"Bagaimana cara mendapatkan mu?"
Yigon yang didesak ayahnya untuk segera menikah pun merasa kebingungan. Tak lama kemudian, dia jatuh cinta dengan seorang gadis SMA yang baru pertama kali di temuinya. Berawal dari rasa penasaran, lama-lama berubah menjadi sebuah obsesi.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anak Balita, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 Penolakan
Dihari yang sama, pada siang harinya. Rimon yang selalu was-wos menunggu kedatangan Keiya, baru saja merasa lega karena pada akhirnya Keiya Ester datang sesuai dengan janji yang dia bilang kemarin. Namun, Rimon tiba-tiba heran dengan dirinya sendiri.
"Kenapa aku merasa lega ya?" gumamnya.
Dia melihat Keiya datang memasuki resto miliknya, gadis cantik dan imut itu datang dengan menggunakan pakaian mahal buatan desainer terkenal. Tapi, Keiya datang sendirian, tidak ada pengawal atau seseorang yang mengantar dan menemaninya kesana.
Ika yang melihat tingkah aneh Rimon itu pun menjadi cemburu, karena ini untuk pertama kalinya dia melihat Rimon sebegitu gelisah nya menunggu kedatangan seseorang. Apalagi, orang yang Rimon tunggu adalah seorang gadis kecil yang sangat cantik, sangat jauh berbeda dengan dirinya yang hanya seorang pekerja di resto miliknya Rimon.
Saat Keiya masuk, Ika langsung menyambutnya dengan baik. Dia mengantar gadis itu ke meja pojok resto, dan menanyakan makanan atau minuman apa yang hendak Keiya pesan.
"Vanilla latte dengan krim kocok di atasnya, tolong tambahkan topping boba dengan sedikit irisan coklat di atas krim kocoknya," kata Keiya memesan.
"Baik, tim kami akan membuatkannya untuk anda, karena di resto kami menyediakan makanan yang bahkan tidak masuk di daftar menu. Tolong tunggu sebentar, untuk menghilangkan rasa bosan, anda bisa membaca majalah yang telah resto kami sediakan," jelas Ika, sambil tersenyum ia menunjukkan rak buku dan majalah yang ada di setiap pojok ruangan.
"Keren, konsep restonya memang benar-benar menarik," gumam Keiya sembari melihat-lihat buku bergambar khusus anak-anak.
Saat Ika ke tempat pembuatan minuman untuk memberitahu pesanan Keiya kepada para pekerja, ternyata Rimon yang ada disana.
"Apa yang ingin dia makan?" tanya Rimon bersemangat.
"Nona itu memesan Vanilla latte dengan krim kocok di atasnya, lalu tambahkan topping boba dengan sedikit irisan coklat di atas krim kocoknya," jelas Ika memberitahu Rimon.
"Baiklah, kau bisa melayani pelanggan yang lain, khusus untuknya biar aku yang mengantarnya secara langsung," kata Rimon yang membuat Ika tercengang.
Ini pertama kalinya Rimon mau melayani pelanggan secara langsung, Ika jadi curiga sebenarnya ada hubungan apa gadis kecil barusan dengan boss di tempatnya bekerja?
...----------------...
TAK!
Rimon yang datang langsung menaruh es pesanan Keiya di meja dengan cara yang tidak lembut. Dia masih tidak terbiasa melihat wajah Keiya yang cantik, namun kecantikannya membuat Rimon merasa jengkel dan marah.
"Jadi, hal apa yang ingin Nona Keiya Ester katakan kepada saya?" tanya Rimon, yang kemudian duduk di hadapan Keiya sambil menatap tajam kearah gadis itu.
"Panggil saja aku Keiya atau Yaya saja boleh kok," kata Keiya yang tidak langsung menjawab pertanyaan dari Rimon.
"Huh, baiklah Keiya. Jadi hal apa yang-"
"Tunggu sebentar!" Keiya memotong kalimat yang ingin Rimon ucapkan.
Tangan putih kecilnya itu membuka resleting tas yang dibawanya secara perlahan. Sebuah kertas bermotif layaknya piagam yang sudah dilaminating, Keiya keluarkan dari dalam tasnya.
"Ini," kata Keiya sembari menyodorkan kertas yang sudah dilaminating itu kepada Rimon.
"Apa ini?" tanya Rimon kebingungan.
"Ini adalah duplikat asli surat perjanjian yang telah kak Rimon tandatangani dua hari yang lalu. Sekarang Yaya ingin memberikannya kepadamu, agar masing-masing dari kita memiliki satu. Tapi tenang saja, Yaya memiliki banyak duplikat lain di rumah. Jadi, jika seandainya surat perjanjian ini hilang, Yaya akan menyetaknya ulang," jelas Keiya yang sontak membuat bulu kuduk Rimon merinding.
"Apa yang kau inginkan?" tanya Rimon serius.
"Apa? Tentu saja, Yaya ingin menikah dengan kak Rimon! Bukankah kakak sudah berjanji? Dan kedatangan Yaya kemari, yaitu ingin meminta izin kak Rimon," jelas Keiya.
Percakapan itu sedikit didengar oleh Ika. Hal itu sontak membuat Ika terkejut, dadanya terasa panas karena cemburu. Dia tidak menyangka jika boss yang dia sukai ternyata memiliki hubungan yang 'seperti itu' dengan gadis kecil yang masih SMP.
"Meminta izin untuk apa?"
"Izin untuk tinggal bersama! Kak Rimon boleh tinggal dirumahnya Yaya, begitu juga sebaliknya, Kak Rimon memperbolehkan Yaya tinggal di rumahnya kak Rimon!" sahut Keiya bersemangat.
Semua pelanggan yang mendengar itu langsung menoleh ke arah mereka berdua, Rimon dan Keiya kini menjadi pusat perhatian pada pelanggan resto yang datang untuk makan siang.
Rimon yang panik langsung menutup mulut Keiya dengan tangannya.
"Shtttt!" Rimon menempelkan telunjuknya di bibir, agar Keiya terdiam.
Karena perhatian orang-orang masih berpusat kepada dirinya, Rimon merasa sudah tidak tahan lagi. Dia menarik tangan Keiya dan mengajaknya berbicara di luar resto.
"Pulanglah!" kata Rimon setelah membawa Keiya keluar dari resto.
"Bagaimana dengan-"
"Cukup! Kita tidak bisa terus melanjutkan permainan kekanak-kanakan ini, pulanglah dan belajarlah dengan baik! Dan berhentilah mencoba untuk menemui ku!" kata Rimon sambil menatap tajam ke arah Keiya yang hanya terdiam.
Keiya menundukkan kepalanya, ekspresi sedih terlihat di wajahnya. Dia berpaling dan berjalan menjauhi Rimon yang baru saja membentaknya. Dan kemudian ia berhenti, lalu membalikkan tubuhnya. Sambil tersenyum ia berkata,
"Baiklah, mungkin Yaya sudah berlebihan. Yaya terlalu egois, karena selama ini Yaya selalu mendapatkan apa yang Yaya inginkan. Jadi, Yaya tidak tahu jika hal itu akan menyakiti hati seseorang. Yaya akan berhenti, jadi anggap saja kalau dirimu baru saja sedang menghibur anak kecil yang kehilangan ibunya. Sampai jumpa," Keiya melambaikan tangannya.
"I-itu..." tiba-tiba Rimon merasa bersalah.
Saat Rimon melamun sejenak, tiba-tiba Keiya sudah menghilang dari pandangannya. Rimon panik mencari-cari keberadaan Keiya yang menghilang secara tiba-tiba, padahal belum ada beberapa detik ia memikirkan apa yang baru saja ia katakan kepada gadis itu.
Entah apa yang sudah Keiya lakukan kepada Rimon, pria itu menjadi terus memikirkan sosok Keiya di setiap waktunya. Entah itu rasa bersalah atau rasa tertarik yang ada di dalam hatinya.
Rimon kembali masuk ke dalam resto dengan memegang surat perjanjian yang diberikan oleh Keiya dengan erat. Ekspresi semrawut tampak terlihat jelas di wajahnya yang membuat para pekerja dan pelanggan merasa tidak enak.
...----------------...
Di dalam mobil, Keiya tampak terus termenung menatap keluar jendela mobil. Xiaodi yang menemani di sampingnya menjadi bingung begitu melihat Nona nya yang periang kini tiba-tiba menjadi pendiam.
"Nona?" panggil Xiaodi.
Keiya yang dari tadi hanya melihat keluar, kini mulai menoleh dengan air mata yang mengalir di pipinya. Cukup terkejut dengan apa yang dilihatnya, Xiaodi langsung mengambil sapu tangan di saku jas nya, kemudian mengelap air mata Keiya dengan lembut.
GREP!
Tangan Keiya meluncur memeluk tubuh Xiaodi, kedua kakinya naik ke sofa mobil, dia duduk di pangkuan Xiaodi.
"Xiaodi... Nanti malam tidurnya sama Yaya ya?" kata Keiya sambil menangis.
UHUK-UHUK!
Pak supir terbatuk-batuk saat mendengar ucapan Keiya kepada Xiaodi di sofa belakang.
"Hanya tidur kan?" tanya pak supir di dalam hatinya.
"Baiklah Nona," sahut Xiaodi.
Begini contoh narasinya:
Suara dering telpon di pagi itu nyaring terdengar di telinga seorang Tuan Muda yang membuatnya berdecak kesal lantaran mimpi indahnya terganggu, namun panggilan yang berulang kali dilakukan itu membuatnya dengan terpaksa bangung untuk melihat siapa gerangan yang cukup berani membangunkan tidur nyenyaknya.
Itu cuma contohnya ya, tidak ada maksd apa2/Joyful/