entah kenapa, author selalu tertarik dengan cerita transmigrasi. jadi, pembacanya author jangan bosan ya hehehe....😁😁
kali ini. kisah ini menceritakan seorang Narita yang tiba-tiba saja menjadi seorang ibu dari dua anak lelaki.
hidup tubuh yang di tempati oleh Narita ini, sama sekali tidak mendapatkan perhatian dari suaminya. ia juga melakukan segala macam cara untuk mendapatkan perhatian suaminya, sampai akhirnya Narita mengambil alih tubuh itu.
lalu bagaimana kah kisah selanjutnya ?. ikuti terus ya guys 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nisa saumatgerat, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
18. 6 bulan kemudian
"Sudahlah tidak usah membantah. kerjakan saja apa yang aku minta !!. dan aku mau secepatnya. cepatlah.!!."ucap Alexander memerintahkan feri dengan tidak sabaran.
setelah itu, Ferry pun langsung meninggalkan tempat itu dan pergi mencari makanan yang telah dipesan oleh tuannya itu.
tak butuh berapa lama Ferry pun kembali dengan membawa pesanan Alexander sebanyak 3 porsi tanpa nasi.
Ferry pun langsung menyerahkannya kepada sang atasan. dan dengan senang hati Alexander menerima bingkisan itu serta melahapnya tanpa memperdulikan feri yang berdiri di sampingnya. melihat bosnya makan dengan lahap Ferry pun menelan ludahnya dan bertanya.
"Tuan, Apakah semuanya akan Tuan habiskan? Aku boleh minta satu tidak.?"tanyanya sedikit bergurau dengan atasannya itu. Alexander pun langsung melingkarkan tangannya melindungi semua makanan itu.
"tidak..!! kalau kamu menginginkannya, kamu cari sendiri untukmu !!. ini adalah untuk !!."ucap Alexander dengan mulut yang kembung dipenuhi makanan di dalamnya.
melihat tingkah bosnya seperti itu, Ferry malah menahan senyum dan menggelengkan kepalanya. Iya heran, akhir-akhir ini bosnya sangat berubah sekali.
mulai dari tingkahnya seperti seorang anak yang tidak mau lepas dari mainannya, dan bertingkah seperti suami yang kehilangan istri kesayangannya. bisa juga ia bertingkah seperti es balok, di mana ia akan terlihat dingin dan menatap lawan bicaranya dengan tajam.
"hais.. boss pelit sekali... Ya sudah bos aku kembali bekerja saja, karena masih banyak pekerjaan yang harus aku selesaikan."ucap Ferry kepada Alexander. Alexander pun mengibas-ngibaskan tangannya tanda ya mengusir Ferry dari ruangan itu.
Iya tidak bisa mengeluarkan suaranya karena mulutnya sudah dipenuhi dengan makanan. feri yang melihat itu pun terkekeh dan meninggalkan tempat itu.
***
Setelah semua urusan yang ada di kantor selesai. Alexander pun langsung meninggalkan kantor itu dan melajukan mobilnya dengan pelan.
Iya pergi menelusuri setiap jengkal jalan yang ada di kota ini. berharap ia dapat bertemu dan melihat Anastasia di manapun ia berada. Alexander melajukan mobilnya dengan pelan tanpa asistennya yang menunggu. matanya terus mengedarkan pandangan dan menelusuri setiap jengkal jalan itu.
"kalian di mana sebenarnya.? dan juga kenapa Ferry lama sekali memberikan laporan keberadaan istri dan anakku.!!"gerutunya dengan tidak sabaran. tapi tiba-tiba saat ia di jalan, ia melihat beberapa penjual makanan di pinggir jalan sontak saja Alexander menginginkannya.
Ia pun turun dan membeli beberapa makanan yang ia inginkan. setelah itu, ia kembali ke dalam mobil dan memakan makanan yang ia beli di sana. .
"kenapa rasanya, dari tadi pagi aku menginginkan makanan yang aneh-aneh, yang tidak pernah aku makan sebelumnya. seperti rujak mangga muda, jeruk asem, sate, mie ayam dan sebagainya. itupun jumlah porsinya tidak sedikit. apa jangan-jangan aku benar-benar mengidam seperti yang dikatakan mama dan Ferry. apa saat ini Anastasia benaran sedang mengandung ?."ucap Alexander sedikit merenung sebelum ia menghabiskan makanan yang dibelinya tadi.
"Jika memang seperti itu, Aku harap segera dapat menemukan mereka. "ucap Alexander. Iya sedikit membayangkan ketika Anastasya mengandung putranya ariano dan alzio.
Tak sedikitpun Alexander menjaga dan merawat mereka yang masih berada di dalam kandungan, bahkan untuk memperhatikan pola makan Anastasia saja ia tidak sudi.
sekali lagi terbersit dalam hatinya itu rasa penyesalan, lagi-lagi air matanya pun ikut menetes. dalam suasana hati yang menyesal itu pun, Alexander tetap menyuapkan makanan itu ke dalam mulutnya, karena memang mulutnya menginginkannya. tak lama Ia pun sudah menghabiskan makanan yang dibelinya tadi.
Alexander pun turun dan membuang sampah pada tempatnya sebelum akhirnya ia melanjutkan perjalanannya menyusuri jalan itu. setelah itu Alexander kembali menginjak pedal gas pada mobilnya dan berjalan dengan pelan.
Namun, ternyata tak ada tanda-tanda ia menemukan Anastasia dan kedua anaknya itu. sampai akhirnya ia berada di rumah Anastasia kembali. sesampainya Ia di rumah itu, lagi-lagi Alexander memanggil Anastasia dan mbok Ning dengan tidak sadar.
namun tiba-tiba ia menyadari satu nama yang seharusnya berada di rumah ini, tapi hari ini tidak terlihat.
ya Siapa lagi kalau bukan mbok Ning dengan suaminya. semenjak ia datang kemarin, ia tidak melihat tanda-tanda keberadaan kedua lansia itu.
"Oh iya, dari tadi aku tidak melihat dan menemukan keberadaan mbok Ning dengan suaminya. Apakah mereka juga sudah pergi dari rumah ini.?"tanya Alexander kepada dirinya sendiri karena ia sadar rumah ini dalam keadaan gelap tanpa penerangan karena memang tidak berpenghuni.
untuk meyakinkan dirinya Alexander pun segera pergi ke sebuah kamar di mana tempat itu ditempati oleh mbok Ning dan suaminya. ternyata dugaannya benar, mbok Ning dan Pak Hasan sama sekali tidak berada di tempat itu.
"ternyata benar mereka semua pergi meninggalkan rumah ini. apa jangan-jangan mereka mengetahui keberadaan istri dan anak-anakku. sebaiknya aku hubungi saja."setelah mengatakan hal itu Alexander kembali merogoh sakunya dan mencari alamat kontak yang bernama mbok ning.
setelah mendapatkannya, tak menunggu lama Alexander langsung menghubungi nomor tersebut dan tak lama panggilan itu direspon.
"assalamualaikum mbok Ning. "ucap Alexander di telepon menyapa mbok Ning.
"waalaikumsalam tuan. Apakah ada yang bisa mbok Ning bantu.?"ucap mbok Ning dengan langsung pada tujuannya. Alexander sejenak terdiam.
"mbok, mbok di mana saat ini?"tanya Alexander dengan tiba-tiba.
"mbok saat ini sedang berada di kampung. Kenapa Tuan. Apakah ada yang bisa mbok bantu ?"tanya mbok Ning lagi.
"mbok, Apakah istri dan anak-anakku di sana?"tanya Alexander menyebutkan istri dan anak-anaknya tanpa memiliki keraguan. mbok Ning sedikit mengerutkan keningnya terkejut dengan ucapan tuannya itu ralat mantan tuannya.
"Oh nyonya dan para tuan muda tidak ada di sini tuan. dan mbok juga tidak tahu keberadaan mereka. karena waktu itu, mbok sama bapak duluan yang meninggalkan rumah sebelum akhirnya nyonya dan para tuan muda meninggalkan rumah juga."jelas mbok Ning karena sudah mengetahui arah dan tujuan pembicaraan mereka. terdengar helaan nafas dari seberang telepon.
"apa mbok yakin mereka tidak bersama mbok ?dan mbok tidak tahu keberadaan mereka?"tanya Alexander lagi dengan hati yang belum puas.
"Iya Tuan. Saya yakin dan bahkan sangat yakin. "ucap mbok Ning kembali. dengan badan yang lemas akhirnya Alexander pun menutup panggilannya.
"Baiklah mbok, terima kasih informasinya kalau nanti mbok tahu keberadaan istri dan kedua anakku tolong beritahukan padaku Ya mbok."ucap Alexander lagi berharap suatu saat nanti mbok Ning mangga memberitahunya tentang keberadaan istri dan kedua anaknya.
setelah mengatakan hal itu Alexander pun langsung mengakhiri panggilan dan kembali menyandarkan punggungnya di sandaran sofa dengan gusar dan tak bertenaga.
"Kenapa harus terjadi sekarang. Kenapa Dari dulu aku tidak menyadari perasaanku padanya. Kenapa harus sampai ia meninggalkanku terlebih dahulu, baru aku menyadari arti pentingnya ia berada di sisiku. kenapa aku sangat bodoh sekali. Kenapa aku menjadi laki-laki yang brengsek dan tidak berperi kemanusiaan sama sekali. bahkan sampai tega tidak mengakui darah daging sendiri."rutuknya pada dirinya sendiri.
***
tak terasa sudah 6 bulan rasanya Alexander melakukan pencarian terhadap istri dan kedua anaknya. namun Alexander sama sekali belum mendapatkan tanda-tanda keberadaan mereka.
apalagi Ferry belum juga menemukan tanda-tanda keberadaan istri dan kedua anaknya itu. sebenarnya ini sudah menemukan keberadaan mereka. hanya saja ia tidak ingin mengatakan kepada Alexander Di mana mereka saat ini.
selama 6 bulan ini juga, hubungan Alexander dengan ibunya semakin renggang. apalagi nyonya Tamara selalu berusaha untuk menjodohkan dia dengan Laura. ditambah lagi, setiap mereka bertemu nyonya Tamara pasti akan menjelek-jelekan Anastasia dan kedua anaknya. entah kenapa Alexander sama sekali tidak menyukai nyonya Tamara yang mengatai istrinya dan menghinanya.
padahal dahulu ia tidak seperti itu, malahan ia akan ikut menghina dan mengatai Anastasya sebagai perempuan pelacur. namun sudah 6 bulan ini kata-kata hinaan itu tidak keluar dari mulut Alexander, malahan Iya sangat gencar mengerahkan semua anak buahnya untuk menemukan ibu dan anak itu.
selama 6 bulan ini juga Alexander menjadi berubah, Tak ada satupun perempuan yang berani mendekatinya. karena ia memasang wajah dingin dan seperti bermusuhan dengan perempuan yang tidak memiliki hubungan dengannya. namun ia akan menjadi lemah dan tak berbahaya ketika ia sendiri.
setiap ia kembali dari kantor dan mencari istri dan anaknya ia akan mengurung dirinya di ruangan yang gelap tanpa ada pencahayaan sedikitpun. Di sana ia akan menangis tersedu-sedu sambil memeluk beberapa helai baju sang istri.
iya mulai mengeluarkan semua isi hatinya di malam itu. setelah ia merasa cukup baru ia akan keluar dari ruangan tersebut dan langsung mencari keberadaan istri serta kedua anaknya.
***
seperti biasa, walaupun sesedih dan bisa terpuruk apapun Alexander Ia tetap menyelesaikan pekerjaannya dengan baik dibantu oleh sang asisten.
***bersambung***
𝐞𝐡 𝐭𝐩 𝐜𝐞𝐫𝐢𝐭𝐚𝐧𝐲𝐚 𝐧𝐭𝐚𝐫 𝐠𝐤 𝐚𝐝𝐚 😁😁
𝐭𝐡𝐨𝐫 𝐭𝐲𝐩𝐨 𝐦𝐮 𝐭𝐡𝐨𝐫
𝐤𝐚𝐥𝐚𝐮 𝐬𝐮𝐝𝐚𝐡 𝐭𝐢𝐚𝐝𝐚 𝐛𝐚𝐫𝐮 𝐭𝐞𝐫𝐚𝐬𝐚 𝐛𝐚𝐡𝐰𝐚 𝐤𝐞𝐡𝐚𝐝𝐢𝐫𝐚𝐧𝐧𝐲𝐚 𝐬𝐮𝐧𝐠𝐠𝐮𝐡 𝐛𝐞𝐫𝐡𝐚𝐫𝐠𝐚.... 💃💃💃💃💃
𝐂𝐄𝐎 𝐤𝐨𝐤 𝐩𝐞'𝐚