Jangan lupa tambahkan ke rak favorit ya! Like, komen, kasih ulasan dan ikuti sebelum membaca.
Di usahakan jangan baca lompat-lompat ya!
...
Novel ini merupakan sekuel Di Anggap Mandul, Hamil Setelah menikah Lagi!
Karena rasa cemburu kepada semua kakanya yang masing-masing sudah memiliki kehidupan barunya, dan merasa sudah tidak dipedulikam lagi, gadis bernama Emillie Mahendra Alexander.
Memutuskan menjauh dari keluarganya, dengan alasan ingin mandiri, namun kejadian malang menghampirinya.
Terjatuh kejurang, dan dikabarkan sudah meninggal, padahal ia masih hidup, di tolong seseorang.
Saat membuka mata, gadis itu merasakan bingung, karena tidak mengingat apapun.
"Aku dimana,"
Jangan lupa like, vote, dan ikuti yaw...
instagram:Coretanluka65
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Lukacoretan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Memulai
Karena Elisha sudah membaik, hari ini Elisha sudah masuk bekerja.
"Hai bu bos" sapa Elisha.
"Elisha, biasa saja" jawab Esta, menggelengkan kepala.
"Disini kita sebagai anak buah dan bos," ujar Elisha.
Esta menggelengkan kepala, dengan tingkah Elisha pagi ini.
"Semangat sekal," ujar Esta.
"Iya dong, aku harus semangat," jawab Elisha.
"Aku suka semangatmu, tetaplah ceria seperti ini," ucap Esta.
"Kalo gitu aku bekerja dulu ya, bos," ucap Elisha.
"Elisha.." ucap Esta, menggelengkan kepala.
Elisha langsung keluar, karena ia akan membereskan tanaman bunga yang berada diluar.
"Huh!" helaan nafas terdengar.
Pengalaman pertamanya, bekerja. Semoga Elisha tidak membuat kesalahan.
"Aku harus semangat, supaya aku bisa mempunyai tempat tinggal sendiri," gumam Elisha.
"Mbak, beli bunga nya 1.." ucap salah satu pembeli.
"Silahkan mau bunga apa?" tanya Elisha, tersenyum.
"Emillie.." gumam nya.
Ia langsung memeluk wanita yang berada didepan nya itu.
"Maaf, anda siapa?" tanya Elisha bingung.
"Ah maaf, kamu sangat mirip dengan anak ku," ucap Samudra.
Elisha tersenyum.
"Memang nya kalo boleh tahu, anak anda kemana?" tanya Elisha.
"Sudah tiada, sekali lagi maaf," ucap Samudra, namun tak bisa ia tutupi, rasa senang dan sedih saat bertemu dengan Elisha.
"Ah maaf, saya tidak bermaksud," ucap Elisha membungkukan badannya.
"Tidak apa-apa, seharusnya saya yang meminta maaf, sudah memelukmu tadi," ucap Samudra.
"Tidak apa-apa tuan, saya mengerti," ucap Elisha.
Samudra terus melihat Elisha, dari atas sampai bawah.
"Benar-benar peris seperti anak perempuanku," gumam Samudra.
"Tuan.." ucap Elisha, namun Samudra tak mendengar.
"Tuan.." panggil Elisha.
"Ah, ya." ucap Samudra terbata-bata.
"Mau beli bunga yang mana?" tanya Elisha tersenyum.
"Istri saya suka bunga tulip, sama bunga mawar, tapi tulip tidak ada. Bunga mawar saja, mau yang masih fresh," ucap Samudra.
Elisha mengangguk, lalu membawakan bunga yang Samudra inginkan.
"Ini tuan, anda boleh memilih yang mana saja," ucap Elisha.
"Ini saja," kata Samudra.
"Beruntung sekali istri anda, memiliki suami seperti anda," ucap Elisha.
"Saya sangat mencintai istri saya, dia belahan jiwa saya," jawab Samudra.
Elisha tersenyum kagum, menurutnya, mungkin jarang sekali.
"Terima kasih, semoga istri anda suka," ucap Elisha.
"Ya, dia akan suka," jawab Samudra.
Lalu Samudra berpamitan, ia meninggalkan tempat tersebut, namun Samudra melihat dari kejauhan, betapa miripnya, penjaga toko bunga itu dengan anak nya.
"Kenapa, aku seperti merasa. Dia bukan orang asing," gumam Samudra.
Tapi Samudra mengingat lagi, kalo anaknya, sudah meninggal.
Samudra meninggalkan toko bunga tersebut.
Berbeda dengan Elisha, yang merasa senang karena mendapatkan pembeli utama, namun Elisa merasakan aneh pada dirinya.
"Laki-laki tua itu, aku seperti mengenalnya, wajahnya tidak asing, tapi siapa?" gumam Elisha.
Namun Elisha tak mengingatnya, meskipun sudah berusaha.
"El, kenapa bengong?" tanya Esta.
"Esta, aku kaget," ujar Elisha, mengelus dadanya.
"Maaf, lagian kamu sih, melamun," ucap Esta.
"Lagi mikirin, apa?" tanya Esta.
"Tadi ada pembeli, saat aku melihat wajahnya, aku merasa tidak asing, tapi aku tidak mengingat apapun," jawab Elisha.
"Mungkin karena kamu tidak mengingat masalalu kamu, jadi kamu seperti mengenal dia," jawab Esta.
"Mungkin," jawab Elisha.
"Kamu mau mencari keluargamu?" tanya Esta.
"Mau, tapi aku bingung harus memulai darimana," jawab Elisha.
"Tanyakan dengan tante Siska, saat menemukanmu, apa ada satu petunjuk tentangmu," ujar Esta.
"Maksud kamu?" tanya Elisha.
"Maksud aku begini, kamu bisa mendapatkan informasi dengan barang itu, kalo tante Siska menemukan sesuatu saat menemukan kamu," jawab Esta, menjelaskan.
Elisha mengangguk, faham dengan ucapan Esta.
"Kenapa aku tidak kepikiran," ucap Elisha.
"Mulai dari situ, kamu akan menemukan keluargamu," kata Esta.
"Aku akan membantu kamu," sambung Esta.
"Aku sudah banyak merepotkanmu, Esta," ujar Elisha.
"Aku tidak merasa direpotkan, kita kan teman," jawab Esta.
Elisha hanya menggelengkan kepala.
"Kamu tidak menganggap aku teman?" tanya Esta.
"Tidak," jawab Elisha.
"Tapi aku menganggap kamu, saudara aku," jawab Elisha.
Esta tersenyum, lalu memeluk Elisha.
"Aku akan selalu membantu kamu, sebisa aku," ucap Esta.
"Terima kasih," ucap Elisha.
Elisha terharu dengan perlakuan Esta, meskipun mereka belum lama kenal, tapi sikap Esta sangat baik dengan Elisha.
"Aku beruntung bertemu denganmu," ucap Elisha.
"Bukan.." ucap Esta.
"Tapi kita sama-sama beruntung sudah dipertemukan," sambung Esta lagi.
Elisha tersenyum.
"Sudah, kerja kerja" ucap Esta.
"Baik bu bos," jawab Elisha.
Esta menggelengkan kepala, melihat tingkah Elisha, yang menurutnya cukup lucu.
Elisha kembali dengan pekerjaannya.
•
•
Sedangkan disisi lain.
"Kenapa honey" tanya Aira.
"Tidak, aku tidak apa-apa sayang," jawab Samudra.
"Kamu yakin tidak apa-apa, sedari tadi melamun," ucap Aira, mengkhawatirkan.
"Aku tidak apa-apa sayang, hanya mencemaskan anak-anak kita," jawab Samudra.
"Tentang pernikahan Edgar?" tanya Aira.
"Salah satunya," jawab Samudra.
"Tenanglah, semua akan baik-baik saja," ucap Aira, menenangkan suaminya.
"Entah kenapa, akhir-akhir ini, aku merasakan cemas," ucap Samudra.
"Bukan akhir-akhir ini, tapi semenjak kehilangan anak kita," sahut Aira.
"Sayang, aku tidak bermaksud," ucap Samudra, merasa takut, sang istri akan terpuruk lagi.
Aira menggelengkan kepala.
"Maaf selama ini aku sudah egois, aku hanya memikirkan rasa sakitku, aku lupa dengan rasa sakit yang suamiku rasakan," ucap Aira.
"Semua akan baik-baik saja, hanya butuh waktu," sambung Aira.
Samudra mengangguk, entah kenapa, setelah bertemu dengan gadis penjaga toko itu, Samudra merasakan perasaan berbeda.
Ada rasa hangat dalam hatinya, saat melihat senyuman wanita itu, tapi Samudra tidak ingin menceritakannya dengan Aira, karena Samudra merasakan takut, kalo sang istri akan terpuruk lagi.
Saat keduanya sedang makan-makan berdua, merayakan pernikahan mereka.
"Selamat hari jadi pernikahan mommy, daddy," ucap Brice, seperti biasa. Dia akan heboh sendiri.
Aira dengan Samudra hanya menggelengkan kepalanya, karena setiap tahun, anak-anak mereka selalu memberikan kejutan, hari jadi pernikahan mereka.
"Mommy kira, kamu tidak ingat," ucap Aira.
"Tidak mungkin, aku akan selalu mengingat tanggal spesial kalian," jawab Brice.
"Kau selalu bertingkah romantis, istrimu beruntung memiliki suamimu, kelak," ujar Aira.
"Iya dong mom, kan aku tidak seperti kakakku, yang kaku itu," sindir Brice.
"Menyindir siapa," sahut Arthur.
"Siapa aja yang kesindir, mengingat aku tidak memiliki banyak kakak," jawab Brice.
"Meskipun aku kaku, tapi aku sudah memiliki istri, sedangkan kau," sindir Arthur.
"Mom.." adu Brice.
"Sudah sudah, kalian ini hobi sekali berantem," ucap Aira.
"Bukan aku duluan, ya" sahut Arthur.
"Pokonya mommy harus cepat menikahkan aku dengam Amellie, biar kakak tidak menghina aku lagi," ucap Brice.
"Kalo kedengaran bibimu, dia pasti akan mengeluarkan kata-kata mutiaranya," jawab Aira.
***
(maaf ya bukan buat authornya)
terlalu gegabah mengedepankan ego
Semoga kalian tetap suka dengan cerita aku❤️
ksh elisha sembuh dr hilang ingatannya
😊
triple gitu kak
authornya pun ramah dan asik
semangat authorku
tp aku lupa apakah dia sahabatnya Aira jg atau Fera atau apa
aisss
..