Gara-gara salah masuk ke dalam kamarnya, pria yang berstatus sebagai kakak iparnya itu kini menjadi suami Ara. Hanya dalam satu malam status Ara berubah menjadi istri kedua dari seorang Dewa Arbeto. Menjadi istri kedua dari pria yang sangat membencinya, hanya karena Ara orang miskin yang tak jelas asal usulnya.
Dapatkah Ara bertahan menjadi istri kedua yang tidak diinginkan? Lalu bagaimana jika kakak angkatnya itu tahu jika ia adalah istri kedua dari suaminya.
Dan apa sebenarnya yang terjadi di masa lalu Dewa, sampai membuat pria itu membenci orang miskin. Sebuah kebencian yang tenyata ada kaitannya dengan cinta pertama Dewa.
Semua jawabannya akan kalian temukan di kisah Ara dan Dewa, yuk baca🤭
Jangan lupa follow akun dibawah ini
Ig mom_tree_17
Tik Tok Mommytree17
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mommy tree, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 22
Tanpa mempedulikan tatapan terkejut dari semua orang yang ada di ruangan makan. Ryu duduk tepat di samping kursi yang di tempati Ara tanpa mengalihkan tatapannya dari wanita tersebut.
Jujur Ryu terkejut melihat keberadaan Ara di mansion utama. Mengingat peraturan di mansionnya yang tidak memperbolehkan orang asing masuk ke dalam.
"Apa yang kau lakukan di sini?" tanya Dewa dengan tatapan menyelidik.
Jujur ia terkejut dengan kedatangan Ryu, karena tidak biasanya adiknya itu kembali ke mansion utama, mengingat pria itu lebih suka tinggal di apartemen atau di tempat para wanita yang menjadi koleksinya.
"Hey, apa aku tidak boleh kembali mansion ini?" Ryu bertanya balik dengan santai tanpa mempedulikan tatapan tajam yang kini dilemparkan Dewa.
"Sudahlah kau tidak perlu basa-basi, kau butuh berapa?" tanya Dewa to the poin.
Ia tahu jika Ryu kembali pulang hanya ada dua alasan. Satu kehabisan uang, dan dua merindukan mommy mereka. Dan untuk pilihan kedua sangat tidak mungkin, mengingat Ryu tahu kalau mom Tita dan Dad Boy tengah berlibur dan akan menetap lama di pulau pribadi keluarga mereka.
"Sorry brother, aku tidak butuh uangmu. Kau lupa aku sudah bekerja," sahut Ryu dengan menyombongkan diri.
Jika dulu ia masih suka bergantung pada Dewa untuk mendapatkan uang lebih agar ia bisa berfoya-foya. Sekarang Ryu tidak lagi membutuhkannya, karena ia sudah di percaya oleh Dad Boy untuk mengelola salah satu perusahaan milik keluarga Arbeto.
"Lalu apa maumu?" tanya Dewa dengan sedikit emosi, melihat bagaimana Ryu terus menatap Ara.
Bukan karena Dewa cemburu. Tapi sejak dulu ia tidak suka jika miliknya disentuh, di dekati, atau ditatap penuh minat oleh orang lain meskipun itu adiknya sendiri. Ya, walaupun Dewa tidak menyukai Ara, tapi selama wanita itu menjadi istrinya itu berarti Ara hanya boleh menjadi miliknya.
"Tidak ada, tapi sepertinya aku akan menetap kembali. Apalagi jika ada wanita cantik di sini," ucapnya sembari menatap Ara dengan intens.
Ara yang ditatap sedemikian rupa oleh pria setampan Ryu, tentu saja menjadi salah tingkah. Keduanya tanpa sadar saling membalas tatapan dengan sebuah senyuman. Dan pastinya apa yang dilakukan kedua orang tersebut dapat dilihat oleh kedua sudut mata Dewa.
Glotrak.
Semua orang yang ada di dalam ruangan langsung terdiam karena terkejut, melihat Dewa membanting garpu dan pisau makan ke atas piring dengan kasar.
"Sayang kau kenapa?" tanya Vivian dengan bingung, karena suaminya tiba-tiba marah.
Dewa tak memperdulikan pertanyaan Vivian. Pria itu langsung beranjak pergi dari ruangan tersebut tanpa kata.
"Sayang tunggu! Sarapanmu belum habis." Vivian segera menyusul Dewa, meninggalkan Ara dan Ryu yang kini hanya berdua di ruangan tersebut.
"Sepupumu kenapa?" tanya Ara dengan bingung melihat sikap Dewa yang marah entah karena apa.
"Sepupuku?" Ryu bertanya balik dengan mengerutkan keningnya.
"Iya, sepupumu. Bukankah Dewa sepupumu?"
"Oh iya, aku lupa kalau dia sepupuku." Ryu tertawa saat menyadari jika Ara hanya mengetahui dirinya sebagai sepupu dari Dewa Arbeto.
"Aneh, masa kau lupa dengan sepupumu sendiri," gerutu Ara sembari melanjutkan sarapan paginya tanpa peduli dengan keadaan di sekitarnya.
Di mana Dewa yang tiba-tiba marah lalu pergi padahal sarapan pria itu belum habis. Juga dengan keberadaan Ryu. Pria yang lupa dengan sepupunya sendiri, juga pria yang sejak datang selalu menatapnya.
Jujur tatapan Ryu mampu membuatnya terpesona, karena daya tarik pria itu yang begitu kuat. Kalau saja Ara tidak mengingat ia sudah memiliki suami, meskipun suami kontrak untuk satu tahun. Pasti Ara akan jatuh cinta pada Ryu.
"Kau wanita yang unik," ucap Ryu dengan memuji. Karena bisa-bisanya wanita itu melanjutkan sarapan tanpa mempedulikan apa yang telah terjadi.
"Terima kasih pujiannya!" ucap Ara meskipun tidak tahu arti dari ucapan Ryu itu benar memuji atau menyindir. "Dan berhentilah menatapku!"
Mendengar ucapan Ara sontak membuat Ryu terkekeh geli, karena baru menyadari kebodohannya yang sejak tadi menatap wanita itu. Sesuatu yang tidak pernah ia lakukan pada wanita lain, bahkan pada para kekasihnya.
ntar Ara mati rasa baru tau