NovelToon NovelToon
Story Of A Certain Couple

Story Of A Certain Couple

Status: tamat
Genre:Tamat / Duniahiburan / Mafia / Showbiz / Karir / Romansa / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:822
Nilai: 5
Nama Author: Dee Jhon

"Waaa kenapa begini."

Itulah jeritan hati sepasang insan yang di pertemukan di acara perjodohan oleh keluarga mereka yang merupakan mafia terbesar di kota dan membagi kota menjadi dua wilayah. Perjodohan mereka sebagai pewaris adalah kunci perdamaian dan penggabungan dua keluarga mafia yang selalu berselisih dan saling memperebutkan wilayah.

Namun keduanya menjadi sangat bingung dan tidak berani menolak walau mereka ingin menolak karena memiliki kekasih masing masing dan melihat satu sama lain sebagai aib di masa lalu.

Alasannya ketika keduanya sempat melarikan diri dari keluarga mereka karena tidak mau menjadi pewaris sewaktu muda, keduanya bekerja menjadi aktor dan aktris film porno yang selalu tampil bersama dalam setiap syuting.

"Ya, kami mau menikah," ujar keduanya dengan terpaksa demi menjaga perdamaian dua keluarga walau mereka tidak saling mencintai dan hanya tubuh mereka yang saling mengenal satu sama lain.

Mohon di baca dan tinggalkan jejak ya, makasih.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Dee Jhon, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 24

[Pov Layla]

“Layla....Layla,”

Seorang pria menggendong Layla yang masih sangat kecil dan terlihat ceria, tangannya yang kecil memegang bunga dan dia terlihat kesenangan ketika di putar oleh pria yang menggendongnya di sebuah taman luas. Setelah selesai, Layla turun dan berlari menghampiri ibunya yang sedang berdiri menunggu melihat dirinya,

“Mama...mama lihat bunga nya, bagus ma,” ujar Layla memperlihatkan bunganya.

“Huh,” sang ibu menampik bunga di tangan Layla sampai membuat Layla kecil terkejut dan tertegun, kemudian karena melihat bunganya hancur, air matanya mulai mengumpul dan “huaaa...huaaaa....mama jahat,” teriak nya. Pria yang menggendong dirinya langsung menghampiri nya dan “plak,” dia menampar ibunya, pria itu menepuk nepuk punggung Layla supaya dia tidak menangis lagi, Layla menoleh melihat ibunya jatuh tersungkur dan memegang pipinya.

“Eleonora, dengar ya, kalau sampai kamu menyentuh Layla lagi, kamu tidak akan berdiri di sini lagi, aku tidak perduli kamu istri Franky atau bukan, kamu mengerti ?” tanya pria itu.

Eleonora hanya mengangguk tanpa menjawab, Layla yang melihat ibunya dan merasa ingin menghibur ibu nya, langsung minta turun,

“Kakek aku mau turun, mama kenapa ?” tanya Layla kecil.

“Kamu sendiri yang bilang tadi, mama kamu jahat kan, sudah yu, ama kakek aja, kita main di dalam,” jawab kakek.

“Iya kek,” ujar Layla.

Layla di gendong masuk, dia menoleh melihat mamanya yang sedang menatap dirinya yang masih kecil dengan amarah meluap luap. “Mama marah...maaf ma,” ujar Layla kecil sambil menoleh melihat kembali ke depan. Bayangan pun berubah, Layla sekarang berusia 7 tahun, dia mengintip di balik dinding memeluk boneka beruang kesayangannya, dia melihat pertengkaran ayah dan ibunya,

“Kamu selingkuh Franky, kamu yang menduakan aku, aku tidak terima,” teriak Eleonora.

“Kamu yang duluan, Layla itu anak siapa hah, anak ku ? bukan, dia anak papa ku, kamu selir papa ku, kamu istri ku, jangan ladeni orang tua keparat itu,” teriak Franky.

“Aku di perkosa....kamu tahu tidak...aku di perkosa ketika kamu di luar negeri enak enak kan dengan gundik mu itu....aku tidak menginkan Layla....aku tidak mau di tuduh selingkuh seperti ini,” teriak Eleonora sambil memukuli Franky.

“Berani kamu ya,”

“Braak,” Franky menangkap kedua tangan Eleonora dan membantingnya sampai dia membentur dinding tepat di depan Layla kecil yang sedang memegang boneka. Layla menjulurkan tangannya ke arah mama nya tapi di tepuk oleh tangan Eleonora dengan keras, air mata mulai mengalir membasahi pipi Layla kecil yang saat itu tidak mengerti apa apa, tiba tiba Franky menghampiri Layla,

“Masuk kamu,” teriak Franky.

“Braaak,” pintu langsung di tutup di depan wajah Layla, dengan langkah yang berat sambil menyeret boneka beruangnya, Layla menurut berjalan ke kamarnya. Bayangan pun berganti, Layla sudah berusia 8 tahun, dia melihat dirinya berada di sebuah rumah yang asing dan sangat berbeda dengan rumahnya karena nampak jauh lebih kumuh,

“Layla, sini,” panggil Franky.

Layla mendekat dan melihat ada seorang anak kecil yang dekil juga kotor sedang berdiri di depan papanya, mamanya berada di belakang anak itu dan memegang kedua pundaknya.

“Ini adik mu, namanya Harris, kamu harus sayang dia ya,” ujar Franky.

Layla melihat anak laki laki yang kira kira baru berusia 2 tahun dan baru bisa berdiri, Layla tersenyum dan maju mendekat, kemudian dia memeluk anak laki laki itu yang terlihat tertegun dan tidak berkata apa apa, kemudian dia menarik tangan anak laki laki itu,

“Jalan jalan yu,” ajak Layla.

Anak laki laki itu mengangguk dan memegang erat tangannya yang juga masih kecil, keduanya berjalan mengelilingi rumah dengan ceria, anak laki laki yang sebelumnya diam saja mulai tersenyum dan akhirnya tertawa. Bayangan kembali berubah, kali ini Layla sudah berusia 15 tahun, dia berada di sebuah rumah yang juga berbeda,

“Kak Layla,” ujar Harris yang baru berusia 9 tahun.

“Harris, kamu sehat,” ujar Layla.

“Sehat kak, kakak gimana ? sekarang kakak akan berapa lama bersama ku di sini ?” tanya Harris.

“Aku akan di sini selama 3 bulan, papa ada urusan di kota negara ini, jadi aku di sini,” jawab Layla.

“Kok mama angkat ga ikut ?” tanya Harris sambil mencari ke belakang Layla.

“Kan ada kakak, mama mana mungkin ikut kalau ada kakak,” jawab Layla.

“Heheh iya, tapi enakan ama kakak,” balas Harris.

“Hehe bener kan, kita main yuk,” ajak Layla yang menggandeng Harris.

“Yuk, aku baru di beliin game baru ama papa kak, main sama sama yu,” ajak Harris.

“Ayo, kamu ga bakal menang dari kakak,” balas Layla sambil tersenyum.

“Enak aja, aku akan kalahkan kakak hehe,” balas Harris.

Bayangan berganti, Layla sudah berusia 17 tahun, dia mendorong kursi roda sang kakek masuk ke dalam sebuah ruang pertemuan besar yang bisa menampung sekitar 100 orang. Sepanjang jalan Layla melihat banyak sekali yang menyapa kakeknya, kemudian maju memeluk dan mencium kakeknya walau sesama laki laki. Setelah sampai di meja yang berada paling depan,

“Salam godfather,” teriak seluruh peserta rapat yang terdiri dari petinggi grup dan kepala keluarga cabang.

Layla bisa melihat ayah dan ibunya duduk di kursi paling depan di antara para peserta, sang kakek mulai membuka rapat dan berpidato, kemudian di akhir acara, sang kakek menepuk mic di depannya dan membuat seisi ruangan yang masih panas karena rapat langsung diam.

“Usia ku tidak panjang lagi, hari ini aku umumkan siapa pewaris yang akan menjadi kepala keluarga setelah diriku,” ujar sang kakek.

Layla bisa melihat kalau ayahnya yang duduk di kursi paling depan bersiap berdiri, tapi sang kakek malah memegang tangan Layla dan menariknya agar berdiri di sebelahnya, kemudian sang kakek melontarkan pernyataan yang mengejutkan di depan umum,

“Perkenalkan, di sebelah ku ini adalah Layla cucuku, dialah yang akan menjadi pewaris ku setelah aku tidak ada, kalian harus mematuhi dia dan menganggap dia adalah aku,” ujar sang kakek.

Seluruh ruangan langsung ramai riuh, banyak peserta yang protes ketika mendengar pernyataan itu. Layla melihat ayahnya yang awalnya bersiap berdiri, kembali duduk dengan tenang namun dia bisa melihat ibunya yang geram duduk di sebelah ayahnya. Tiba tiba seseorang berdiri,

“Tidak bisa godfather, kita tidak bisa terima kalau anda di gantikan oleh seorang gad...”

“Blam,” pistol yang di pegang sang kakek meletus, pria yang protes itu langsung jatuh terjengkang ke belakang tanpa menyelesaikan kalimatnya, “ctak,” sang kakek menjentikkan jarinya, seluruh pengawal di dalam ruangan langsung menodongkan senjata mereka ke seluruh peserta rapat.

“Ada lagi yang ingin bersuara ?” tanya sang kakek.

Seluruh ruangan langsung sunyi dan hening, tidak ada satu orang pun yang bersuara bahkan sampai tidak terdegar ada suara benda bergerak. “Plok...plok...plok,” Layla menoleh melihat Franky ayahnya bertepuk tangan di ikuti oleh Eleonora ibunya, mendadak seluruh isi ruangan riuh dengan tepuk tangan dan sorak sorai. Tangan Layla yang berada di bawah meja, gemetar, dia berusaha meredam rasa takutnya dan melirik ke arah kakeknya yang sangat kejam itu.

Bayangan pun berganti, beberapa bulan setelah rapat yang di hadiri olehnya, Layla baru saja berulang tahun ke 18 dan berada di teras rumahnya bersama sang kakek yang berada di kursi roda. Tiba tiba sang kakek memegang tangan Layla yang sebelumnya memperlihatkan ijazah kelulusannya dari sma,

“Layla, kamu tetap di rumah, tidak perlu lagi menempuh pendidikan yang lebih tinggi, setelah kakek tiada, kamu harus meneruskan keluarga ini, persetan dengan ayah mu, kalau perlu kamu bunuh saja dia, dasar anak tidak berbakti,” ujar sang kakek.

“Kakek, aku ingin menjadi fashion designer yang terkenal, aku ingin kuliah dan tidak mau meneruskan menjadi kepala keluarga di keluarga ini,” ujar Layla.

“Hahaha...apa gunanya fashion designer, kamu jangan bermimpi, pimpinlah keluarga ini seperti kakek dan kamu akan bahagia,” ujar sang kakek.

“Maaf kek, kebahagiaan ku tidak di sini, aku kesini mau pamit sama kakek karena sekarang aku sudah lulus, jadi tolong berikan saja kepada papa hak waris ku, terima kasih atas kebaikan kakek kepada ku selama ini, tapi aku lebih mementingkan keluarga ku,” ujar Layla.

“Hah...apa kamu bilang, mereka bukan keluarga mu, kamu anak ku, jangan macam macam dan turuti aku,” teriak sang kakek.

“Kakek sudah pikun ya, aku anak papa dan mama ku, baiklah kek, aku pergi, selamat tinggal, aku tidak akan kembali,” ujar Layla berbalik.

“Hei..Layla....Layla...dasar anak durhaka,” teriak sang kakek.

“Yang durhaka itu kakek, selamat tinggal,” ujar Layla membanting pintu.

Layla berlari ke kamarnya dan langsung membereskan barang barangnya, ketika dia keluar membawa barang barangnya, dia melihat sebuah mobil yang baru tiba dan seorang anak kecil berusia 11 tahun turun dari dalam, Layla langsung menghampiri anak kecil itu dan memeluknya,

“Harris, aku pergi dulu, aku akan kembali nanti dan saat itu kamu akan bersama dengan ku ya,” ujar Layla.

“Hah...aku kan baru datang kak, masa kakak pergi ? kakak mau kemana ?” tanya Harris.

“Aku mau menggapai cita cita ku dan kalau aku berhasil aku pasti akan membawa mu bersama ku,” jawab Layla.

“Wah...janji ya kak, aku tunggu loh,” ujar Harris.

“Kakak janji,” balas Layla sambil memeluk Harris.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!