Pernahkah kamu menyatakan cinta pada seseorang, yang kamu sukai di depan umum?
Celine Ainsley, pernah menyatakan cintanya pada seorang lelaki, kakak seniornya, saat ia duduk di bangku sekolah menengah atas.
Joseph Scott, menolak pernyataan cinta Celine dengan dingin, membuat Celine jadi bahan tertawaan semua teman sekolahnya.
Peristiwa yang sangat memalukan!
Momen itu terjadi, lima tahun yang lalu, dan sekarang tanpa di duga, mereka bertemu lagi di reunian lima tahun sekolah mereka.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon KGDan, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 7.
Celine mengembalikan gaun, yang ia pegang ke rak pakaian, dan mengembalikan rak ke tempat ia tadi menarik rak tersebut.
"Sepertinya kau tidak mampu membeli gaun ini, karena kau bukan orang kaya!" ujar Celine dengan nada yang begitu tenang, sembari memasang wajah seramah mungkin.
Kata-kata Celine itu, malah membuat Alice tersinggung, wajahnya tampak memerah tersulut amarah, mendengar apa yang dikatakan Celine.
"Apa kau katakan? kau pikir aku miskin seperti dirimu? kemarikan gaun itu, aku akan membelinya! lihat saja! aku mampu membelinya!!" sentak Alice dengan berang, karena begitu tersinggung dengan perkataan Celine.
"Oh, begitu? baguslah, kalau kau mampu membelinya, nih!" Celine mengambil kembali gaun yang tadi, dan memberikannya kepada Alice, agar di sentuh Alice kualitas dari kain gaun tersebut.
Celine tidak menyadari, tangan Alice gemetar menyentuh kain dari gaun tersebut. Ia sangat menyukai kualitas dari kain gaun itu, hingga mau tidak mau, ia harus membeli gaun tersebut.
Tapi, melihat harganya yang begitu mahal, tubuh Alice gemetar tidak rela, karena ia tadi berharap Joseph yang membelikan gaun itu untuknya.
"Bungkus!" kata Alice dengan nada sombong, dengan dagu yang sedikit terangkat.
"Baik!" jawab Celine dengan patuh, "Apakah hanya satu saja? ini juga sangat mewah, cocok dengan warna kulit mu!" kata Celine menawarkan gaun yang lainnya, tidak kalah mewah dari yang di pilih Alice.
Alice mengepalkan tangannya dengan erat, tubuhnya semakin gemetar mendengar kata-kata Celine, yang ia anggap seperti sedang memprovokasinya.
Alice merasa sepertinya Celine ingin membalas perkataannya tadi, karena telah menyinggung Celine, dengan mengatakan Celine hanya seorang gadis miskin, yang tidak bisa menjadi bagian kalangan atas.
"Bagaimana? apa kau tidak tertarik?" tanya Celine melihat Alice diam saja, memandang gaun yang ia perlihatkan lagi kepada Alice.
"Tidak! cukup satu itu saja, lain kali baru aku beli yang lainnya!" kata Alice menolak gaun, yang menurutnya sangat cantik juga, tapi uangnya tidak cukup untuk membelinya.
"Baiklah, tapi lain kali gaun ini sudah tidak ada lagi, karena setiap minggunya, akan di pajang gaun baru lainnya lagi!" ujar Celine dengan tenang, lalu meletakkan kembali gaun itu ke rak baju.
Celine tidak menyadari, geraham Alice mengetat menahan kesal yang begitu dalam, mendengar provokasi dari Celine.
Celine kemudian mengemas gaun, yang di pilih Alice tadi ke dalam paper bag dengan rapi.
Lalu Celine menyodorkan alat gesek pembayaran ke depan Alice, untuk membayar gaun yang baru saja di kemas Celine ke dalam paper bag.
Tangan Alice berkeringat, dengan sedikit gugup ia mengambil dompetnya dari dalam tas mewahnya, lalu mengeluarkan kartu emasnya.
Dengan tangan sedikit gemetar, Alice menggesekkan kartu emasnya ke alat pembayaran.
Dedetttt!!
Terdengar suara alat pembayaran, saat Alice akan membayar gaun mewah yang ia beli, suara penolakan, karena uang dalam kartu emas Alice, tidak mencukupi untuk membeli gaun mewah yang Alice pilih.
"Sepertinya kau tidak memiliki uang cukup dalam rekening mu!" kata Celine menahan tawanya yang akan keluar.
Melihat raut wajah Celine yang ingin tertawa, membuat Alice semakin kesal, hingga ia pun berteriak, "Kau menertawakan aku ya!!"
"Bukan! suara yang baru saja di keluarkan mesin ini, terdengar begitu lucu sekali, dedettt.. hi hi hii, karena selama ini aku melayani pelanggan, mesin ini tidak pernah berbunyi seperti tadi!" kata Celine dengan raut wajah polos, sembari tersenyum lebar memandang alat gesek pembayaran yang ia pegang.
"Sialan kau Celine! kau meledek ku ya! kau kira aku tidak bisa bayar? ini.. cepat!!"
Wajah Alice merah padam, ia begitu malu sekali mendengar sindiran Celine.
Alice memberikan kartu emasnya yang lain, dan Celine dengan patuh kembali menggesekkan kartu tersebut.
Dedetttt!!
Kembali suara mesin terdengar, tanda uang dalam kartu Alice tersebut, tidak mencukupi untuk membayar lunas gaun mewah yang ia beli.
Wajah Alice memerah mendengar suara pada mesin tersebut. Celine menahan tawanya yang ingin keluar.
Ternyata uang pada kartu emas yang Alice miliki, tidak mencapai sepuluh juta.
Bersambung.....
tiap ada orng yg nyri mslh,sllu aja bkin celine slh phm.....kl udh ky gt kn rugi buat dia sndri,scra celine jd ksl sm dia....