Arrayan menikahi Bella, seorang gadis cacat, karena dendam. Kecelakaan tragis yang menewaskan kedua orang tuanya membuat Arrayan yakin Bella adalah penyebabnya.
Namun, Bella hanyalah korban tak bersalah, sedangkan pelakunya adalah Stella, adik angkatnya yang penuh ambisi. Ketika Stella melihat wajah tampan Arrayan, dia menyesal menolaknya dulu dan bertekad merebutnya kembali. Di tengah rahasia yang semakin terungkap, cinta dan kebencian menjadi taruhan.
Akankah Arrayan menemukan kebenaran sebelum semuanya terlambat? Apa pilihan Arrayan saat cinta dan balas dendam saling beradu?
Happy reading 😘🙏
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Eka Nawa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 19 ( Hampir ketahuan )
“Arrayan … “ lirih Bella menatap suaminya berjalan menghampiri Bella dengan membuka jas nya dan langsung memakaikannya pada tubuh Bella yang saat ini menggigil kedinginan.
“Toni … bawa kopernya dan antarkan istriku pulang!” perintah Arrayan yang menatap Bella namun gadis itu membuang pandangannya. Tatapan Arrayan berubah datar dan Toni langsung membawa Bella masuk ke dalam taksi yang baru saja diberhentikan olehnya.
Tatapan Arrayan beralih pada Stella ia bangkit dan langsung menghampiri wanita yang dengan tega mempermalukan kakak nya sendiri,”kenapa kalian masih berkumpul! Bubarrrrr ….?!” Teriak Arrayan pada semua orang dan mereka pun membubarkan diri karena takut melihat sosok yang sangat berpengaruh di kota itu.
“Akhhh … sakit Arrayan. Kau menyakitiku,” rintih Stella karena Arrayan mencengkram pergelangan tangannya.
“Akan aku buat lebih sakit lebih dari ini, karena kau telah berani menghina istriku, Stella!” geram Arrayan menarik Stella ke dalam mobilnya dengan sangat kasar.
Tiga puluh menit Bella telah sampai di kediaman Mahendra kembali, Toni keluar dari mobil dan mengambil koper Bella, gadis itu pun keluar dari taksi. Setelah taksi pergi Toni menarik koper Bella melangkah masuk, tetapi langkahnya terhenti saat ingin membuka pintu ia menyadari kalau Bella masih berdiam diri seperti tidak ingin ikut masuk bersama Toni. Pria itu pun kembali menghampiri Bella.
“Nona, kenapa masih di sini? Cepatlah masuk,nanti Nona bisa sakit,” bujuk Toni yang mana mendapat penolakan dari Bella yang menggelengkan kepalanya pelan.
Toni menarik napas dalam lalu menghembuskannya pelan dan …
Bruuk
Tiba-tiba ia menjatuhkan tubuhnya di hadapan Bella seraya menyatukan kedua tangannya memohon agar Nona nya mau ikut masuk bersamanya. Bella terkejut ia sedikit memundurkan langkahnya ke belakang,”Nona, aku masih ingin hidup dan juga aku belum menikah jangan sampai aku mati muda di tangan Tuan Arrayan yang akan menghabisi ku jika tau kalau Nona tidak mau masuk apalagi sampai sakit. Tolonglah, Nona Bella … hiks. Tolong kasihaniku,” rengek Toni yang tiba-tiba menangis seperti anak kecil karena ia sangat takut pada Arrayan.
Toni sudah membayangkan raut wajah Arrayan jika tau kalau ia tidak bisa membawa istrinya kembali ke rumah apalagi sampai jatuh sakit karena kehujanan, Tuannya itu akan mengeluarkan kata-kata yang membuat dirinya spot jantung.
“Toni, bangunlah! Kalau tidak aku tidak mau masuk,” ancam Bella dengan tersenyum lega Toni pun bangkit dan mempersilahkan Nona kesayangan Tuannya itu masuk perlahan dengan dirinya yang mengekor di belakang.
Sedangkan di kediaman Cliere Johan berada di depan pintu lalu menatap ponselnya berharap menantunya segera memberi kabar tentang Bella. Johan mendongak menatap intens putrinya yang berjalan bersama Arrayan menghampiri dirinya dengan berteriak minta dilepaskan.
Brukkk
Stella jatuh tersungkur tepat di hadapan Daisy yang baru saja keluar untuk menemui Johan.”Astaga … Stella bangun sayang,” tatapan Daisy mengarah pada Arrayan yang tega mendorong putri kesayangannya sampai tersungkur di lantai. Daisy menghampiri Arrayan karena tidak terima perlakuan Arrayan pada putrinya.
“Berani-beraninya kau kasar pada Stella, hah! Kenapa kau melakukan itu pada putriku!” marah Daisy dengan tatapannya yang sangat tajam.
“Mama tanya saja pada dia, kenapa aku bisa melakukan hal itu padanya!” balas Arrayan.
“Ada apa Stella? Apa yang telah kau lakukan hingga membuat Arrayan semarah itu padamu,” tanya Johan yang juga penasaran.
Stella terdiam, jika dia buka suara pun pastinya akan menambah kemarahan papanya padanya. Arrayan sudah tidak tahan melihat Stella yang terlalu lama diam ia menghampiri Stella lalu mencengkram lengannya,”kenapa kamu diam, hah!” pekik Arrayan.
“Cukup, Arrayan! Kau sudah menyakiti Stella! Lepaskan putriku!” geram Daisy mencoba melepaskan genggaman tangan Arrayan dari lengan Stella.
“Katakan sekarang juga, atau aku yang katakan pada papamu!” desak Arrayan dengan penuh penekanan.
Stella tetap diam ia menggelengkan kepalanya di hadapan Arrayan seolah ia meminta belas kasihan pada Arrayan agar Johan tidak marah padanya. Arrayan mengerti maksud Stella memberi isyarat padanya, tetapi ia tidak menggubrisnya lalu Arrayan melepaskan cengkeramannya.
“Arrayan, jelaskan pada papa apa yang dilakukan Stella dan apa kau sudah menemukan Bella?” tanya Johan.
“Sudah, pah. Sekarang Bella sudah berada di rumah,” jawab Arrayan yang fokus pada ponselnya ia akan menelepon seseorang seraya menatap Stella dengan senyuman seringainya membuat Stella curiga.
“Halo, kantor polisi. Aku …”
“Jangan! Baiklah, aku akan mengakui kesalahanku!” potong Stella membuat Johan dan Daisy saling bertatap.
“Pah … aku telah mempermalukan kak Bella di depan umum,” ucap Stella ragu.
“Apa?! Kenapa kau melakukan itu pada kakak mu sendiri, Bella,” marah Johan.
“Dia bukan kakak ku! Aku hanya ingin dia bercerai dari Arrayan karena aku mencintai Arrayan, pah … hiks.
Johan terduduk lesu, ia tidak menyangka perbuatan Stella kali ini sungguh keterlaluan. Johan mengira setelah Stella sudah menikah kebahagiaan akan terus bersamanya, tetapi putri kandungnya sendirilah yang selalu membuat Bella bersedih. Johan merasa sangat bersalah dan malu rasanya jika dia meminta maaf pada Bella atas perbuatan Stella padanannya.
“Akan aku katakan sekali lagi! Aku tidak akan berpisah apalagi menceraikan istriku. Jadi, aku mohon jangan pernah menemui Bella lagi apalagi sampai kau berani mengancamnya seperti tadi,” tekan Arrayan.
“Enggak … sampai kapan pun aku akan tetap merebutmu dari gadis c4c4t itu!” teriak Stella tidak terima.
Plak
“Pah …!” pekik Daisy melihat Johan menampar Stella untuk pertama kalinya.
“Jangan menghina kakakmu! Dia seperti itu juga gara-gara kesalahanmu setahun lalu yang menyebabkan kece …!” belum selesai bicara Stella sudah berteriak dan menyuruh Johan untuk diam.
Stella menjadi panik karena Johan akan membahas kecelakaan setahun lalu, karena ia tau kalau korban kecelakaan tersebut adalah keluarga Arraya Dengan tubuh gemetar ia mencoba mengalihkan pembicaraan dengan memohon maaf pada Johan.
Akan tetapi, sikap Stella justru membuat Arrayan curiga karena ia masih sempat mendengar Johan ingin mengatakan sesuatu yang mana membuat raut wajah Stella menjadi pucat.
Dreet
Dreet
“Ya, kenapa?” tanya Arrayan tanpa basa-basi mengangkat telepon.
“Tuan, Nona Bella demamnya sangat tinggi dan sekarang tubuhnya menggigil,” ujar Ana.
“Apa? Baiklah aku akan pulang kau hubungi dokter Saka sekarang juga,” perintah Arrayan.
“Baik, Tuan,” sahut Ani sambungan pun terputus.
Arrayan berpamitan pada Johan yang sebenarnya ingin ikut, tetapi Arrayan melarangnya tunggu sampai Bella sembuh dia akan mengabari papa mertuanya itu. Johan pun mengangguk tanda mengerti. Setelah Arrayan pergi Johan hanya menatap Stella dengan marah, tetapi ia mencoba meredamnya dan melangkah masuk daripada membiarkan emosinya meledak-ledak di hadapan Stella.
Biar bagaimana pun Stella tetap putrinya juga ia tidak ingin terlalu marah, karena salah istrinya selalu memanjakan Stella hingga putrinya sangat egois karena selama ini Daisy selalu menuruti apa yang ia mau.
Stella duduk dengan mengusap pelan d4d4nya,”Untuk saja aku bisa menghentikan papa, kalau tidak hampir saja ketauan,” ujar Stella berbicara sendiri yang mana membuat Daisy kebingungan dan juga penasaran. Ia mendekati putrinya dan menatap tajam ke arah Stella.
“Mama, kenapa melihat Stella begitu?” gugup Stella.
“Apa yang kamu sembunyikan, huh! Hampir ketahuan siapa?” cecar Daisy.
“Syutt, jangan keras-keras, Mah,” Stella mendekatkan wajahnya pada telinga Daisy lalu ia membisikkan sesuatu pada sang Mama agar papanya itu tidak mendengar apa yang sedang dibicarakan Stella.
Kata demi kata Daisy mendengarkan penjelasan Stella sampai saat Stella mengatakan sesuatu yang membuatnya terkejut,”Apa?! Kok bisa kebetulan gitu, Stella!” panik Daisy yang berteriak membuat Stella panik juga.
“Apa yang kebetulan, Mah?” tanya Johan yang kembali keluar yang mana membuat kedua wanita berbeda usia itu melongo menatap Johan.
*
*
Bersambung.
😅