Kaiya Agata_ Sosok gadis pendiam dan misterius
Rahasia yang ia simpan dalam-dalam dan menghilangnya selama tiga tahun ini membuat persahabatannya renggang.
Belum lagi ia harus menghadapi Ginran, pria yang dulu mencintainya namun sekarang berubah dingin karena salah paham. Ginran selalu menuntut penjelasan yang tidak bisa dikatakan oleh Kaiya.
Apa sebenarnya alasan dibalik menghilangnya Kaiya selama tiga tahun ini dan akankah kesalapahaman di antara mereka berakhir?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mae_jer, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 25
Begitu Kaiya membuka matanya, hari sudah siang. Ia memegangi kepalanya yang masih sedikit pusing, dan mengingat kejadian kemarin. Setelah mengingat peristiwa yang terjadi kemarin hari, gadis itu cepat-cepat bangkit dari tempat tidurnya menuju ruang tamu. Matanya mencari-cari.
Tidak ada.
Pria yang dia cari sudah tidak ada. Ginran sudah tidak ada. Pasti sudah pulang. Kaiya tersenyum hambar. Apa yang kamu harapkan Kaiya. Tidak mungkin Ginran akan menemanimu terus. Lagipula bukankah lebih baik kalau pria itu pergi? Karena kalau nanti dia bertanya, kamu juga yang pusing.
Kaiya terus berperang batin dalam hatinya. Dia ingin ada seseorang menemaninya yang kesepian, di sisi lain, dia juga tidak ingin menjadi beban bagi orang-orang yang pernah menjadi bagian terindah dalam hidupnya.
Kaiya menghela nafas panjang. Setidaknya hari ini ia sudah merasa baikan. Jauh lebih baik dari kemarin. Pokoknya dia tidak akan pernah menginjak club menembak lagi. Ia sendiri tidak tahu Lory akan membawanya ke tempat itu kemarin sehingga memicu traumanya.
Saat Kaiya masuk lagi ke kamarnya, hpnya berdering. Satu panggilan dari seseorang yang dia kenal. Itu adalah Jason. Salah satu sosok lelaki yang pernah digosipkan dengan Kaiya dulu. Gosip negatif, yang membuat hubungan Kaiya dengan Ginran dan teman-temannya menjadi dingin seperti sekarang.
Awalnya Kaiya membenci Jason karena masalah waktu SMA dulu. Memang tidak terjadi apa-apa, tapi hubungannya dengan Ginran dan sahabat-sahabatnya sudah terlanjur memburuk. Namun Jason terus datang meminta maaf padanya. Sampai suatu hari ketika pria itu datang ke rumahnya dan menyaksikan kejadian mengerikan yang terjadi. Bahkan Jason sempat terluka di bahunya dulu demi menyelamatkan Kaiya.
Setelah kejadian menyedihkan tersebut, setiap hari Jason selalu mendatangi Kaiya di rumah sakit. Menemaninya melewati hari-hari terburuknya dan menjadi seorang sahabat yang terus menemaninya dan memberinya kekuatan. Hingga lama kelamaan Kaiya mulai menerima dan memaafkan pria itu. Sekarang keduanya adalah teman dekat yang saling berbagi rahasia.
Namun tahun lalu mereka harus terpisah karena Jason dipaksa orangtuanya kuliah di luar negeri. Tapi hubungan mereka masih baik sampai sekarang. Terbukti dengan Jason yang selalu menghubunginya di waktu luang pria itu.
Kaiya tersenyum lalu cepat-cepat mengangkat panggilan dari Jason.
"Halo,"
"Gimana, aku dengar kamu sudah bisa melihat dunia luar."
Kaiya tertawa kecil.
"Dokter Dean bilang apa lagi?" ia tahu pasti dokter Dean yang cerita karena selama ini Jason hanya berinteraksi dengan dokter Dean masalah penyakit mentalnya. Pastinya berhubungan dengan kesembuhannya. Walau berada jauh di sana Jason selalu memantau lewat dokter Dean.
"Katanya kamu jauh lebih membaik. Jadi, apa hari ini kamu punya waktu? Aku berencana mengajakmu jalan-jalan."
"Kamu di Jakarta?" tanya Kaiya antusias.
"Ya, bersiaplah. Aku akan segera menjemputmu." lalu pembicaraan berakhir.
Kaiya jadi semangat. Ia senang bersahabat dengan Jason. Dulu dia pikir Jason hanya seorang kakak kelas sombong dan brengsek yang suka merendahkan wanita. Namun setelah mengenalnya beberapa tahun ini, ternyata pria itu tidak seperti yang dibilang orang-orang. Jason malah adalah sosok dewasa yang sangat menghargai perempuan.
Hanya saja dulu Jason bergabung dengan sebuah genk nakal di SMA, hingga dia dipandang sebagai pria tidak bermoral seperti teman-temannya yang lain. Setelah kasus bersama Kaiya waktu kemping dulu, Jason langsung keluar dari genk. Dia memutuskan untuk membayar semua kesalahannya karena telah menghancurkan nama baik Kaiya, seorang gadis lugu yang baik hati.
***
Kaiya berhambur ke pelukan Jason yang berdiri didepan pintu masuk apartemennya. Ia sangat kangen pria itu.
"Kapan kamu sampai?" tanyanya setelah pelukan terlepas.
"Tadi siang. Aku mampir ke rumahnya om Norman dulu, baru ke sini." sahut Jason. Ia memeriksa Kaiya.
"Kamu kurusan. Bukankah pengobatanmu berhasil?" tanyanya.
"Mm, aku udah bisa jalan didepan umum. Aku juga punya seorang teman di sini." katanya. Jason tersenyum mengacak-acak pelan rambutnya.
"Kita pergi sekarang?" kata Jason lagi. Kaiya mengangguk.
Jason membawanya ke sebuah restoran Jepang dalam kota. Restoran tempat terakhir kalinya mereka makan bersama, sebelum Jason kuliah keluar negeri.
"Restoran ini masih sama kayak dulu." ucap Jason. Di matanya memang tidak banyak yang berubah dari tempat ini.
Jason dan Kaiya duduk berhadap-hadapan dengan meja berada ditengah sebagai perantara.
"Halo selamat siang, mau pesan apa?"
Seorang perempuan berpakaian pelayan datang dengan papan dada ditangan kiri dan pena ditangan kanan. Ia menyapa mereka dengan ramah dan bersiap mencatat pesanan. Jason menyebutkan pesanannya, sedang Kaiya hanya diam membiarkan Jason yang memesan. Dulu juga seperti itu, karena ia selalu menghindari bicara dengan orang baru kecuali hanya karena terpaksa. Jason tentu memahaminya.
"Masih ada pesanan lain?" tanya pelayan itu lagi. Pandangannya berpindah-pindah dari Jason dan Kaiya.
"Tidak, itu saja." sahut Jason.
"Baiklah. Silahkan tunggu sebentar ya, pesanannya akan segera ambil alihn" ujar sih pelayan setelah melontarkan kalimat itu.
Jason dan Kaiya kembali berbincang-bincang. Kaiya membicarakan banyak hal, hanya pada lelaki itu ia bisa terbuka sekarang. Karena Jason adalah salah satu orang yang membuatnya bangkit dari keterpurukan. Ia tidak punya rahasia apa-apa sama pria itu. Jason adalah pengganti kakaknya yang entah berada di mana sekarang.
"Mm, Jas ..." Kaiya memanggil lelaki yang duduk dihadapannya itu.
"Kenapa?"
"A ... Apa kamu sudah menemukan di mana keberadaan kakakku?" tatapannya penuh harap.
Jason menggeleng.
"Aku sudah membayar orang untuk mencarinya di beberapa tempat di Amerika, tapi belum ada kabar sama sekali. Mungkin kakakmu memang tidak ada di negara itu."
Benar juga. Kakaknya pasti sedang bersembunyi di suatu tempat yang tidak ia ketahui. Kaiya tersenyum tipis, berusaha terlihat biasa saja di depan Jason namun Jason tahu gadis itu merasa sedih. Pria itu ikut sedih. Kasian Kaiya. Selama ini gadis itulah yang paling menderita.
Sesaat kemudian pesanan mereka datang. Bersamaan dengan masuknya Ginran, Darrel dan yang lain. Pandangan Jason bertemu dengan Ginran yang menatapnya dengan tatapan penuh permusuhan.
Ginran sama sekali tidak menyangka akan bertemu dengan laki-laki yang merusak nama baik Kaiya dulu. Bahkan laki-laki itu sekarang sedang bersama gadis itu. Demi Tuhan, semalam ia menemani gadis ini tidur, ia sangat bahagia. Ia bahkan berpikir untuk melupakan semua kejadian yang terjadi di masa lalu karena rasa cintanya yang besar terhadap Kaiya. Tapi hari ini ...
Hatinya kembali di cabik-cabik oleh perempuan yang dia cintai, untuk kesekian kalinya. Ia tidak tahan melihat perempuan itu tersenyum pada laki-laki lain. Mereka tampak akrab, apa mereka masih berhubungan sampai sekarang? Ginran tersenyum kecut. Bodoh, kenapa bertanya? Mereka jelas memang masih berhubungan. Lihat saja sekarang. Senyuman Kaiya begitu cerah pada laki-laki itu.
pasti terlepas deh /Facepalm/