" Jika kau tidak mau mendengar ku. Aku akan mencium mu sekarang juga" ancam Zahra.dia benar benar ingin pulang dan menemui teman temannya. Dia sudah berjanji ingin keluar bersama. Tapi dia juga tidak berani untuk ijin pada Umi Amelia.
" Cium saja jika kau ingin kita di nikah kan sekarang juga." Kata Ustadz Sulaiman melepas tangan Zahra dari lengannya dan kembali melangkah masuk ke dalam.
Zahra mengangkat tangannya meninju Angin. Dia sangat geram dengan sikap ustadz Sulaiman yang ternyata tidak mudah dia kendalikan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bunda Qamariah, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mimpi
Ustadz Sulaiman menghantar isterinya ke kampus. karena mobil Zahra masih berada di rumah keluarga nya. "Ini sarapannya pak ustadz "Zahra menyimpan sarapan yang tadi di sebelah suaminya.
" Sarapan apa" tanya ustadz Sulaiman heran melihat bekal yang Zahra bawa.
Zahra tersenyum manis. "tentu saja sarapan untuk yayang ustadz ku hahahaha " Kata Zahra tertawa lebar dengan nyaring.
Sulaiman berwajah Datar melihat istrinya yang tidak kenal tempat untuk bercanda.
"Jangan datar seperti itu dong pak ustadz sayang... ustadz itu-----
Ucapan Zahra di potong oleh suaminya " Tidak baik berwajah Datar. sudah, turun sana" sambung ustadz Sulaiman yang sudah tau Zahra ingin bicara apa.
"Hahahaha " bukan nya turun. Zahra malah tertawa sumbang mendengar suaminya yang sudah tau apa yang ingin dia ucapkan.
"Seperti nya pak ustadz suami ku udah mulai deh berpindah hati ke aku. mungkin wanita itu sudah hilang dari hati nya hahaha" Ujar Zahra masih tertawa.
Ustadz Sulaiman melihat ke arah istrinya "Wanita siapa maksud mu Zahra " tanya Ustadz Sulaiman menatap istrinya.
Zahra memang sudah tau jika suaminya itu pernah menyukai Aara. gadis yang sudah dua kali dia temui. Zahra bukan gadis polos yang tidak mengerti apa apa. Zahra bisa membaca tingkah suaminya semasa di panti tempoh hari. karena dia penasaran. Zahra menemui Umi Amelia tanpa sepengetahuan ustadz Sulaiman.
Dia mempertanyakan tentang Aara gadis bercadar yang juga sempat kakaknya lamar tempoh hari tapi Zahra menolaknya dengan halus. Umi Amelia memberi tahu kan padanya jika ustadz Sulaiman sudah lama menyukai Aara, tapi dia tidak memiliki keberanian untuk melamar Aara. apa lagi sudah tiga kali Aara menolak lamaran yang datang adanya.
"Tidak ada sayang" kata Zahra tersenyum manis mengambil tangan suaminya mencium punggung tangan nya dan melangkah turun dari mobil suaminya.
"Wanita jadi jadian " gumam ustadz Sulaiman saat istrinya sudah turun dari mobil. dia kembali menjalankan mobilnya ke kampus tempat nya mengajar.
Di kampus Zahra melangkah masuk dan langsung ke toilet. di sana dia melihat Sisil yang muntah muntah "Sil. Lo kenapa " tanya Zahra khawatir pada Sisil yang terlihat pucat dan lemah.
Sisil mengangkat pandangan nya melihat Aara dengan bola mata yang penuh kebencian. tapi sesaat kemudian. Sisil mengulas senyum palsu di wajahnya.
"Gue enggak Apa apa kok" kata Sisil masih tersenyum palsu seperti biasanya.
"Kenapa tidak izin saja jika tidak sehat " Kata Zahra masih khawatir pada Sisil.
"Tidak perlu. ayo kita keluar "Sisil sengaja memotong pembicaraan mereka.
"Jom"
Mereka melangkah keluar dari toilet. di luar sudah ada Ken
"Baby. " panggil Ken tersenyum pada Zahra.
"Ken. Lo sendiri. mana Si Dion" tanya Zahra.
"Dia libur baby" kata Ken melirik pada Sisil yang berwajah masam.
Sisil mengepalkan tangan nya melihat senyuman Ken yang begitu bahagia melihat Zahra.
Aku tidak akan membiarkan ini lebih lama lagi. kau harus ku hancurkan Zahra. aku akan membuat Ken pun jijik melihat ke arah mu. Batin Sisil yang sudah bertekad ingin menghancurkan Zahra.
,,,,,,,,
Satu bulan berlalu dengan cepat Zahra masih sama. dia bahkan bertambah Malas semenjak tinggal bersama suaminya. apa lagi ustadz Sulaiman tidak pernah memerintah kannya untuk masak.
Hari ini akhir pekan dan Zahra masih tidur di kasur.
"Zahra. sampai kapan kau akan tidur" kata ustadz Sulaiman melihat istrinya yang masih setia dengan tidurnya.
Tiba-tiba Zahra menggoyang goyangkan kepala nya dengan dahi yang di banjiri keringat. dia seperti sedang bermimpi. " Jangan tinggalkan aku. ku mohon. jangan, jangan... " kata Zahra dalam keadaan tertidur dan terus bergoyang.
Ustadz Sulaiman menghampiri istrinya saat melihat Zahra seperti sedang bermimpi." Zahra, bangun Zahra " Sulaiman menyentuh lembut bahu Isterinya.
Mendapat sentuhan lembut dari suaminya Zahra langsung terbangun dangan nafas yang tidak beraturan. dia menoleh ke arah suaminya dan langsung menabrak dada bidang suaminya dengan keras. Zahra memeluk erat tubuh Sulaiman seperti orang yang ingin pergi jauh.