milchtee99_ dlbtstae99_
Chandra Maverley adalah CEO tampan dan kaya raya, banyak kaum hawa yang ingin bersanding dengan dengannya. suatu malam, Chandra dijebak oleh seseorang dan berakhir melakukan hubungan terlarang dengan Audrey gadis cantik yang bekerja part time ditempat Chandra bertemu kliennya.
Lima tahun kemudian, Chandra datang ke Desa Simphony. Kedatangannya hanya untuk melihat perkembangan pembangunan hotel yang baru mulai di bangun. Tanpa sengaja bertemu dengan dua anak kembar yang sedang berjualan es lilin tak jauh dari tempat lokasi pembangunan.
“Om mau beli es lilinnya Ana, nda ? Masih segel nih, nda meleleh kok es-nya cuma bisa cail ja ! “
“Dua lebu satu, beli lima gelatis mommy Lea ! " sambung Azalea penuh semangat.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon dlbtstae_, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Malah bocor
Seperti apa yang diberitahukan manager tadi pagi, sore hari sekitar jam tiga sore. Audrey bersama rekannya mempersiapkan tempat pertemuan pemilik hotel dengan kliennya. Sebuah ruangan besar yang luas, Audrey dan rekannya bersiap untuk membersihkan dan menata ruangan agar nyaman digunakan pemilik hotel nanti saat mengadakan pertemuan.
“Ruangannya gede banget, yang bersihinnya Cuma belasan orang” bisik Tika kepada Audrey.
“Hussss, kerja. Ada yang ngintip tapi bukan pencuri !” celetuk salah satu rekan Tika yang tak sengaja mendengar bisikan Tika yang sebenarnya Tika berbisik di telinganya bukan ditelinga Audrey.
Tentu saja Tika kaget saat melihat siapa orang yang dia bisikin ternyata bukan sahabatnya melainkan, Retna. Gadis yang memanggil mereka tadi pagi di toilet. Tika nyengir menampakan gigi gingsulnya yang membuatnya terlihat sangat manis.
“Sorry, Retna gue kira Audrey hehe,”
Retna mengangguk dan kembali mengulang celetuknya, membuat Tika sadar jika mereka sedang dipantau oleh geng ketua waiters. Audrey yang melihat sahabatnya berhenti bekerja segera menegurnya. Dia sangat malas jika terlibat dengan ketiga orang yang berdiri memperhatikan mereka dari sudut ruangan. Apalagi ketiga orang itu sering mencari muka dihadapan manager Samantha hanya untuk memberikan Audrey dan Tika hukuman seperti tadi pagi. Hal tersebut yang membuat Tika sangat kesal. Namun, Audrey selalu menenangkan sahabatnya agar tidak membuat ulah.
Tiga jam berlalu, hari semakin gelap. Audrey dan rekannya sudah selesai mendekor ruangan pertemuan yang akan di adakan jam tujuh malam. Beberapa diantara mereka menyiapkan peralatan untuk hidangan nanti malam.
“Huft, akhirnyaaaaa ! Istirahat juga,” kata Tika mengistirahatkan tubuhnya bersandar di sofa tempat karyawan wanita istirahat.
“Teman-teman, kita istirahat tiga puluh menit dulu. Nanti di jam tujuh kita sudah berada di ruangan yang sudah ditentukan Manager Samantha. Ingat jangan telat !” kata Reva kepada rekan-rekannya.
“Oke Reva,”
“Jangan lupa pasang alarm !”
“Siap Reva !!”
***
“Bagaimana persiapannya ?” tanya Chandra kepada asistennya.
“ Sudah seratus persen, tuan. Tuan Riko dan lainnya sebentar lagi akan tiba,”
“Baiklah, ayo kita pergi !” titah Chandra. Asisten Rafael mengangguk. Keduanya bergegas menuju mobil yang sudah terparkir di depan kediaman Maverley. Namun, langkah keduanya terhenti saat melihat seorang wanita berdiri di samping mobil dengan berpenampilan seksi.
Chandra yang melihat itu langsung menatap tajam asistennya. Asisten Rafael sontak menggelengkan kepalanya,” Bu- Bukan saya tu-tuan,”
“Kenapa dia bisa di sini ?” Asisten Rafael menggelengkan kepalanya. Dia juga bingung mengapa Aruna bisa berdiri disana. Sementara pertemuan ini hanya mereka saja yang mengetahuinya. Pertanyaannya siapa yang membocorkan informasi tersebut.
“Mami yang bilang sama Aruna, Dia ingin menemani kamu,” kata Mami Cellia yang tiba-tiba saja sudah berada di sebelah putranya.
Chandra yang mendengar perkataan maminya seketika mendelik kesal,” Kan Chandra sudah bilang sama mami, kenapa malah bocor sih” bisik chandra.
“Ya, gimana. Anaknya yang merengek, mami risih dengarnya,” balas Mami Cellia pelan agar tak didengar oleh Aruna.
“Sudahlah, kalian berangkat sana sebelum terlambat !” seru Mami Cellia mendorong tubuh Chandra dan Asisten Rafael untuk segera berangkat.
“Tuan rumah datang terlambat juga nggak papa,” lirih Chandra heran dengan tingkah maminya.
Mobil yang dikendarai Asisten Rafael perlahan meninggalkan kediaman Maverley, menyisakan Mami Cellia yang masih berdiri disana dengan tatapan happy.
“ Yeyyy, saatnya video call dengan suami tersayang ! Uh, rindunyaaaaa…” serunya masuk dan menutup pintu utama. Lalu menghubungi suaminya yang masih berada di luar negeri.
“Hallo Sayangku,”
***
Sesampainya dihotel tempat pertemuan, Chandra segera keluar dari mobil dengan menahan perutnya yang terasa diaduk-aduk. Asisten Rafael segera menolong tuannya. Dia menatap Aruna dengan tatapan kesal. Tampak Aruna akan mendekat kearah Chandra namun dihalangi Asisten Rafael yang juga menahan perutnya yang ingin memuntahkan isi.
“Parfum Mu beli dimana ? Haaaa ?! ” tanya Asisten Rafael kesal.
“Di luar negeri, kenapa ? Wangi ya ?” Aruna bangga. “Minggir, gue mau nolongin Chandra !” ujar Aruna hendak mendorong tubuh Asisten Rafael.
“Jangan dekat-dekat ! Rafa bawa saya ke dalam. Saya mual sekali,” katanya Chandra cepat sebelum Aruna mendekati dirinya.
“Baik tuan,” jawab Asisten Rafael cepat meninggalkan Aruna yang menatap Chandra tak percaya.
“Ingat jangan dekat-dekat !” ejek Asisten Rafael membuat Aruna kesal.
Setelah kepergian Asisten Rafael yang membawa Chandra pergi dari hadapan Aruna, muncullah seorang pria tak kalah tampan dari Chandra menghampiri Aruna yang masih berdecak kesal.
“Sepertinya pacarmu sangat tidak menyukai kehadiranmu,” katanya membuat Aruna mengalihkan pandangannya.
“Diam lo ! Jangan sok tahu !” ketus Aruna.
“Gue bisa bantu lo, tapi dengan satu syarat. Lo harus bantuin gue juga,gimana ?”
Mendengar hal tersebut, Aruna langsung menatap tajam pria tampan dihadapannya. Pria tersebut langsung membisikan sesuatu ditelinga Aruna. Tatapannya tajam, seolah dia sedang melihat keadaan sekitar. Aruna yang mendengar bisikan pria itu langsung menatap penuh ragu.
“Apa lo yakin ? Bagaimana jika tidak berhasil ?” tanya Aruna ragu.
Pria itu tersenyum misterius,” Pikirkan lagi,” setelah mengatakan hal tersebut, pria itu pergi meninggalkan Aruna setelah memberikan sesuatu kepada Aruna yang kini menatap benda tersebut dengan tatapan bingung.
Sementara itu, Audrey dan Tika sedang menginstruksi rekan-rekannya untuk mempersiapkan hidangan yang sebentar lagi akan dihidangkan di ruang pertemuan. Tika merasa gugup saat melihat perkumpulan pembisnis dari kaca transparan. Karena kecerobohannya, Tika tanpa sengaja menabrak salah satu pria yang hendak masuk ke dalam ruangan pertemuan membuat pria itu berdecak kesal karena pakaiannya kotor terkena makanan yang dibawa Tika.
“Shitttt !”
“Ma—maaf, tuan. Saya tidak sengaja,” kata Tika takut. Pria itu menatap Tika dengan tatapan tajam setajam silet.
“Tika, lo nggak papa ?” tanya Audrey yang datang dengan raut cemas. Tika menggeleng, dia belum berani menatap pria dihadapannya. Terlihat jelas jika saat ini Tika menahan air matanya yang bersiap akan jatuh.
“Maaf tuan, atas ketidaknyamanannya. Saya akan membantu membersihkan jas anda,” kata Audrey pelan sebenarnya dia juga sangat takut melihat tatapan pria itu kepada mereka.
Tanpa menjawab perkataan Audrey, pria itu langsung masuk ke ruangan pertemuan dengan wajah tak senang. Sepeninggalan pria itu, Audrey langsung meminta tolong rekannya membersihkan bekas makanan yang terjatuh dan dia segera membawa Tika ke ruangan istirahat waiters. Di ruangan istirahat, Audrey mencoba menenangkan Tika yang sudah menangis. Dia meminta maaf karena ceroboh membawa hidangan makanan tersebut sehingga mengenai pebisnis. Dia juga takut jika seseorang melapor kepada manajer Samantha karena kecerobohannya sendiri.
“Sudahlah jangan cengeng. Makanya jangan pecicilan jadi orang, cerobohkan !” ketus Audrey.
“ya, maaf. Habisnya gue penasaran sama cowok di dalam sana,” cicitnya. Audrey menghela nafasnya. Sahabatnya ini mata tampanan. Iiat yang tampan langsung penasaran membuat Audrey kesal.
Tiba-tiba tangisan Tika terhenti saat mengingat sesuatu, “Eh, Drey. Waktu gue nggak sengaja nabrak pria tadi. Gue kayak nyium aroma aneh di badannya,lo nyium nggak ? “ Audrey terdiam. Dia juga mencium aroma tersebut. Tetapi dia juga tidak tahu aroma apa itu. Keduanya saling menatap dan, —
“Seperti Aroma, —”