Alisa terpaksa menerima pernikahan kontrak dengan seorang CEO kakak dari sahabatnya, yang di tinggal pergi oleh calon istrinya saat 1 hari acara pernikahan mereka.
Alisa menerima pernikahan itu dengan terpaksa, karena ayahnya yang membutuhkan uang yang lumayan banyak untuk pengobatan jantungnya.
Selama 5th menjalani pernikahan kontrak itu, pernikahannya terbilang baik baik saja, karena suaminya menerima keberadaan Alisyah di sisinya, karena Alisa gadis yang penurut dan pintar mengambil hati suami dan keluarganya.
Namun pernikahan yang sudah berjalan 5th itu harus kandas karena ke datangan calon istri sang suami yang telah menghilang tanpa kabar selama 5th itu.
Lalu bagaimana kehidupan Alisa setelah itu?
Yuk.... Ikuti cerita selengkapnya, jangan lupa tinggalkan jejak😁
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon devi oktavia_10, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 24
**Masih REVISI**
Pagi menjelang, setelah melakukan tugasnya sebagai ibu rumah tangga, dan melayani anak dan suaminya, Alisa kita melangkah pasti memasuki rumah sakit tempat sang oma di rawat, hari ini dia akan melakukan operasi kepada oma kesayangannya itu.
Namun sayang seribu sayang, ternyata kedatanganya pagi ini sudah di tunggu oleh mama mertuanya.
Bu Sarah menatap sinis ke arah Alisa yang berjalan anggun dengan memakai hijab syar'i modern nya, pesona Alisa memang tidak ada duanya, namun Sarah tutup mata tentang itu
"Kenapa kau kembali lagi, kenapa ngak menghilang saja selamanya." Bu Sarah menarik tangan Alisa tiba tiba.
"Astaga." kaget Alisa karena di tarik seseorang saat dia keluar dari mobil di parkiran rumah sakit.
"Ngak usah pura pura kaget, jawab pertanyaan saya!" pekik Bu Sarah menatap nyala ke arah Alisa.
Alisa tersenyum sinis melihat ke arah wanita paruh baya yang masih berstatus ibu mertuanya itu, tidak lagi Alisa akan selemah dulu, dan mau di tindas lagi, dan dia tidak akan lagi mau mengalah lagi, tekatnya sudah bulat akan kembali kepada sang suami, bukan hanya memikirkan cinta yang dia punya untuk sang suami, namun demi kebahagian anak anaknya itu yang Alisa pikirkan, melihat wajah bahagia ke dua anak anaknya saat bersama ayahnya, membuat hati Alisa menghangat dan tekat itu juga di perkuat dengan sang suami yang tidak menceraikan dirinya dan
juga tidak kembali lagi kepada mantan kekasihnya, itu membuktikan klau suaminya juga mencintainya sangat dalam, terlepas dengan bagaimana mereka menikah dulu.
"Menurut anda kenapa saya kembali." Ucap Alisa dengan tenang tidak ada rasa takut sedikitpun, bahkan sikap lembut yang selalu dia perlihatkan kepada mertuanya itu sudah hilang entah kemana, yang ada hanya sikap tegas dan berwibawa.
Bu Sarah tertegun melihat sikap Alisa yang tidak lagi bisa dia tindas seperti dulu.
"Kenapa anda diam saja nyonya, apa anda tidak ada hal yang mau di bicarakan dengan saya, klau begitu. Tolong lepaskan tangan anda dari tangan saya, masih banyak pekerjaan yang harus saya kerjakan." tegas Alisa.
"Kau.... Kenapa kau berani sekali sama saya huu.... Dasar tidak sopan dan tidak berpendidikan." pekik Bu Sarah kesal melihat wanita yang masih berstatus menantunya itu, sungguh dia sangat geram kepada Alisa, bisa bisanya wanita itu tidak ada takut takutnya dan juga tidak ada sopan santun yang dulu pernah di lakukan oleh menantunya itu, bu Sarah tidak suka dengan sikap Alisa yang seperti sekarang ini.
"Hahaha....." Alisa terkekeh menatap mertuanya itu.
"Kenapa kau tertawa hu...." kesal Bu Sarah menatap garang sang menantu.
"Halooo.... Nyonya, apa anda tidak salah bicara, siapa di sini yang tidak berpendidikan hu... Bukan kah anda menunjuk diri anda sendiri." kekeh Alisa menatap remeh bu Sarah.
"Kau...." Bu Sarah menunjuk wajah Alisa dan mukanya sudah merah seperti udang rebus, dada turun naik menahan emosi.
"Kenapa? benarkan yang saya bilang, siapa di sini yang tidak berpendidikan, saya atau anda, tentu saja anda, klau saya jelas jelas saya seorang dokter, sudah jelas saya berpendidikan, tanpa pendidikan tidak mungkin saya akan menjadi dokter spesialis jantung, dan menyandang gelar sebagai dokter jantung terbaik di kota xx, lalu anda apa pendidikan anda." cibir Alisa, namun di dalam hati dia terus beristigfar, karena telah belaku sombong dan memamerkan kesuksesannya.
"Jangan sombong kau wanita kampung, tanpa uang dari anak saya, tidak mungkin kau akan bisa seperti sekarang ini, klau bukan karena saya, tidak mungkin kau menikah dengan anak saya, jadi.... Tidak usah sombong kau!" pekik Bu Sarah tidak terima.
"Hahaha.... percaya diri sekali anda nyonya, saya bisa kuliah karena otak saya pintar, karena kepintaran saya itu saya bisa kuliah gratis tanpa di pungut biaya sedikit pun, apa tadi. Klau bukan karena anda saya tidak akan bisa menikah dengan anak anda? memang benar apa yang anda ucapkan, tidak bohong sama sekali, tapi.... Ingat satu hal, apa pernah saya yang mengejar ngejar anak anda, agar saya bisa menikah dengan dirinya, tidak bukan. Justru anda yang memohon mohon agar saya mau menikah dengan anak anda, sejujurnya saya tidak mau menikah dengan anak anda itu, walau anda membantu pengobatan bapak saya, tapi.... Saya menerima anak anda adalah permintaan sahabat saya Amora, dia memohon saya agar mau menikah dengan abangnya menyelamatkan muka keluarganya, karena itu saya mau menikah waktu itu, bukan karena anda, walau pun saat itu anda tidak menolong saya, membayar biaya rumah sakit bapak saya, saat saya menolak permintaan anda saat itu, asal anda tau, masih banyak yang mengantri ingin membantu saya, namun saya tidak bisa menolak permintaan sahabat saya, saya tidak ingin dia bersedih saat itu, makanya saya menikah dengan anak anda nyonya. Sampai di sini anda paham!" tekan Alisa.
"Dan lagi, apa saya terlihat matre di mata anda, apakah anda tidak melihat saya memulangkan semua apa yang di berikan oleh anak anda itu, walaupun saya tau, ada hak saya di sana, namun saya tidak mau mengambilnya, karena bagi saya harta bukan segalanya, dan saya tidak mau menerima itu, saya memegang teguh harga diri saya nyonya, bukan seperti anda yang baru melek melihat kemewahan, dan anda kacang lupa kulitnya, bahkan hidup saya yang kampungan ini lebih beruntung dari pada anda, bahkan saya lebih baik kemana mana di banding dengah anda yang keluarga tidak tau entah dimana, klau bukan di nikahi oleh papa Raka saat itu, belum tentu hidup anda akan seperti saat ini, bergelimang harta, namun anda lupa diri menatap orang miskin seperti orang hina, padahal anda dulunya jauh lebih rendah dari orang yang anda hina." cibir Alisa menohok relung hati bu Sarah.
"Jadi.... Mulai sekarang rubah lah sikap sombong anda itu nyonya, apa ada keluarga anda yang senang dengan kelakuan anda ini, bahkan mereka muak melihat anda, berubahlah, sebelum anda kehilangan semuanya, dan penyesalan anda itu akan berakhir sia sia nantinya." ujar Alisa menepuk nepuk halus bahu ibu mertuanya itu.
Bu Sarah hanya bisa diam membisu tanpa bisa membalas perkataan menantunya itu, padahal dalam hatinya sangat panas, marah benci ingin sekali dia membalas kata kata Alisa itu, namun lidahnya terasa kelu untuk menjawab pertanyaan dari Alisa.
"Saya rasa sudah cukup, tidak ada lagi yang harus kita bicarakan, jadi.... Saya mohon undur diri." ucap Alisa dan berlalu dari parkiran tersebut.
"Si alan. Kenapa wanita itu bisa berubah, dan bisa melawan seperti sekarang, sungguh menyebalkan." Pekik bu Alisa tidak terima.
Tangannya terkepal kuat menahan kesal, dan menatap punggung Alisa penuh kebencian.
Bersambung...
Haiii.... Jangan lupa like dan komen ya... 😘😘😘😘
loe aja yg bodoh Rafael nikmati aja kebodohan dan penyesalan loe