Cinta Gadis Cacat
Dua orang setengah baya saat ini berada di sebuah panti asuhan dengan tujuan ingin mengadopsi seorang anak karena sudah tiga tahun mereka tidak mendapatkan keturunan. Johan dan Daisy sedang berbicara dengan kepala panti ibu Nina yang memberitahu kalau dia baru saja menemukan seorang gadis kecil sedang menangis di sebuah hutan di dekat sungai dengan keadaannya yang begitu mengkhawatirkan.
Kebetulan sekali Daisy sangat ingin mengadopsi seorang anak perempuan, lalu tidak lama gadis itu Isabella berjalan menghampiri Ibu Nina dengan membawa botol susu yang kosong,”Bu tutu, aus …”
Celoteh gadis yang usianya baru berumur tiga tahun. Deisy dan Johan sudah jatuh hati melihat tingkah gadis kecil tersebut yang sangat lucu ditambah tubuhnya yang gemuk dan pipinya yang gembul dengan rambut lurusnya yang di ikat dua membuat Daisy langsung menggendongnya. Isabella tersenyum dan entah mengapa gadis itu terlihat nyaman di dekat Daisy.
“Kamu mau ikut mama?” tutur Deisy mengusap lembut kedua rambut yang telah di ikat sangat lucu dan Isabella mengangguk pelan tanda setuju membuat Daisy langsung membawa keluar anak itu dan mengajaknya bermain boneka yang dipegangnya.
Johan dan bu Nina langsung mengurus semua surat-surat untuk mengadopsi Isabella secara resmi. Kemudian Bu Nina membereskan barang-barang gadis kecil itu lalu mereka pamit dengan membawa Isabella. Gadis kecil itu sama sekali tidak menangis melainkan terlihat bahagia saat dirinya masuk ke dalam sebuah mobil hitam milik Johan.
Maksud sebenarnya Daisy dan Johan angkat anak hanya untuk pancingan mereka agar bisa mendapatkan keturunan sesuai saran para keluarga dan semoga saja berhasil. Biar begitu seiring berjalannya waktu Daisy sangat bahagia memilki Isabella di tengah keluarganya. Isabella anak yang pandai dan sangat pintar ia mampu membuat hari-hari kedua orang tuanya selalu dipenuhi kebahagiaan.
Dua tahun kemudian Daisy mengandung buah cintanya dengan Johan membuat keluarga itu bahagia begitupun Isabella merasa senang memilki seorang adik. Akan tetapi, kebahagiaan gadis kecil yang sudah berumur lima tahun itu tidak berlangsung lama. Setelah kelahiran putri pertama Daisy sangat senang dan sangat memanjakannya sampai ia lupa kalau Isabella juga butuh perhatiannya.
Daisy berubah semenjak Stella Cliere lahir ia menjadi sosok ibu yang pilih kasih,terkadang ia menyindir Isabella dengan statusnya yang hanya anak angkat membuat Johan menegurnya dan mengingatkan kembali kalau berkat Isabella mereka bisa mendapatkan seorang anak kandung tapi Deisy kekeh kalau ia mendapatkan Stella itu berkat usaha dan doanya selama ini.
Isabella tahu kalau dia hanya anak angkat keluarga Johan setelah pria itu memberitahu Isabella saat usianya sudah menginjak umur dua puluh tahun, Bella panggilan akrab gadis itu tidak terlalu terkejut mendengar kenyataan jika dia hanya anak angkat karena perlakuan sang mama yang selama ini selalu mengutamakan Stella sang adik angkat dan dia hanya pasrah setidaknya masih ada Johan yang selalu menyayanginya membuat Bella menerima segala sikap mamanya yang memperlakukan dirinya sebagi pembantu yang harus melayani dirinya dan Stella.
*
*
Pagi hari seperti biasa Bella yang menyiapkan semua sarapan sebelum ia berangkat kuliah padahal di rumah Johan ada dua maid, tetapi Daisy hanya ingin Bella yang menyiapkan semua sarapan sebagai bentuk balas budi karena selama ini Daisy merasa sudah merawatnya jadi, Bella harus membayarnya dengan menuruti semua perintahnya.
“Biar saya bantu Nona,” tawar Bibi Nur yang tidak tega dengan Bella yang harus memasak sebanyak itu, bukan hanya sarapan, makan siang dan makan malam juga. Jadi, sepulang kuliah atau saat libur pun ia tidak pernah bermain dengan siapapun karena memang dia tidak pernah mempunyai teman untuk sekedar bercerita hanya Bibi Nur yang selalu menanyakan keadaan Bella.
Bella menolak dan langsung segera membawa beberapa lauk pauk yang terakhir ia masak. Tidak lama Daisy, Johan dan Stella tentunya dengan santai duduk di meja makan dan langsung menyantap sarapan yang dibuat Bella.
“Kamu mau ke mana, Bella? Tidak sarapan?” tanya Johan menahan Bella karena dia tahu kalau putrinya akan sarapan di dapur lagi bersama kedua maid nya.
“Tapi … pah,” Bella melirik Daisy yang menatapnya tajam ia pun tertunduk takut. Karena kalau Johan sedang dinas di luar negri Daisy tidak akan pernah mengizinkannya untuk makan bersama di meja makan.
Johan sebenarnya sangat kesal dan marah melihat perlakuan istrinya yang membedakkan perlakuannya dengan bella. Seakan-akan dia lupa atas janjinya dulu yang akan menyayangi putri angkatnya walaupun suatu saat nanti mereka berhasil mendapatkan keturunan. Johan menganggukkan kepala tanda perintah untuk Bella agar ia sarapan bersama akhirnya Bella menuruti Johan dan duduk bersebelahan dengan Stella.
“Jangan di sini! Aku gak mau bersebelahan sama kamu,” ketus Stella mendorong tubuh Bella degan satu jarinya seperti jijik pada gadis yang seharusnya ia hormati.
Johan menatap sendu Bella yang akhirnya pindah ke kursi sebelah lalu dengan ragu ia mengambil nasi goreng buatannya sendiri sedikit tertunduk takut dengan tatapan mama dan adiknya yang selalu tidak suka dengan kehadirannya.
“Pah, dua hari lagi ulang tahunku. Aku mau kita merayakannya dengan makan malam bersama,” pinta Stella yang setiap tahun selalu dirayakan ulang tahunnya oleh kedua orang tuanya. Berbeda dengan Bella yang setiap tahun tidak dirayakan, jangankan perayaan bahkan tidak ada satupun yang mengingat hari ulang tahunnya.
Seperti biasa Johan menuruti kemauan putri bungsunya dan ia akan segera membooking tempat untuk semua keluarganya tidak terkecuali Bella karena Johan tidak pernah membedakkan putri angkatnya ia sudah berjanji akan menjaga amanah yang tuhan berikan sekalipun Bella bukan putri kandungnya.
Stella dan papanya sudah berangkat bersama, Stella masih bersekolah SMA tinggal beberapa bulan lagi ia lulus, Bella langsung membereskan semuanya dan Daisy justru meninggalkan gadis itu sendiri memilih bersiap karena hari ini ia akan pergi bersama teman arisannya.
“Nona, biar Bibi saja yang mencuci piring. Sudah siang nanti Nona terlambat pergi kuliah,” ujar Bibi Nur mengambil alih cucian piring dari tangan Bella.
Bella ingin menolak, tetapi yang dikatakan Bibi benar karena waktu begitu cepat bergulir membuat Bella menuruti perkataan Bibi Nur. Akan tetapi, ia ragu untuk melangkah pergi dari dapur karena takut sang Mama akan memarahinya. Bibi Nur tahu kegelisahan Bella lalu ia tersenyum pada Bella dan mengatakan kalau Daisy sudah pergi sedari tadi dijemput teman arisannya.
Bella menarik napas lega,”Terimakasih, Bi. Kebetulan hari ini aku ada sidang. Doakan agar aku lulus dengan nilai yang terbaik,” ujar Bella.
“Bibi selalu mendoakan, Non,” sahut Bibi Nur berusaha menyemangati Bella hanya dia satu-satunya yang peduli dengan gadis itu.
Bella sudah bersiap ia sedikit merapikan penampilannya sebentar lalu melangkah dengan penuh harap agar hari ini ia bisa lulus dan segera bekerja. Bella Kuliah di Universitas yang tidak lah mahal karena Daisy tidak ingin membiayainya dengan kampus yang biayanya sangat mahal. Tentu Bella tidak mempermasalahkan hal itu karena ia adalah tipe orang yang selalu bersyukur dengan apa yang dia terima.
Bella mengambil jurusan seni, dia sangat suka sekali dengan bunga dan bercita-cita menjadi seorang Florist. Daisy sangat merendahkan jurusan yang diambil Bella. Karena menurutnya jurusan yang diambil Bella tidak akan menjanjikan kesuksesan kedepannya. Berbeda dengan Stella yang sangat ingin menjadi seorang model terkenal dan ingin sekolah model tentu saja Daisy sangat mendukungnya. Karena menurutnya pekerjaan menjadi model itu sangat menjanjikan dibandingkan menjadi seorang Florist.
Florist adalah profesi seseorang yang bertugas merangkai bunga segar atau imitasi menjadi karangan bunga, buket, bunga meja dan lainnya.
***
Malam ini keluarga Cliere sedang bersiap untuk pergi ke sebuah restoran yang sudah dibooking Johan untuk merayakan ulang tahun Stella yang ke tujuh belas tahun serta merayakan kelulusan kedua putrinya dengan nilai terbaik membuat Johan merasa bangga.
“Pah, kenapa dia ikut sih?” kesal Stella yang malam ini terlihat sangat cantik dengan gaun merah selutut dan rambutnya yang sedikit ikal tergerai begitu saja.
“Iya, papa ini gimana sih. Malam ini ulang tahun putri kita! Kenapa kau selalu mengajaknya? Sekali-kali kita rayakan bertiga saja!” decak Daisy yang sibuk merapikan rambut indah Stella.
“MAH?! Apa kau lupa kalau Bella juga putri kita!” sentak Johan merangkul tubuh Bella yang saat ini tertunduk menahan tangis.
“Aku ingat dan sangat ingat dia hanya putri angkat kita,” timpal Daisy.
Johan ingin membalas ucapan sang istri, tetapi Bella menahan sang papa dan memilih untuk tidak pergi. Namun Johan tetap membawa Bella setuju atau tidaknya Stella dan Daisy ia melangkah santai melewati mereka berdua merangkul sang putri melangkah keluar menuju mobilnya.
“Ishhh. Menyebalkan! Mah …” rengek Stella
“Sudah, ayo. Biarkan saja memang papamu selalu membela anak angkat itu,” bujuk Daisy.
Stella menghentakkan kakinya menyusul Johan dengan perasaan kesal tapi begitulah papanya dia lebih memilih membela Bella membuat ia semakin membenci kakaknya yang sebenarnya sangat menyayanginya tidak peduli Stella bukan adik kandungnya.
*
*
Bersambung.
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 54 Episodes
Comments
Widi Widurai
sbnernya stella jd kaya gini ya didikan ibuknya. kl misal ibuknya bsa memposisikan sbg ibu baik utk bella dan stella pasti mreka jadi saling sayang
2024-10-16
0
Shōyō
penasaran sama lanjutannya kak, up fasttttttt
2024-10-04
0
Shōyō
gimana sih, bunglon bgt jd ibu
2024-10-04
0