Tidak pernah terbersit dibenaknya untuk menikah dalam waktu dekat, Namun karena kebodohan sang adik, yang ingin dirinya cepat menikah, Membuatnya terpaksa harus menikahi laki-laki yang bertubuh gemuk, berjenggot juga berkumis dan satu lagi berkacamata tebal.
"Apa ini karma?" ucap Julya saat dirinya melihat pantulan wajahnya dicermin, dengan riasan khas pengantin wanita.
"Iya benar ini karma bagiku, yang sering menyakiti hati pria." ucapnya lagi yang sadar sudah menolak banyak pria, yang datang melamarnya.
"Dan sepertinya kamu yang paling sakit hati. Riski. Maaf."
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ade Diah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Maaf aku tidak bisa membantu
"Kakak ingin tahu kenapa kamu memilih laki-laki itu?" sentak Julya, yang benar-benar penasaran kenapa bisa Radit yang menjadi pemeran laki-lakinya.
"Ah ya ampun kakak, aku pikir apa, kau tahu aku sampai berpikir apa, jantung dag dig dug gak karuan, eh ternyata kecewa laki-laki nya gendut." ucap Junny yang kini merasa lebih tenang karena berpikir jika sang kakak marah kali ini karena pemeran laki-laki nya adalah orang gendut.
"Jawab Saja!" desak Julya yang tidak sedang ingin bercanda.
"Coky yang pilih kak, padahal aku sudah melarang. karena tak tega jika kakak harus berfoto dengan laki-laki gendut kaya gitu." jelas Junny.
"Terus pacar kamu bilang apa, sampai kamu bisa setuju?" Julya bertanya seperti itu karena ada alasan kuat kenapa peran laki-laki nya bisa di perankan Radit bos gendutnya.
"Dia bilang karena gratisan, dasar gak mau modal, kakak tahu saking senangnya tidak jadi sewa orang, dia amat sangat bersemangat saat itu" ucap Junny memberitahu kejadian saat itu, dan Julya menangkap sesuatu dari ucapan Junny barusan.
"Tungu gratisan maksud kamu, cowo gendut itu yang nawarin?" selidik Julya.
"Bukan, em gimana bilangnya" bingung pada awalnya tapi setelah didesak bercerita Junny pun melanjutkan ceritanya tentang Radit, yang dipukul sampai pingsan dan dimanfaatkan coky.
"Ya ampun!!!" itu tanggapan Julya setelah mendengar cerita lengkap Junny.
"Junny kamu tahu, laki-laki gendut itu bos kakak, dan sekarang foto-foto yang kamu buat dengan coky sudah dipergunakan untuk memeras juga menghancurkan perusahaan tempat kakak kerja. Gara-gara foto itu kakak dan yang lain terancam di PHK."
"Satu lagi jika si pengirim foto tertangkap maka habis riwayatmu, kamu akan mendekam di penjara bersama coky dan si pemeras itu." ucap Julya yang memang memberitahukan kemungkinan yang pasti akan terjadi nantinya.
Junny yang mendengar ucapan kakaknya langsung terduduk lemas dilantai. "Kakak, bagai mana ini?" rengek Junny yang takut dipenjara tentu saja, siapa juga yang mau di penjara, nama baik rusak, sulit mendapat pekerjaan dan yang paling parah kedua orangtua yang pasti akan sangat kecewa berat.
"Aku tidak mau di penjara.. kakak...." ucap Junny lagi, sambil menangis. membayangkan masa depannya yang pasti akan hancur.
"Maaf Junny kakak tidak bisa membantu, apa yang kamu tanam, itu yang akan kamu tuai." ucap Julya, lalu dia keluar kamar Junny. karena sudah tidak ada urusan lagi dengan Junny dan dia juga sudah menghapus foto-fotonya di ponsel Juny, agar tidak ada masalah baru nantinya.
Julya yang merasa sudah aman dari masalah karena sudah menghapus foto asli, langsung merebahkan tubuhnya ditempat tidur, di kamarnya namun sayang itu tidak lah berlangsung lama. Karena sebuah nomor asing, tiba-tiba masuk kedalam ponselnya.
Julya melihat No asing tersebut dan tidak berselang lama No itu mengirim pesan bergambar, dan itu adalah foto dirinya dan Radit yang memperlihatkan wajahnya dengan jelas.
"Ini" dan dengan langkah cepat dia kembali kekamar sang adik. Memastikan apakah hal tersebut ulah sang adik.
Julya yang sudah krmbali kedalam kamar sang adik kini malah terpaku melihat keadaan sang adik yang sangat menyedihkan. Mata bengkak, tubuh yang masih dibalut handuk kimono dan jangan lupakan rambut yang seperti habis di acak-acak.
"Junny" ucap Julya lembut.
"Kakak aku tidak mau di penjara... bantu aku... kak..."
"Junny maaf, bukan kakak tidak perduli tapi kakak bisa apa, dia orang yang lebih kaya dari kita kita tidak mungkin bisa berbuat apa-apa selain pasrah."
"Tapi kak... bantu aku.. aku tidak mau di penjara..."
Tangisan Junny kali ini, sukses membuat orangtua mereka datang menghampiri, dengan wajah panik.
"Ada apa?" Tanya Mamah Ratih yang melihat penampilan Junny yang berantakan dengan tubuh yang masih di belut handuk kimononya.
"Mamah... aku tidak mau di penjara... mah... pah...tolong aku.." teriak Junny.
"Penjara?" ulang kedua orangtua Junny, dengan wajah kaget karena tadinya mereka pikir Junny menangis karena hamil atau apa pun yang kaitannya dengan hubungannya dengan coky.
"Iya penjara mah pah, gara-gara kebodohannya, dia terancam dipenjara." Ucap Julya, dan setelah itu Julya menjelaskan semuanya pada kedua orangtuanya tanpa ada yang di tutupi.
Kemarahan, kekecewaan terpancar jelas diwajah kedua orangtua mereka, namun menyelamatkan sang anak dari ancaman penjara saat ini lebih penting, alhasil mereka kini berunding mencari jalan keluar.
Disaat mereka sibuk dengan pikiran mereka, Julya tiba-tiba kembali mendapat pesan dari no yang tadi mengirim fotonya dan Radit. dan pesan itu bertuliskan "Temui aku di apartemenku, jika kamu tidak ingin foto-foto itu tersebar luas."
Tanpa pikir panjang Julya setuju dan langsung meminta alamat apartemen si pengirim pesan.
Setelah dia mendapatkan alamat si pengirim pesan, Julya, langsung pergi menuju sebuah apartemen yang tidak jauh dari tempat dia bekerja.
ceritanya bagus
mampir kenovelku juga jika berkenan/Smile//Pray/
maaf, ya. keknya aku terlalu ikut campur sama dialog kamu🙏