Berawal dari Marley yang menolong gadis kecil yang ia beli dari Klub malam, dengan bayaran yang tinggi.
Sebagai seorang Cassanova, tentunya Marley menginginkan hal ranjang kepada gadis yang telah ia tolong.
Tapi, Bintang memberi syarat sebelum menyentuh nya harus menikahi nya terlebih dahulu. lalu bagaimana dengan Marley? apakah mereka akan menikah hanya karna darah perawan yang diinginkan Marley?
Ayo baca dan jangan lupa Vote, Follow, like, dan komentar agar novel ini bersinar terang:)
Follow IG:authorhaasaanaa
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Haasaanaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Episode Dua Empat
Kala dalam perjalanan pulang menuju Mansion, Marley terjebak hujan deras. Ada pohon besar yang tumbang di tengah jalan, mengakibatkan kemacetan yang parah.
“Astaga, disaat seperti ini ada saja yang terjadi.” Ucap Marley, sudah satu jam ia menunggu kemacetan itu.
Marley khawatir dengan Bintang, ia takut istrinya itu berpikir yang macam-macam. Dan melakukan hal yang tidak tidak lagi, jangan sampai itu terjadi.
Lama menunggu akhirnya hujan reda dan pohon yang tumbang itu telah disingkirkan. Marley bisa melanjutkan perjalanan nya, ia menghela napas lega akhirnya kemacetan itu berakhir juga.
Sesampainya di garasi mobil, Marley langsung berlari masuk. Ia melihat Bintang yang tertidur di sofa dengan meringkuk selayaknya udang goreng, mungkin kedinginan.
Dengan langkah pelan-pelan Marley menghampiri Bintang, ia tersenyum tipis. Akhirnya ia telah berhasil untuk tidak menyentuh wanita lain lagi, ia telah melakukan hal yang terbaik untuk hidup nya.
Marley merapikan rambut Bintang yang berantakan, menaruh disela telinga nya.
“Bibin, ayo pindah ke kamar. Kenapa tidur disini, hmm?” Tanya nya dengan suara yang sangat lembut.
Bintang terbangun dari tidur nya, ia terkejut kala melihat Marley berada tepat dihadapan nya. “Tuan dari mana?”
“Aku dari..”
“Kenapa pulangnya lama sekali? Hujan nya deras banget, aku khawatir terjadi hal buruk kepada mu.” Ocehan Bintang membuat Marley tersenyum tipis.
“Jadi, istri ku ini mengkhawatirkan ku?”
Pertanyaan itu membuat Bintang langsung tersipu malu, ia telah terlihat sangat memperdulikan sang suami.
Kala Marley ingin memeluk Bintang, tak sengaja ia mencium aroma wanita. Aroma parfum yang tidak asing untuk nya, seperti pernah mencium nya sebelum ini.
“Tuan dari mana tadi?” Tanya Bintang sambil memeluk Marley erat.
“Dari tempat kerja, ada meeting mendadak.” Jawab nya, Marley rasa mengatakan yang sebenarnya juga tidak baik untuk Bintang.
Bintang baru ingat, ia yakin dengan pemilik aroma ini. “Vanya? Aku yakin ini aroma dia.” Batin Bintang, ia melera pelukan itu.
Bintang sedikit kecewa, tapi.. Apa yang bisa ia lakukan?
“Dari meeting ya?” Tanya Bintang lagi, dengan cepat Marley mengangguk.
Perlahan Bintang bangkit, ia ingin tidur karena sudah sangat mengantuk. Tentunya Marley merasa aneh dengan Bintang yang seperti itu, seakan-akan tahu apa yang dilakukan oleh nya tadi.
“Apa kau akan marah jika aku jujur?”
Seketika langkah Bintang terhenti, ia berbalik arah menatap kearah Marley yang menatap nya intens.
“Aku tidak akan marah, aku hanya istri sementara untuk mu. Apa yang kau lakukan, itu tidak pernah menjadi urusan ku.” Ucap Bintang, ia kembali melanjutkan langkah nya.
“Aku bertemu dengan Vanya.” Perkataan dari Marley membuat langkah Bintang terhenti lagi. Ia meremas ujung dress nya, kejujuran Marley begitu menyakiti nya.
“Begitu, terserah tuan mau melakukan apa. Begini saja, agar semua cepat selesai.. Malam ini ambillah perawan ku.” Ucap Bintang, ia menahan air mata yang akan mengalir deras.
Bintang melanjutkan langkah nya menuju kamar, tanpa menunggu respon dari pria yang telah memiliki hati nya. Marley hanya diam menatap kepergian Bintang, ia tidak tahu kenapa Bintang selalu saja bersikap aneh.
“Pernikahan ini memang berawal dari kata perawan nya, seperti yang dikatakan oleh nya.. Aku harus mengambil apa yang seharusnya aku lakukan sedari dulu.”
Marley memikirkan tentang kondisi pernikahan mereka yang tidak berdasarkan apapun, lagian dirinya juga tidak bisa berubah. Sekalipun malam ini berhasil menghindari godaan wanita malam, itu tidak menjamin untuk ke depan nya.
Tapi, hati Marley tidak Terima jika melepaskan Bintang. Ia menyayangi wanita itu selayaknya adik, mungkin bisa lebih.
Marley jadi bingung sendiri, ia memikirkan semua nya dengan matang-matang.
“Astaga, kenapa semua menjadi sulit.” Gerutunya, Marley melangkah menuju kamar nya yang mungkin Bintang sudah menunggu diatas sana.
“Aku adalah seorang cassanova, setia bukan tipe ku. Menikmati setiap wanita adalah ciri khas ku, kenapa aku melupakan itu? Ck.”
Marley tersenyum puas, akal buruk nya yang dulu telah kembali.
Kala sampai dikamarnya, dengan jantung yang berdebar Marley membuka pintu kamar nya. Ia melihat Bintang yang duduk diatas kasur dengan pakaian yang sedikit terbuka.
Jantung Marley semakin berdegup kencang, Bintang begitu mempesona malam ini.
“Mari lakukan, aku merelakan nya malam ini.” Ucap Bintang, ia menyerahkan hal yang seharusnya menjadi milik Marley sedari lama.
Marley mengunci pintu, melepas bajunya asal. Lalu menghampiri Bintang dengan senyum sinis nya, ia membayangkan pergulatan panas yang akan terjadi.
Bintang menelan saliva nya kala melihat bentuk tubuh Marley yang kekar, roti sobek itu benar-benar indah. “Ayo jangan takut, pernikahan ini harus selesai!” Gumam Bintang didalam hati, ia memberi kekuatan kepada dirinya sendiri.
Marley membuka celana nya hingga yang tersisa hanyalah celana pendek nya saja, Bintang benar-benar gugup.
“Jangan panik, aku lihai dalam permainan ini, Bibin.” Ucap nya, tangan Marley mengelus pipi Bintang yang tirus.
Mata Bintang terpejam kala bibir nya diluma* oleh Marley, pergerakan bibir yang lihai serta melelahkan untuk nya. Marley seperti menghisap bibir nya, seakan-akan mau menelan bibir nya sekarang juga.
Marley mengarahkan tangan Bintang untuk menuju junior nya, dengan cepat Bintang menjauhkan tangannya. Benda yang sangat besar dan keras, Bintang ragu akan muat masuk dalam milik nya.
“Apa itu akan cukup masuk kedalam milikku?” Tanya Bintang dengan sedikit bergetar, Marley menatap nya dengan senyum tipis.
“Ntahlah, mari kita coba. Semoga saja cukup muat, apa kita biasakan saja milikmu agar terbiasa dengan junior ku.” suara berat yang berbisik di telinga Bintang membuat nya merinding. Bahkan Marley mengigit telinga Bintang, membuat gadis itu meremang seketika.
Marley memulai pemanasan nya dengan jari nya, terus bergerak hingga Bintang merasakan pelepasan yang dahsyat. Ia terengah-engah, padahal belum apa-apa tapi sudah sangat lelah.
“Kau yakin akan memberikan mahkota mu malam ini?” Tanya Marley dengan jari nya yang kembali menusuk inti Bintang.
“Dengar, malam ini aku tidak akan terkendali jika kau mengizinkan nya.”
Bintang mengangguk mantap, ia pasrah dengan segala kemungkinan yang bisa saja terjadi.