Dibunuh demi selingkuhan, hartanya di rampas dan dia dipisahkan dengan anaknya, dia kembali ke masa lalu dan mengubah takdirnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon To Raja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
25. Menjemput Melinda
"Nona?! Nona?!" Sang pelayan yang terbangun dari tidurnya akhirnya membangunkan Melinda yang sudah tertidur di salah satu sofa panjang dengan selimut membungkus tubuh Perempuan itu.
Tetapi seberapa keras dia berusaha membangunkan perempuan itu, Melinda sama sekali tidak mendengarnya karena perempuan itu berada dalam pengaruh alkohol dan juga sudah sangat mengantuk jadi dia hanya terlelap dalam tidurnya.
Sementara itu, Dilan yang diam-diam pergi meninggalkan rumah itu kini sudah tiba di apartemennya.
Pria itu langsung berada di bawah guyuran shower dengan senyum yang terus merekah di bibirnya.
"Ha ha ha... Rencana pernikahan? Aku tidak benar-benar berniat menikah dengan pria itu. Aku hanya ingin memberinya sedikit pelajaran sebelum meninggalkannya dan membuatnya menikah dengan perempuan selingkuhannya!!!" ucapan Melinda terus terngiang-ngiang dalam pikirannya, jadi dia merasa sangat senang.
'Sudah kuduga, aku masih memiliki kesempatan. Tapi ini sangat aneh, Kalau dulunya dia tidak pernah menyadari perselingkuhan Niko, maka kenapa sekarang dia jadi tahu kalau Niko berselingkuh dengan Cynthia?
'Kenapa di kehidupan yang ini semuanya jadi aneh? Kenapa beberapa hal tidak berjalan seperti kehidupan yang lalu?' ucap pria itu dalam hati memikirkan sikap dan tingkah Melinda yang sangat berbeda daripada yang ia ketahui di kehidupan masa lalunya.
"Hah,,, apa yang ku pikirkan, tidak mungkin dia sama seperti aku. Kembali ke masa lalu karena memiliki sebuah penyesalan yang sangat besar!!" Ucap pria itu mematikan showernya dan memakai handuk.
Dilan kemudian menggunakan pakaian tidurnya lalu beranjak untuk tidur.
Tetapi sebelum dia tidur, pria itu terkejut ketika ponsel yang telah diletakkan di nakas tiba-tiba saja berdering dengan nada dering khusus yang ia atur untuk nomor asisten ayahnya.
"Halo?" Ucap Dilan menjawab panggilan itu.
"Tuan muda, maaf menghubungi tuan muda malam-malam begini. Tapi saya ingin menyampaikan kalau besok adalah jadwal operasi Tuan besar, dan dia berharap agar Tuan berada di sisinya ketika operasi itu dilakukan." Ucapkan asisten dari seberang telepon.
"Aku akan ke rumah sakit besok setelah pulang bekerja." Ucap Dilan lalu menutup panggilan itu secara sepihak dan kembali ke tempat tidur untuk tidur.
'Aku sudah tahu hasil operasinya, semuanya akan baik-baik saja dan ayah akan hidup untuk waktu yang lama lagi. Tapi,, haruskah aku menghentikannya bersama dengan perempuan itu? Perempuan yang pada akhirnya membunuh ayahku sendiri?' ucap Dilan dalam hati sembari menatap langit-langit kamarnya.
Ibunya telah meninggal 1 tahun yang lalu dan saat ini ayahnya sedang dekat dengan seorang perempuan yang adalah perempuan yang hanya menginginkan harta saja.
Berpura-pura bersikap baik tetapi sebenarnya dia adalah penyebab utama dari meninggalnya ayahnya di 5 tahun mendatang.
"Hah,, aku akan memikirkannya besok, sekarang waktunya untuk tidur," ucap pria itu lalu memejamkan matanya dan terlelap sepanjang malam sampai pada pukul 06.00 pagi alarmnya berdering.
Rrrriiiirriririiinggggggg....!!!!
Rrrriiiirriririiinggggggg....!!!!
Rrrriiiirriririiinggggggg....!!!!
Pria itu membuka matanya dan mengundurkan tangannya menghentikan dering alarmnya.
Dengan begitu semangat dia bangun dan bersiap pergi ke kantor.
"Haruskah aku lewat di depan rumahnya?" Pikir Dilan dalam hati ketika dia sudah berjalan ke arah area parkir dan menaiki mobil miliknya.
Setelah berpikir beberapa menit akhirnya pria itu memutuskan membelokkan mobilnya ke arah rumah Melinda.
Dan benar saja, perempuan itu sedang berdiri di depan rumahnya menunggu taksi yang lewat.
"Hei,,, Apa kau baru mau berangkat ke kantor?" Tanya Dilan ketika dia menghentikan mobilnya di depan Melinda dan menurunkan kaca mobilnya untuk berbicara dengan perempuan itu.
"Manager?" Melinda sangat terkejut dengan kedatangan pria itu.
"Masuklah!" Ucap Dilan sembari membukakan pintu untuk Melinda.
Melihat pintu yang dibuka, maka Melinda tidak bisa menolak tawaran itu, jadi dia langsung naik dan duduk sembari memasang sabuk pengamannya.