sekalipun, karena Anna harus melanjutkan pendidikan dan pengobatannya di Luar negeri.
Dan disaat Anna kembali, pernikahannya harus disembunyikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lunoxs, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
DASW BAB 27 - Jatuh Dan Tertimpa Tangga
Anna keluar dari ruangan Anton.
Seperti takdir yang sedang berpihak padanya, diujung sana Anna melihat Maura yang sedang berjalan bersama 2 perawat. Sesekali Maura tersenyum ramah, menyapa para penghuni rumah sakit.
Dan melihat tawa Maura itu Anna berdecih, bagaimana bisa seseorang yang telah mencelakai orang lain bisa hidup bahagia seperti itu?
Tapi sadar tidak punya bukti yang kuat, Anna akhirnya hanya bisa membalas dengan pelan-pelan.
Kini Anna sudah menganggap Maura sebagai musuhnya. Karena Maura sudah berani-beraninya bersekongkol bersama Anton untuk mencelakai Pricilla. Membuat Pricilla mual hingga akhirnya dia yang disalahkan.
Anna mulai berjalan, mengambil jalan disisi lain Maura hingga mereka berakhir saling bertemu.
Disaat hendak saling melewati Anna tidak menunduk hormat, dia tetap mengangkat wajahnya bahkan sengaja menabrak lengan Maura dengan kuat.
Hingga membuat dokter cantik itu terhuyung dan nyaris jatuh.
"Ups! maaf dokter Maura, aku tidak sengaja," ucap Anna dengan bibir yang mengukir senyum, tidak merasa bersalah sedikit pun.
"Kamu itu punya mata atau tidak?!"
"Maaf dokter Maura, aku buru-buru, karena Tissa baru mengatakan jika Pricilla mengalami mual, aku harus segera memeriksanya," jawab Anna bohong. Ingin melihat raut wajah bahagia Maura yang mengira rencananya berhasil.
Dan benar saja, setelah Anna mengatakan itu tidak ada lagi kemarahan di wajah Maura. Maura malah terlihat mengulum senyum, lalu buru-buru pergi menuju arah ruangan Anton. Sementara kedua perawat tadi mengikuti. Meninggalkan Anna yang terkekeh pelan.
"Bodoh," ucapnya diantara kekehan.
Cukup puas melihat wajah bodoh Maura, Anna pun segera menuju IGD. Selama Pricilla dalam pengawasan Danu dia akan melayani pasien yang lain.
Di ruangan Anton, Maura langsung mengatakan pada rekannya itu tentang kondisi Pricilla saat ini.
Dengan semangat dia mengatakan jika rencana mereka berhasil.
"Ayo kita ajak dokter Rudi dan dokter Amanda untuk melihat keadaan Pricilla sekarang, biar mereka melihat secara langsung bahwa operasi yang Anna lakukan gagal," ucap Maura dengan begitu bersemangat.
Namun senyum di wajahnya perlahan hilang saat melihat tanggapan yang Anton berikan. Wajah Anton nampak merah padam.
"Dokter Anton, kenapa melihatku seperti itu? rencana kita berhasil," ucap Maura sekali lagi.
Dan Anton sungguh geram sekali, dia semakin menatap Maura dengan tajam.
"Anna sudah mengetahui semuanya, dia sudah tahu jika kita menaruh obat mual di makanan Pricilla. Lalu rencana mana yang berhasil?" tanya Anton.
Sebuah pertanyaan yang membuat Maura mendelik.
"Anna sudah tahu?"
"Iya, dia sudah tahu."
"Tapi tadi ..." Maura tidak melanjutkan ucapannya, dia kembali mengingat pertemuannya dengan Anna beberapa menit lalu. Ingat saat dengan sengaja Anna menabrak tubuhnya, ingat saat Anna tersenyum tanpa dosa, lalu ingat bibir Anna yang tersenyum miring.
Ingat itu semua Maura tahu jika Anna hanya mempermainkan dia.
Kurang ajar, berani-beraninya dia mempermainkan aku. Batin Maura, dia mengepalkan tangannya kuat.
Lantas tanpa permisi dia keluar dari ruangan Anton. Sampai diluar, ponselnya berbunyi,terus berdenting tanpa jeda seolah ada pesan yang beruntun masuk ke dalam ponselnya.
Maura mengambil ponselnya dengan kasar di saku jas dokternya, melihat ada banyak pesan masuk di grup whatsapp rumah sakit khusus dokter dan perawat di ruang IGD.
Penasaran Maura membuka pesan itu dan langsung melihat foto Alam dan Anna di parkiran rumah sakit saat malam hari. Dalam foto itu nampak jelas, jika Anna dan Alam saling tatap.
Seperti jatuh dan tertimpa tangga, kekesalan Maura pada Anna jadi semakin berlipat-lipat.
"Dia benar-benar salah berurusan dengan ku!" geram Maura.