DI BALIK DINGINNYA TEMBOK ISTANA
Hai readers, selamat datang di karya terbaru author, pilihan terbanyak dari kalian. Jangan lupa untuk meninggalkan jejak, klik like, subscribe dan komentar. Jika berkenan, silahkan kirim vote dan gift nya ya. Di setiap karya author bebas untuk berkomentar, namun mohon untuk tidak meninggalkan rating buruk, agar tidak membuat semangat author menjadi down.
...----------------...
Di dalam penjara yang gelap dan lembab, hanya suara rantai yang bergemerincing menemani kesunyian. Qin Ruyue tergeletak di lantai batu yang dingin, kulitnya pucat, dan tubuhnya lemah tak berdaya. Tangan dan kakinya dirantai erat, besi dingin menembus kulitnya, meninggalkan bekas luka merah yang perih.
Udara lembab dan pengap memenuhi ruangan, membuat setiap napas terasa berat. Cahaya redup dari obor yang berkedip-kedip hanya cukup untuk menampilkan bayangan samar sosok-sosok yang berdiri dengan dingin dan tak berperasaan, seperti patung.
Di sana, berdiri pria yang dulu ia cintai, Kaisar, dengan mata dingin tanpa emosi, tubuhnya dipeluk erat oleh wanita yang pernah Qin Ruyue sebut sebagai saudara. Selir baru Kaisar, adik tirinya, tersenyum tipis, mata mereka bersinar penuh kepuasan.
Cetar!
Cambuk pertama menghantam punggung Qin Ruyue, merobek kulitnya, meninggalkan guratan merah dan darah yang perlahan mengalir. Suara mencambuk menggema di ruangan, memecah kesunyian dengan nada yang mengiris.
Rasa perih itu menusuk jauh ke dalam, tapi bukan hanya rasa sakit fisik yang menghancurkannya, melainkan pengkhianatan yang terpampang jelas di depan matanya. Jeritan menyakitkan meluncur dari bibirnya, namun terdengar tak lebih dari gumaman yang tertiup angin.
Qin Ruyue menatap Kaisar di antara napas yang tersengal, mencari sedikit belas kasih, sedikit kehangatan yang pernah ia kenal dari pria itu. Namun yang ia lihat hanya kebekuan.
Selir itu mendekatkan tubuhnya ke Kaisar, tangan yang halus mengusap lembut dada Kaisar sambil tersenyum penuh kepuasan. Mereka menikmati setiap katanya, setiap luka yang terbuka. Jeritannya menjadi simfoni kegelapan bagi mereka.
Dengan nafas terengah-engah, darah yang mengalir membasahi lantai, Qin Ruyue tahu, cinta yang pernah ia peluk erat kini telah lenyap, berubah menjadi kehancuran yang tak terperi. Di tengah rasa sakit dan pengkhianatan, penjara itu tidak hanya menjadi tempat tubuhnya terkekang, tetapi juga kuburan bagi jantung yang hancur.
Tawa lembut keluar dari bibir yang merah ketika cambuk itu kembali mendarat di punggung Qin Ruyue, merobek kulit halusnya hingga darah mengalir deras. Suara derak cambuk yang menghantam kulit telanjang bercampur dengan teriakan kesakitannya mengisi ruangan yang sunyi, seolah menggema di udara.
Cetar!
Kaisar tidak berkata apa-apa, namun merendahkannya tajam, tanpa belas kasihan. Bibirnya melengkung kecil, menunjukkan senyuman tipis yang membuat Qin Ruyue merasa lebih terluka daripada cambukan itu sendiri.
Dia, yang dulu melindungi dan membisikkan kata cinta, kini menyaksikan penderitaannya tanpa sedikitpun rasa bersalah. Tangannya menopang punggung saudara tiri Qin Ruyue dengan lembut, seperti seorang pria yang penuh kasih.
Di setiap rasa sakit yang keluar dari mulut, kedua orang itu tampak semakin tenggelam dalam kepuasan. Bagi mereka, penderitaan Qin Ruyue adalah kebahagiaan yang telah lama diimpikannya.
"Kenapa?" tanya Qin Ruyue, suaranya terdengar parau dan sangat lemah, di iringi ringisan yang tiada henti.
Kaisar berjongkok, mencengkram dagu wanita yang pernah menemaninya selama 3 tahun itu, sambil menjawab dengan nada suara yang penuh kebencian. "Kenapa? Qin Ruyue, wanita yang paling aku cintai dalam hidup ini adalah Qin Yanran, adikmu. Tapi demi tahta ini, demi dukungan ini, aku bersedia untuk menahannya dan hidup denganmu selama 3 tahun. Lihatlah dirimu! Dengan wajah dan kemampuanmu yang tidak seberapa, mungkinkah ada pria yang menginginkanmu? Kau bahkan tidak lebih baik di bandingkan dengannya! Kau selalu bersikap seperti wanita kelas atas, menjaga kemurnian mu! Apakah menurutmu, aku menginginkan wanita seperti itu menjadi pendampingku?"
"Kau benar-benar kejam!" ucap Qin Ruyue, dengan nafas yang tersengal, suaranya terbata-bata.
"Kejam? Kakak, kau lah yang kejam! Aku dan yang mulia saling mencintai sejak lima tahun yang lalu, namun kami harus terpisah hanya karena aku anak dari seorang selir. Pernahkah kau memikirkan bagaimana sakitnya hatiku? Aku hanya bisa menggunakan pakaian yang sudah tidak kau inginkan, memakan makanan yang tidak kau sukai, bahkan tinggal di kamar yang sangat kecil. Kau adalah nona tertua, seluruh keluarga begitu menyayangimu, kau merebut pria yang paling aku cintai dalam hidup ini! Apakah menurutmu aku setidak beruntung itu? Jika kau tidak ada, aku pasti sangat bahagia menjadi putri di keluarga Adipati!" ucap Qin Yanran, suaranya terdengar melengking.
Kaisar berdiri, memeluk wanita itu dengan lembut, dia menggerakkan tangannya untuk mengusap air mata yang mengucur di pipi selirnya.
"Qin Ruyue! Ini adalah harga yang harus kau bayar karena telah memisahkan kami. Apa kau pikir aku senang mengangkatmu sebagai permaisuriku? Sejak awal, status itu bukan milikmu! Kau hanya seorang pengganti, dan kau harus disingkirkan ketika kekasihku memasuki istana. Dulu, aku tidak bisa memberikan dia status yang jelas, namun saat ini, calon permaisuri dari kekaisaran Dayan adalah Qin Yanran." ucap kaisar tanpa perasaan.
"Yang mulia, di saat kau masih menjadi seorang pangeran, akulah yang membantumu untuk naik tahta, dengan dukungan penuh dari keluarga Adipati. Aku tidak menyangka, kau akan membalas cintaku dengan penghianatan." ucap Qin Ruyue, air mata mengucur deras di pipinya.
"Qin Ruyue, jangan lupa bahwa adikmu juga merupakan putri dari keluarga Adipati. Perjuangan yang telah kau dan keluargamu lakukan untukku, aku akan membayarnya pada Qin Yanran." ucap kaisar sambil memamerkan kemesraan nya di depan Qin Ruyue.
"Kalian berdua benar-benar binatang! Aku membenci kalian!" ucap Qin Ruyue, matanya memancarkan kebencian yang sangat dalam.
"Qin Ruyue, kau seharusnya mati dengan patuh! Kenapa harus terus berjuang untuk hidup? Bahkan jika kau memiliki sepuluh nyawa, aku akan tetap membunuhmu lagi dan lagi." jawab kaisar sambil mengeratkan pelukannya pada Qin Yanran.
Dia melirik pada salah seorang prajurit, tangan kanannya mengambil pedang kemudian menikam Qin Ruyue tepat di jantungnya.
Jleb!
Mata Qin Ruyue melotot, tubuhnya terjatuh, namun dia bertekad di dalam hati.
'Jika ada kehidupan lain, aku tidak ingin bertemu dengan iblis seperti kalian! Aku membenci kalian dengan darah, tulang dan dagingku. Aku pasti akan kembali untuk membalas dendam!'
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 81 Episodes
Comments
@🇮🇩🍁ꪶꫝFAIZ 𝓐𝔂⃝❥❣️🤎
bagus sekali Thoor, seperti nyata saja. Seolah-olah kita ada disana menyaksikan langsung penderitaan Qin Ruyue
2024-11-29
2
Andi Wahyu
Baru menemukan di Noveltoon,,semoga ceritanya Bagus yaa,salam kenal author...
2024-11-20
2
Capt Blacksheep
Alur cerita dari awal sudah menarik,
bagaimana kisah selanjutnya ?
🤣🤣🤣
2024-12-09
0