Kelanjutan dari cerita 'Dan Cinta itu Kamu'.
Jadi, sebelum baca yang ini, baca dulu cerita sebelumnya ya, 'Dan Cinta itu Kamu'.
Setelah empat tahun berusaha untuk melupakan perasaannya terhadap Khumaira, Yoongi kembali bertemu dengan seorang gadis berjilbab lagi. Pertemuan keduanya terjadi di rumah orangtua Yoongi.
Ternyata bukan hanya Yoongi yang menaruh hati pada Zeera. Jungkook yang saat itu tidak sengaja Bertemu dengan Zeera pun menaruh hati pada gadis tersebut.
Saat Yoongi dan Zeera mulai akrab, Tuhan kembali mempertemukan Yoongi dengan Khumaira dan juga Namira, anak dari Khumaira dan Rangga.
Ternyata Rangga sudah meninggal satu tahun yang lalu saat perjalanan dinas keluar kota. Saat itu usia Namira sudah tiga tahun.
Akankah cinta lama Yoongi kembali tumbuh?
Berhasilkah Jungkook mendapatkan cinta Zeera?
Lalu Husna dan Hobi, yah mereka juga saling jatuh cinta. namun tidak ada kendala
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Amalia Shah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
19. Salah Faham
Dua hari kemudian, setelah mengisi sebuah acara di stasiun televisi, BTS bergegas ke rumah sakit. Seperti janji Hobi pada Namira sebelumnya, kalau dia dan member lain akan kembali ke rumah sakit membawa hadiah.
Namira terlihat begitu senang dengan kedatangan para paman tampan nya, apalagi mereka membawa banyak hadiah. Ucapan terimakasih terus mengalir dari bibir mungilnya.
"Appa, maukah menemaniku malam ini?" Celoteh Namira yang masih memeluk Jungkook.
Semua member terkejut, saling pandang, kecuali Yoongi dan Hobi.
"Apa kami melewatkan sesuatu?" Sindir Jimin.
"Kau dan nuna....." Taehyung menyipitkan matanya, menatap Jungkook dan Khumaira bergantian.
"Ah, kalian jangan berpikir berlebihan. Memang sejak Namira masuk rumah sakit, dia memanggil Jungkook dengan sebutan appa. Aku sudah melarangnya, tapi Jungkook malah mengizinkannya." Terang Khumaira.
Semua ber 'oh' ria.
"Apa kau sudah siap menjadi seorang ayah, kook?" Celetuk Namjoon.
Jungkook mengusap tengkuknya, terkekeh.
"Aku memang suka anak kecil. Kalau memang Tuhan mempertemukan ku dengan jodohku dalam waktu dekat ini, ya, aku tidak akan menolaknya kalau harus cepat menikah."
"Yak! Jungkook-ah! Apa kau akan mendahului Hyung mu ini, eoh?"
"Tidak bisa! Pokoknya aku yang harus pertama menikah diantara kalian. Kalau ada yang mendahului ku, kalian harus bayar mahal." Omel Jin.
Bukannya marah dengan ucapan Jin, semua member termasuk Khumaira dan ibunya hanya tersenyum, bahkan Jimin dan Taehyung tertawa.
"Mana bisa begitu Hyung. Kalau kau tidak mau aku menikah lebih dulu, cepatlah nikahi pacar mu itu." Protes Hobi.
"Hobi-ah, kenapa kau protes? Apa kau sudah ada niatan untuk menikah lebih dulu dariku, eoh?"
"A-aku..."
"Sudah, sudah. Ini di rumah sakit. Apa kalian tidak malu berdebat di depan anak kecil, eoh?" Yoongi menengahi.
"Sudah masuk waktu Dzuhur, aku pamit sholat dulu. Hobi-ah, kau ikut?" Lanjut Yoongi.
"Iya Hyung. Nuna, kau mau ikut sholat dengan kami?"
"Iya. Aku ambil mukenah dulu."
"Namira, mamah sholat dulu di mushola ya."
"Iya mamah. Tenang aja, disini ada nenek, appa dan paman-paman tampan hehe."
Khumaira tersenyum. Kemudian menyusul Yoongi dan Hobi yang sudah menunggu di luar ruangan.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Yoongi, Hobi dan Khumaira sholat di mushola rumah sakit yang letaknya di lantai paling atas- lantai 7.
Selesai sholat, Yoongi dan Hobi menunggu Khumaira sambil duduk dibangku depan mushola. Beruntung, saat mereka sholat, tidak banyak orang yang berada di mushola. Jadi posisi mereka sangat aman. Hobi melihat ke tempat sholat khusus wanita, mematikan Khumaira masih belum selesai dzikir nya.
"Kenapa?"
"Hmm Hyung, kau dan nuna?"
"Sekarang kita berteman. Jangan berpikir berlebihan."
"Tapi hati manusia siapa yang tahu Hyung."
"Aku merasa, nuna masih...." Hobi tidak melanjutkan ucapannya. Karena ekor matanya menangkap sosok Khumaira mendekati mereka.
"Apa kalian sudah makan?" Tanya Khumaira saat memakai sandalnya.
"Belum."
"Kalian mau makan apa? Biar nanti aku pesankan. Masakan Korea apa Indonesia?"
"Indonesia saja nuna. Aku mau nasi Padang." Jawab Hobi dengan antusias.
"Baiklah. Nanti kita tanya yang lainnya."
Ketiganya bergegas meninggalkan mushola. Meski dulu sempat ada perasaan diantara Yoongi dan Khumaira, namun hubungan keduanya sekarang masih tetap baik. Tidak ada rasa canggung, namun tetap saling menghormati.
Khumaira merasakan kepalanya seperti berputar. Dan saat berjalan di lorong lantai 5 dimana Namira di rawat, Khumaira sudah tidak bisa menahan tubuhnya. Beruntung Yoongi segera menyanggah tubuh khumaira.
"Kau kenapa?"
"Kepalaku pusing sekali. Seperti berputar-putar."
"Nuna, kau pucat sekali." Hobi mendekat, berjongkok.
"Hyung, cepat bawa nuna ke ruangan Namira. Aku akan memanggil dokter."
Hobi berdiri lalu berlari menuju ruang jaga para perawat ataupun dokter.
"Maaf Aira, aku izin mengangkat tubuhmu."
Khumaira mengangguk lemah. Yoongi segera membopong Khumaira menuju ruangan Namira. Tanpa keduanya sadari, ada empat pasang mata yang menyaksikan kejadian tersebut.
"Zee?" Husna meraba pundak Zeera.
"Apa mereka udah pacaran?" Zeera menatap nanar Husna.
Husna menggeleng.
"Yoongi oppa kelihatan khawatir banget sama teh Aira."
"Jangan berpikiran yang aneh-aneh Zee. Lebih baik kita susul, biar kita tahu yang sebenarnya. Gimana?"
Zeera mengangguk. Keduanya berjalan menuju ruang rawat Namira.
Satu hari sebelumnya.
Setelah mendapat nomer telpon dari Hobi, Zeera langsung mengirim pesan pada Khumaira. Zeera tidak basa basi ingin bertemu dan berbicara dengan Khumaira. Namun Khumaira tidak bisa bertemu hari itu karena Namira sedang di rumah sakit. Jadi, Zeera dan Husna inisiatif untuk datang menjenguk Namira.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
Mata semua orang tertuju pada Yoongi yang membawa Khumaira dalam gendongannya. Perlahan Yoongi meletakkan Khumaira di sofa. Tidak ada yang bersuara keras, karena Namira baru saja tertidur setelah makan dan minum obat.
"Nuna kenapa Hyung?" Jungkook sedikit berlari mendekat.
"Kepalanya seperti berputar-putar katanya."
Wajah Khumaira semakin pucat, keringat dingin membasahi keningnya. Ibu Khumaira meminumkan air pada sang anak.
"Sepertinya kamu kurang istirahat."
"Jadi selama di rumah sakit, dia begadang terus?"
ibu Khumaira mengangguk, mengiyakan ucapan Yoongi.
Terdengar Yoongi menghela nafas.
Diluar ruang rawat Namira.
"Kalian kenapa tidak masuk?" Hobi baru tiba bersama seorang dokter. Dia melihat Zeera dan Husna berdiri mematung di depan pintu masuk ruangan.
"Dokter, silahkan periksa nuna saya." Ucap Hobi mempersilahkan dokter untuk masuk.
"Hmm kami pulang saja oppa." Zeera bersuara.
"Kenapa pulang? Mereka semua ada di dalam. Ayo masuk." Paksa Hobi pada Husna dan Zeera.
Ketiganya masuk. Semua menoleh pada Hobi, Zeera dan Husna.
"Tidak menyangka akan bertemu dengan kalian disini." Jimin mendekati Husna dan Zeera.
"Iya. Kebetulan aku dan Husna sudah janji dengan teh Aira untuk menjenguk Namira."
"Bu maaf, kami hanya bawa ini saja." Zeera menyerahkan parcel buah-buahan pada ibu Khumaira.
"Nggak apa-apa nak. Terimakasih banyak. Apa kalian temannya Aira?"
"Iya Bu. Kami berdua juga berasal dari Bandung."
"Beneran? Bandung nya dimana?"
"Buah batu Bu."
"Eh atuh cakeut sareung bumi ibu. Ibu di Turangga." Ibu Khumaira tersenyum. Mengelus lembut lengan Zeera. (Eh dekat sama rumah ibu. Ibu di daerah Turangga).
Member BTS hanya diam memperhatikan percakapan mereka, karena tidak mengerti dengan bahasa yang digunakan.
Dokter selesai memeriksa Khumaira.
"Nona Aira hanya mengalami kelelahan. Kurang istirahat ditambah juga kurang darah. Saya sudah meresepkan obat untuknya, nanti bisa ditebus di apotek."
"Perlu di infus tidak dok?" Tanya Yoongi.
Semua bisa melihat rasa khawatir di wajah Yoongi.
"Tidak perlu. Asal istirahat cukup, asupan makanan cukup, nona Aira akan kembali sehat."
"Terimakasih dok."
"Iya, terimakasih banyak dok." Ibu Khumaira setengah membungkuk.
"Sama-sama nyonya. Saya permisi." Dokter tersenyum, sebelum akhirnya dia keluar.
"Aku akan ke apotek dulu."
"Tidak usah Yoon. Biar Jungkook saja." Jawab Khumaira dengan suara lemah.
"Oh."
Jungkook mengambil lembar resep ditangan Yoongi. Ditemani Taehyung, dia segera ke apotek yang ada di lantai dasar.
"Apa kita tidak akan ketahuan kook?"
"Semoga saja tidak ada yang menyadari kehadiran kita."
Kedua nya berjalan masuk ke dalam lift.
...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...
"Bibi, mau pesan makan apa?"
Ibu Khumaira menoleh pada Jin yang tersenyum ramah padanya.
"Boleh makanan Indonesia?"
"Boleh. Yang lain bagaimana?"
"Disamakan saja Hyung, kita pesan masakan Indonesia saja. Bukankah di sekitar sini ada restoran Indonesia? Kita bisa pesan disana."Usul Hobi.
"Aku mau nasi Padang, Hyung." Lanjut Hobi.
"Aku juga." Namjoon angkat tangan.
"Aku sate kambing." Ujar Jimin.
"Bibi?"
"Soto saja."
"Oke. Husna, Zeera?"
"Kami kebetulan sudah makan sebelum kesini." Balas Husna.
"Mungkin kalian mau camilan?"
Husna dan Zeera saling pandang.
"Apa ada siomay atau batagor, atau cilok?" Tanya Zeera.
Jin men scroll menu dari restoran Indonesia yang dipilih.
"Ah, siomay ada. Kalian mau?"
"Boleh."
"Kau, Yoon?"
"Sop ikan."
"Nuna?"
"Samakan saja menu dia denganku, Hyung. Dia tidak boleh makan yang aneh-aneh dulu. Sop ikan bisa menambah tenaga untuknya."
"Oh, baiklah." Jin sudah memesan semua makanan beserta minumannya.
"Apa dia masih cinta sama teh Aira? Kok perhatian banget sih sampe ke makanannya juga." Raut wajah Zeera terlihat murung.
Husna merasakan perubahan ekspresi Zeera. Dia memegang tangan Zeera, menguatkan.
Hobi, Jimin dan Namjoon saling sikut dan berbisik. Jin sibuk dengan handphone nya. Ibu Khumaira memijat kaki sang anak. Namira masih tertidur pulas di ranjang nya. Yoongi juga duduk di sofa dekat Khumaira, dan fokus dengan handphone nya.
Entah kenapa, hari itu Zeera merasa sikap Yoongi berbeda padanya. Yoongi seakan mengacuhkan keberadaannya.